Masuk Daftar
My Getplus

Kisah Cinta Diktator Korea Utara

Kim Jong-il jatuh cinta kepada aktris papan atas Korea Utara. Hubungan mereka ditentang ayahnya, Kim Il-sung, karena keluarga perempuan itu dari Korea Selatan dan membelot ke Barat.

Oleh: Amanda Rachmadita | 17 Mei 2024
Lukisan Kim Jong-il untuk propaganda Korea Utara. (Mark Fahey/Wikipedia Commons).

BAGI sebagian orang pembahasan mengenai Korea Utara selalu menarik untuk diikuti. Tak hanya seputar hubungannya dengan Korea Selatan yang “panas-dingin” atau kebijakan “tangan besi” sang pemimpin tertinggi yang membuatnya disebut diktator, tetapi juga kehidupan pribadi sang kepala negara, yakni keluarga Kim (Kim Il-sung, Kim Jong-il, dan Kim Jong-un).

Andrei Nikolaevich Lankov dalam The Real North Korea: Life and Politics in the Failed Stalinist Utopia, menyebut kehidupan pribadi pemimpin tertinggi Korea Utara diwarnai drama tidak terduga, yang umumnya kesukaan para produser televisi yang senang dengan kisah-kisah dipenuhi berbagai intrik. Kisah percintaan Kim Jong-il dengan aktris layar lebar terkenal di Korea Utara misalnya, tak hanya dikritik dan ditentang sang ayah, Kim Il-sung, tetapi juga menjadi buah bibir di kalangan masyarakat –meski tak ada yang berani menggunjingkannya secara terang-terangan.

Baca juga: Tiga Generasi Dinasti Kim

Advertising
Advertising

Kisahnya berawal dari ketertarikan Kim Jong-il muda terhadap dunia perfilman. Beberapa tahun setelah berakhirnya Perang Korea dan terbentuknya Korea Utara, Kim Jong-il yang lulus dari Universitas Kim Il-sung di Pyongyang pada 1964, diangkat menjadi kepala bagian di Komite Sentral Partai Buruh Korea yang dipimpin ayahnya, Kim Il-sung yang juga pemimpin tertinggi Korea Utara. “Jong-il memiliki tugas untuk mengawasi kegiatan Departemen Propaganda dan Agitasi,” tulis Johannes Schönherr dalam North Korean Cinema: A History.

Kim Jong-il memandang semua seni merupakan alat propaganda dan agitasi yang penting. Dia pun mendorong pembuatan film-film yang mempropagandakan kebajikan masyarakat Juche yang tengah dibangun oleh pemerintahan ayahnya. “Semua film harus bersifat politis mulai saat itu, dan yang paling penting, film-film tersebut harus menyisipkan pujian untuk Kim Il-sung sebagai pembebas Korea,” tulis Schönherr.

Baca juga: Ideologi Juche Korea Utara

 

Kim Jong-il (tengah kanan, berkacamata) melakukan kunjungan ke Studio Film Korea pada tahun 1979. (Johannes Schönherr, North Korean Cinema: A History).

Baca juga: Kisah Dewa dari Korea Utara

King Jong-il kerap mendatangi studio maupun lokasi syuting film. Di sanalah dia bertemu dengan Song Hye-rim, seorang pemeran film yang cantik. Pertemuan itu sangat berkesan bagi Kim Jong-il. Dia terpikat oleh pesona Song Hye-rim.

Meski begitu, menurut Song Hye-rang, saudara perempuan Song Hye-rim, Kim Jong-il kemungkinan besar sudah mengetahui Song Hye-rim sebelum mereka bertemu di lokasi syuting. “Putra pemimpin tertinggi Korea Utara yang memiliki hobi berkendara motor semasa sekolah menengah atas itu pasti mengetahui Hye-rim yang merupakan ipar dari teman dekatnya,” tulis Song Hye-rang dalam memoarnya, Deungnamu Jip (Wisteria House).

