Dari sekian nominasi di Academy Awards ke-92 di Teater Dolby, Los Angeles, Amerika Serikat, Minggu (9/2/2020) malam waktu setempat, film Joker jadi sorotan yang paling menonjol. Film yang diadaptasi dari komik itu masuk 11 nominasi meski hasilnya sekadar dua Piala Oscar, di kategori aktor utama terbaik (Joaquin Phoenix) dan musik scoring orisinil terbaik (Hildur Guðnadóttir).
Film 1917 yang masuk di 10 nominasi, membawa pulang tiga Piala Oscar. Masing-masing dari kategori sound mixing terbaik (Mark Taylor dan Stuart Wilson), sinematografi terbaik (Roger Deakins), dan efek visual terbaik (Guillaume Rocheron, Greg Butler, dan Dominic Tuohy). Ia mengalahkan Avengers: Endgame yang laris dan populer.
Yang menjadi kejutan adalah gemilangnya film Korea Selatan Parasite, yang menyabet empat Piala Oscar sekaligus. Masing-masing dari sutradara terbaik (Bong Joon-ho), naskah orisinil terbaik, film fitur internasional terbaik, dan best picture. Hebatnya, di kategori Best Picture ia mengalahkan The Irishman, Ford v Ferrari, Jojo Rabbit, Joker, Little Women, Marriage Story, 1917, dan Once Upon a Time in Hollywood. Parasite mencetak sejarah dalam perhelatan Academy Awards, yakni sebagai film Asia pertama yang menang kategori film terbaik.
Lantas, bagaimana sejarah Academy Award itu sendiri?
Trofi Penyatu Industri Film
Semua bermula dari berdirinya Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS) pada 11 Mei 1927. Organisasi itu dinisiasi pemilik rumah produksi Metro-Goldwyn-Mayer (MGM) Louis Burt Mayer. AMPAS didirikan sebagai organisasi yang jadi wadah bagi penyelesaian sejumlah sengketa para pelaku film di Hollywood. Setahun kemudian, Mayer menawarkan ide apresiasi para pelaku film.
“Saya menemukan cara terbaik menangani (para pekerja film) adalah dengan mengalungkan medali kepada mereka. Jika saya bisa memberikan mereka piala dan penghargaan, mereka akan ‘saling bunuh’ dalam persaingan produksi film sebagaimana keinginan saya. Itu alasannya Academy Award diciptakan,” ujar Mayer dalam biografi yang dituliskan Scott Eyman, Lion of Hollywood: The Life and Legend of Louis B. Mayer.
Baca juga: Berpacu Melawan Waktu dalam 1917
Para petinggi AMPAS lantas memutuskan pemberian penghargaan Academy Award Merit akan diberikan kepada 17 kategori yang merepresentasikan 17 cabang AMPAS. Mulai dari kategori aktor terbaik hingga penulis naskah terbaik. Namun, baru pada 1929 Academy Awards pertama dihelat sebagai ajang apresiasi karya dan para pelakunya dalam kurun 1927-1928, di Hotel Hollywood Roosevelt.
Para pemenangnya ditentukan berdasarkan voting ribuan anggota AMPAS. Nama-nama pemenang sudah diberikan ke sejumlah media cetak dan radio tiga bulan sebelum upacara penganugerahan. Namun kebijakan itu diubah setelah tahun 1930. Nama-nama pemenang baru diberikan ke media beberapa jam sebelum malam penganugerahan, untuk keperluan percetakan suratkabar.
Namun, kebijakan itu rawan kebocoran. Pada Academy Awards ke-12, Los Angeles Times sudah memuat bocoran nama pemenang sebelum malam penganugerahan, 29 Februari 1940. AMPAS lalu mengubah kebijakannya untuk Academy Awards ke-13, yang berlaku hingga sekarang, bahwa nama-nama pemenang hanya akan dituliskan di dalam selember kertas tertutup amplop. Amplop itu baru akan dibuka di atas panggung malam penganugerahan.
Trofi dan Julukan “The Oscars”
Simbol penghargaan Academy Award berupa trofi berlapis emas 24 karat berbobot 8,5 pon (±3,8 kilogram) dan tinggi 13,5 inci (34,3 sentimeter). Wujud trofi bergaya art deco itu berupa sosok seorang ksatria berdiri di atas gulungan film sambil memegang pedang. Trofi itu didesain Cedric Gibbons, sineas di Hollywood kala itu.
“Sketsa desainnya dibuat pada saat dia bosan di rapat komite Academy (AMPAS, red). Saat dia bosan mendengarkan pidato tentang pentingnya imej yang kuat, Cedric Gibbons menggambar sesosok ksatria Perang Salib tanpa pakaian sedang menancapkan pedangnya ke sebuah gulungan pita film,” tulis Anthony Holden dalam The Oscars.
Baca juga: Kirk Douglas, Pelaut yang Menaklukkan Hollywood
Saat Mayer menggagas ajang Academy Award, dia meminta Gibbons membuat trofi apresiasinya. Untuk menyempurnakan desain dari sketsa awalnya, Gibbons menggunakan Emilio Fernández, aktor yang dikenalnya dari sang pacar Dolores del Río, sebagai modelnya.
Hasil penyempurnaan sketsa Gibbons itu menjadi acuan pematung George Stanley dalam membuat trofi, dengan pengawasan Guido Nelli dari California Bronze Foundry. Trofi itu dinamai Academy Award of Merit.
Sejak 1939, trofi itu lebih beken disebut The Oscars atau Piala Oscar. Ada tiga individu yang mengklaim sebagai yang pertama mempopulerkan istilah The Oscars. Pertama adalah Bette Davis, aktris yang memenangi trofi itu lewat film Dangerous (1935) di Academy Awards 1936. Ia menyebut trofi itu sebagai Piala Oscar karena sosok ksatria telanjang di trofi itu mengingatkannya pada bokong suaminya, Harmon Oscar Nelson.
Klaim kedua berasal dari Margaret Herrick, pustakawan AMPAS. Mengutip Emanuel Levy dalam All About Oscar: The History and Politics of the Academy Awards, Herrick menyebut nama “Oscar” saat melihat patung emas itu pertamakali pada 1931, merujuk pada nama sepupunya, Oscar Pierce yang acap ia juluki “Paman Oscar”.
Klaim ketiga datang dari kolumnis Sidney Skolsky. Di artikelnya yang dimuat New York Daily pada 1934, Skolsky menyematkan kata “Oscar” untuk meledek trofi itu. “Will you have a cigar, Oscar?” tulisnya.
Baca juga: Akhir Hidup Si Pemeran Hitler
“Itu malam Academy Award saya ketika saya menjuluki trofi itu. Saya tak berusaha mengklaimnya secara hukum. Saya hanya ingin membuat trofi itu lebih humanis… Tahun-tahun berikutnya ketika merujuk penghargaan Academy, saya selalu memakai kata ‘Oscar’. Dalam beberapa tahun kemudian nama itu diterima dan diakui. Terbukti nama itu nama yang magis,” kata Skolsky dalam memoarnya yang dirilis pada 1975, Don’t Get Me Wrong, I Love Hollywood.
Pada 1939, AMPAS menetapkan julukan “The Oscars” bermula dari Herrick secara tersirat. Sementara, Skolsky diakui sebagai pihak pertama yang menyebut julukan itu secara tersurat.