Masuk Daftar
My Getplus

Ketika Ali Sastroamidjojo Menutup Konferensi Asia-Afrika

Bagaimana sebagai perwakilan tuan rumah, Ali Sastroamidjojo mengungkapkan rasa bahagianya atas keberhasilan konferensi pertama negara-negara Asia Afrika itu..

Oleh: M. Fazil Pamungkas | 27 Apr 2021
Suasana pertemuan perwakilan Konferensi Colombo di Bogor tahun 1954 sebelum dimulainya acara KAA. (Perpusnas RI).

Para Sri Paduka.

Para Paduka Yang Mulia, Nyonya-nyonya dan Tuan-tuan!

Saudara-saudara sekalian!

Advertising
Advertising

Setelah kita sekarang tiba pada penutupan Konperensi ini, sesudah mengalami suatu minggu yang amat penting, saya ingin untuk mengucapkan terima kasih kepada tuan-tuan sekaliannya atas semangat goodwill dan kesudian untuk memaklumi yang tuan-tuan telah perlihatkan dengan nyata dan terus menerus selama pembicaraan-pembicaraan kita yang berhasil itu: Adalah semangat dan kesudian ini yang memungkinkan untuk bekerja sama dan mendapatkan hasil-hasil yang baik, serta apabila tuan-tuan memperkenankan saya menyatakan suatu perasaan hati saya sendiri yang membuatnya suatu kegembiraan bagi saya, untuk menjadi ketuanya.

Paragraf di atas merupakan penggalan pidato penutupan acara Konferensi Asia Afrika (KAA) tahun 1955 di Kota Bandung, Jawa Barat, yang dibacakan oleh Ketua Umum Kofrensi Asia-Afrika (KAA) Ali Sastroamidjojo.

Baca juga: Ali Sastroamidjojo, Sang Diplomat Ulung

Di hadapan tamu-tamu kehormatan, serta para perwakilan negara-negara di Asia dan Afrika, Ali Sastroamidjojo mengungkapkan rasa syukur atas terselenggaranya konferensi negara-negara se-Asia dan Afrika yang pertama, dengan Indonesia sebagai tuan rumahnya.

“Kita harus memberikan kredit kepada Ali Sastroamidjojo karena dia juga merupakan tokoh penting penggalang pedamaian dunia di tahun 1950-an, di mana keresahannya atas situasi politik Asia yang terancam oleh kontestasi adidaya Perang Dingin ...” kata sejarawan Wildan Sena Utama dalam acara “Tadaruan dan Pembahasan Pidato Penutup Ali Sastroamidjojo di Konperensi Asia Afrika 1955”, diselenggarakan Asian African Reading Club (AARC), Sabtu (24/04/2021).

Ali membuka pidatonya dengan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang mendukung penyelenggaraan KAA, terutama para pimpinan negara yang sejak awal memberikan dorongan kepadanya untuk membuat gagasan konferensi tersebut menjadi nyata.

Baca juga: Menanti Gelar Pahlawan Nasional untuk Ali Sastroamidjojo

Selanjutnya, Ali mengatakan kalau KAA telah menjadi jembatan persahabatan antara Asia dan Afrika. Acara itu juga menjadi ajang pertemuan langka bagi para perwakilan dari dua benua berbeda, yang mungkin saja tidak akan pernah terjadi jika KAA tidak terselenggara.

“Kita berharap dalam hati kita bahwa perkenalan itu akan membawa tumbuh sesuatu, yakni sesuatu yang berharga yang dapat menguntungkan bukan saja rakyat Asia dan Afrika, akan tetapi juga dunia raya,” kata Ali.

Ali mengatakan jika KAA merupakan jawaban dari segala keraguan negara-negara, terutama yang baru saja mengecap rasa dari sebuah kemerdekaan, atas perannya memajukan perdamaian dunia. Selain juga keraguan atas persatuan dan kesatuan Asia dan Afrika yang terhalang oleh perbedaan politik, sosial, serta budaya.

Melalui KAA, mereka telah membuktikan bahwa bangsa-bangsa Asia dan Afrika dapat bersatu membela perdamaian dunia. Sekalipun mereka memiliki perbedaan yang amat besar di bidang politik, sosial, dan budaya. Melalui kesepakatan bersama, serta kebulatan tekad, para perwakilan menunjukkan bentuk persatuan yang penting.

Baca juga: Kisah Sunyi Ali Sastroamidjojo

Ali sadar jika dalam proses mencari persatuan dalam konferensi tersebut kadang kala mereka terbentur oleh kepentingan masing-masing, yang membuat perdebatan seringkali terjadi. Namun itu semua baik untuk dicarikan solusinya. Hingga akhirnya mereka berhasil mendapatkan jawaban yang sesuai dengan kepentingan bersama.

“Demikianlah pertemuan kita itu tumbuh menjadi lebih bernilai daripada hanya sesuatu konperensi semata-mata. Kita menjadi saling mengerti dalam suasana ramah-tamah dan tulus hati. Kita jadi percaya atas kecakapan kita untuk memberikan bantuan yang berharga buat perdamaian dunia meskipun kita meninjau tujuan kita bersama itu dari sudut pandang berlainan,” ujar Ali.

Perdana Menteri ke-8 RI itu menegaskan bahwa keputusan-keputusan yang dibuat bersama di KAA tidak serta-merta menghalangi kepentingan negara perwakilan masing-masing. Justru keberadaan KAA harus dapat membantu permasalahan bersama untuk senantiasa terbebas dari segala beban, tidak hanya politik tetapi ekonomi, sosial, serta budaya. Juga membantu mengurangi ketegangan dunia.

Baca juga: Ketika Ali Sastroamidjojo Diajak Fidel Castro ke Daerah Terpencil

Dalam paragraf penutupan pidatonya, Ali berharap sekembalinya para perwakilan ke negara masing-masing dapat membawa rasa kepuasan dan semangat demokrasi yang mereka tunjukkan di dalam KAA. Mereka juga diharapkan bisa membuktikan kepada dunia bahwa negara-negara Asia dan Afrika dapat bersatu menjaga perdamaian.

“Banyak tali persahabatan telah diikat selama hari-hari yang lampau, hubungan-hubungan yang berfaedah telah terbentuk. Kita mengetahui sekarang sesama kita, bahwa kita ingin mempraktekkan toleransi dan hidup bersama-sama secara damai satu dengan yang lainnya sebagai tetangga baik,” tegas Ali.

“Semoga kita dapat meneruskan perjalanan kita di atas jalan yang telah kita pilih bersama-sama dan semoga Konperensi Bandung ini tetap tegak sebagai sebuah mercusuar yang membimbing kemajuan di masa depan dari Asia dan Afrika,” pungkasnya.

TAG

ali sastroamidjojo konferensi asia afrika

ARTIKEL TERKAIT

Ketika Jepang Tertipu Mata-mata Palsu Presiden Korea Selatan Park Chung Hee Ditembak Kepala Intelnya Sendiri Aksi Spionase Jepang Sebelum Menyerang Pearl Harbor Mimpi Pilkada Langsung Keluarga Jerman di Balik Serangan Jepang ke Pearl Harbor Insiden Perobekan Bendera di Bandung yang Terlupakan Memburu Kapal Hantu Perdebatan Gelar Pahlawan untuk Presiden Soeharto Paris Palsu di Masa Perang Dunia I Arsip Foto Merekam Jakarta di Era Bung Karno