Ra Jong-yil dalam Inside North Korea’s Theocracy: The Rise and Sudden Fall of Jang Song-thaek menyebut bahwa sudah menjadi cerita yang terkenal (di luar Korea Utara) jika ketika muda, Kim Jong-il pernah pergi ke rumah temannya, Ri Jong-hyok, dan sangat tertarik dengan saudara ipar temannya itu, yaitu Song Hye-rim. Kala itu, wanita yang usianya beberapa tahun lebih tua dari Kim Jong-il tersebut telah menikah dengan Ri Pyong, putra dari Ri Ki-yong, penulis yang pergi ke Korea Utara setelah kemerdekaan Korea dari Jepang dan pernah menjabat sebagai ketua Liga Penulis Korea Utara. Dari pernikahan tersebut, Song Hye-rim dan Ri Pyong dikaruniai anak perempuan bernama Ri Ok-dol.

Baca juga: Kimilsungia, Kim Il-sung dan Indonesia

Saat bertemu dengan King Jong-il di lokasi syuting, Song Hye-rim yang berusia tiga puluh tahunan telah menjadi bintang film terkenal di Korea Utara pada medio 1960-an. Ia telah berakting dalam film-film populer seperti Onjongryong, Paek Il Hong, dan The Road I Found. Walau beberapa kritikus memandang remeh kemampuan akting Song Hye-rim, Kim Jong-il justru memberikan apresiasi yang tinggi kepada wanita yang pernah belajar di Universitas Seni Drama dan Sinematik Pyongyang itu. Kim Jong-il memberi Song Hye-rim koneksi kepada orang-orang penting di dunia film dan tokoh-tokoh penting di Korea Utara. Song Hye-rim juga menjadi salah seorang yang ditunjuk Kim Jong-il untuk menghadiri festival film di luar negeri.

“Pada 1968, Hye-rim pergi ke Festival Film Phnom Penh dan kembali menerima pujian yang tinggi... Saat menghadiri festival itu, Hye-rim dikabarkan membuat kagum para wartawan akan pengalaman akting dan caranya menjawab pertanyaan dari awak media. Ia seakan mematahkan pandangan yang menganggap bahwa aktris hanyalah orang-orang yang mengandalkan kecantikan wajah dan umumnya tidak memiliki pengetahuan yang luas,” tulis Song Hye-rang.

Tak peduli latar belakang keluarga dan status Song Hye-rim yang sudah menikah, Kim Jong-il yang dimabuk cinta mengajak Song Hye-rim untuk tinggal bersama. Permintaan ini memicu konflik dalam rumah tangga Song Hye-rim dan Ri Pyong yang berujung perceraian. Skandal ini tak hanya berdampak pada Ri Pyong yang mengalami tekanan darah dan masalah psikologis sehingga tak dapat beraktivitas dengan normal, tetapi juga pada Ri Ki-yong yang berhenti menulis karena syok setelah perceraian putranya.

Baca juga: Korea Utara di Antara Konflik Israel-Palestina

Song Hye-rim (kiri) menghadiri sebuah festival film di tahun 1968. (Song Hye-rang, Deungnamu Jip).

Baca juga: Aneka Kuliner Favorit Diktator Korea Utara

King Jong-il berusaha merahasiakan hubungannya dengan Song Hye-rim dari publik, khususnya dari ayahnya, Kim Il-sung. Selain memisahkan Song Hye-rim dengan putrinya, Kim Jong-il juga menempatkannya di rumah mewah dengan penjagaan sangat ketat. Tak hanya dihuni oleh Song Hye-rim dan kelak putranya, Kim Jong-nam yang lahir pada 1971, rumah yang dikenal dengan nama Kediaman No. 15 itu juga dihuni sekitar 100 pelayan dan 500 pengawal (delapan juru masak, di mana salah satunya dilatih di Jepang dan memiliki spesialisasi dalam memasak sukiyaki, makanan favorit Kim Jong-il). Beberapa tahun kemudian, ibu dan saudaranya, Song Hye-rang dengan dua anaknya Ri Il-nam dan Ri Nam-ok, ikut tinggal di rumah mewah tersebut.

Meski ditutupi dari publik, hubungan Kim Jong-il dan Song Hye-rim lambat laun tercium. Tak diketahui pasti apakah mereka menikah setelah tinggal bersama, tetapi yang pasti Kim Il-sung tidak menyukai hubungan mereka. Kim Il-sung kemudian menjodohkan Kim Jong-il dengan Kim Young-sook, putri perwira tinggi militer. Pernikahan itu merenggangkan hubungan Kim Jong-il dan Song Hye-rim, terlebih tiga tahun setelah Kim Jong-nam lahir, Kim Young-sook juga melahirkan seorang putri bernama Kim Sul-song pada 1974.

Baca juga: Kisah Gatot, Orang Indonesia yang Terpaksa Hidup 50 Tahun di Korea Utara

Sejumlah sejarawan dan peneliti beranggapan bahwa ketidaksukaan Kim Il-sung terhadap hubungan Kim Jong-il dengan Song Hye-rim karena latar belakang keluarganya. “Selain telah memiliki seorang putri dari pernikahan sebelumnya, latar belakang keluarga Hye-rim juga buruk karena ia berasal dari keluarga kaya di Korea Selatan. Lebih buruk lagi, beberapa anggota keluarga dari pihak ibunya membelot ke Barat,” tulis David W. Shin dalam Rationality in the North Korean Regime: Understanding the Kims’ Strategy of Provocation.

Hubungan Kim Jong-il dan Song Hye-rim semakin memburuk dan berakhir pada 1970-an. Khawatir dipisahkan dengan putranya, Song Hye-rim sempat melarikan diri bersama Kim Jong-nam. Namun, keduanya segera ditemukan dan dibawa kembali ke Kediaman No. 15. Pada 1975, Song Hye-rim diterbangkan ke Moskow, Uni Soviet untuk menjalani perawatan karena kesehatannya terus menurun, di antaranya akibat depresi.

Baca juga: Kim Il-sung Menerima Gelar Doktor Honoris Causa dari UI

Song Hye-rim saat berada di Moskow pada tahun 1970-an (Song Hye-rang, Deungnamu Jip).

Baca juga: Supeni, Kim Il-sung, dan Ganefo

Pembelot Korea Utara berpangkat tinggi, Hwang Jang-yop menduga Kim Jong-il mengasingkan Song Hye-rim ke luar negeri dalam waktu yang lama untuk meredam gosip di Korea Utara tentang hubungan mereka.

“Secara alami, rumor mulai menyebar di antara para pelajar Korea Utara yang belajar di Uni Soviet […] Kim Jong-il memerintahkan aparat untuk menghukum para penggosip. Mereka menginterogasi para mahasiswa Korea Utara yang tinggal di Moskow dan mengeksekusi semua mahasiswa yang hanya menjawab bahwa mereka tahu jika Song Hye-rim tinggal di Moskow,” tulis Jang-yop dikutip Bradley K. Martin dalam Under the Loving Care of the Fatherly Leader: North Korea and the Kim Dynasty.

Setelah menjalani perawatan panjang, Song Hye-rim tutup usia tahun 2002 dan dimakamkan di Moskow. Putra semata wayangnya, Kim Jong-nam hadir dalam pemakaman tersebut. Sementara itu, berita kematian Kim Jong-il menyita perhatian dunia saat diumumkan pada Desember 2011. Tanggal kematian mantan pemimpin tertinggi Korea Utara itu dirahasiakan, tetapi penyebab kematiannya diketahui akibat serangan jantung ketika melakukan perjalanan dengan kereta api.

Enam tahun berselang, Kim Jong-nam mati dibunuh di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia pada 13 Februari 2017. Pembunuhan itu diyakini atas perintah pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-un, anak kedua Kim Jong-il dengan Kim Young-hee.*

TAG

korea utara

ARTIKEL TERKAIT

PlayStation dan Nostalgia Mainan Anak-anak 1990-an Dakocan dari Boneka ke Lagu Anak-anak Ria Jenaka, Panakawan, dan Pesan-pesan Pemerintah Orde Baru Kembali ke Sunda Kelapa Kuntilanak dan Pontianak Nostalgia Si Unyil, Hiburan Anak-anak di Zaman Orde Baru Anak-anak Nonton Film di Zaman Kolonial Belanda Di Balik Layar Anna and the King Papa T. Bob dan Lagu Anak Sekolah di Sabang