Masuk Daftar
My Getplus

Aneka Maskot Copa América (Bagian I)

Amerika Serikat sebagai tuan rumah Copa América 2024 menghadirkan maskot elang bernama Capitán. Meneruskan tradisi yang mengadopsi fauna liar.

Oleh: Randy Wirayudha | 24 Jun 2024
Capitán yang jadi maskot untuk Copa América 2024 (copaamerica.com)

KEHADIRAN maskot dalam setiap turnamen sepakbola semata jadi ornamen yang sekadar melengkapi. Selain erat kaitannya dengan urusan bisnis, seringkali maskot dihadirkan untuk jadi simbol akan semangat tertentu. Pun di Copa América 2024 yang digelar di Amerika Serikat (AS) kurun 20 Juni-14 Juli 2024 ini.

Pesta sepakbola kawasan Amerika Selatan jilid ke-48 itu sendiri resmi dibuka pada Kamis (20/6/2024) atau Jumat (21/6/2024) WIB di Mercedes-Benz Stadium, Atlanta, Georgia. Laga pembukaan yang hanya berselang enam hari pasca-pembukaan Piala Eropa 2024 tersebut menghadirkan partai penyisihan Grup A antara juara bertahan Argentina melawan Kanada.

Selain performance para artis dengan theme song di upacara pembukaan dan laga pembuka di mana megabintang Argentina Lionel Messi memecahkan rekor pemain dengan penampilan terbanyak di Copa América (35 laga), hal yang ditunggu para fans adalah kehadiran maskotnya: Capitán. Maskot berwujud elang itu dipilih AS sebagai penyelenggara karena simbol kemuliaan dan keanekaragaman budaya di Amerika Utara hingga Amerika Selatan sekaligus mengilustrasikan kekuatan, keberanian, dan keunggulan.

Advertising
Advertising

“Capitán merepresentasikan fusi yang unik antara gairah sepakbola Amerika Selatan dan getaran atmosfer Amerika (Serikat). Lahir dari seorang ibu Latin dan ayah Amerika, Capitán mengundang kita untuk merayakan perbedaan budaya Amerika Selatan dan AS selalu menghormati perbedaan itu. CONMEBOL (konfederasi sepakbola Amerika Selatan, red.) juga menganggap hubungan simbolis itu dengan kepemimpinan dan kemuliaan yang diwakili oleh (simbol) elang,” ungkap CONMEBOL di laman resminya, 7 Desember 2023.

Faktanya, Capitán terhitung sebagai maskot ke-15 meski Copa América sudah menginjak edisi ke-48. Pasalnya, tradisi maskot baru terjadi sejak 1987 atau pada hajatan Copa América ke-33 di Argentina. Berikut hitung mundur ke-14 maskot itu:

Baca juga: Hajatan Copa América yang Sarat Sejarah

Pibe (2021) 

Anjing jalanan Pibe yang jadi maskot Copa América 2021 (copaamerica.com)

Berbeda dari gelaran 2024, pada Copa América 2021 di Brasil maskotnya bukan berwujud fauna liar. Maskotnya berupa anjing peliharaan berbulu coklat dan diberi nama Pibe.  

Mengutip Diario AS, 3 Desember 2019, penggambaran spot warna putih di bagian kiri mata, telinga yang besar, dan lidah yang terjulur merepresentasikan maskotnya merupakan anjing yang ceria dan lincah. Maskotnya resmi diumumkan seiring drawing penyisihan grup di Cartagena, Kolombia pada 3 Desember 2019.

Mestinya, Copa América edisi ke-47 itu digelar pada 2020 dengan Kolombia dan Argentina sebagai tuan rumah bersama. Namun mengingat situasi genting Pandemi Covid-19, gelarannya diundur. Dampaknya, Argentina memilih mundur dan kondisinuya kian runyam lantaran pergolakan politik memaksa Kolombia juga batal sehingga harus digantikan Brasil.

Kendati Argentina dan Kolombia urung jadi tuan rumah, maskotnya tetap Pibe. Maskot yang sudah dipilih Kolombia dan Argentina itu mengambil inspirasi anjing jalanan yang tersebar di Amerika Selatan. 

Penamaan Pibe yang dalam bahasa Spanyol berarti “Bocah” juga berasal dari hasil voting fans via Twitter (kini X). Namanya juga merujuk pada julukan legenda hidup sepakbola Kolombia, Carlos Valderrama, El Pibe, semasa muda yang diberikan ayahnya ketika Valderrama meniti karier di klub Argentina, Union Magdalena (1980-1984).

Baca juga: Petaka Pasadena

Zizito (2019) 

Kapibara yang dinamai mengambil inspirasi legenda Brasil untuk Copa América 2019 (copaamerica.com)

Kendati juga berhabitat di sebagian wilayah Kolombia, Venezuela, Uruguay, dan Argentina, kapibara (Hydrochoerus hydrochaeris) yang merupakan mamalia pengerat terbesar di dunia merupakan salah satu fauna khas Brasil. Fauna inilah yang jadi inspirasi maskot resmi Copa América 2019 di Tanah Samba.

Sebagai upaya melibatkan fans, pihak penyelenggara juga menggelar voting daring via Facebook dan Twitter (kini X) guna menentukan namanya. Dari beberapa opsi, nama “Zizito” yang paling favorit. Nama Zizito terinspirasi dari panggilan akrab Zizinho alias Thomaz Soares da Silva, pemain legendaris Brasil era 1950-an yang juga sahabat dekat Pelé.

“Saya menganggap nama yang dipilih fans mengombinasikan gairah sepakbola, sejarah turnamen, serta kebahagiaan dan kemuliaan maskot kami. Zizito tidak hanya akan jadi imej Copa América CONMEBOL tapi juga membawa kelembutan dan keceriaan kepada fans yang akan jadi saksi keunikan turnamen bersejarah ini,” kata direktur kompetisi panitia penyelenggara, Hugo Figueredo, di laman resmi Copa América, 12 April 2019.

Baca juga: Seputar Maskot-Maskot Asian Games (Bagian I)

Zincha (2015) 

Maskot Zincha menghiasi Copa América 2015 (ca2015.com)

Rubah culpeo (Lycalopex culpaeus) dikenal sebagai predator yang tak pernah pilih-pilih mangsa. Meski secara spesies cenderung lebih dekat dengan serigala atau anjing hutan, masyarakat setempat yang hidup berdampingan dengan habitat fauna tersebut di Tierre del Fuego, kepulauan di ujung selatan Pegunungan Andes (Chile dan Argentina), tetap menyebutnya zorro yang artinya rubah.

Fauna unik inilah yang dijadikan maskot resmi oleh penyelenggara Copa América 2015 di Chile. Maskotnya berupa anthropomorphic dari penggambaran rubah culpeo berbulu jingga dengan variasi warna putih di leher, biru di tangan kiri dan merah di kaki kanan sebagai simbol warna kebesaran bendera Chile.

Mengutip laman resmi pihak penyelenggara, 28 November 2014, nama maskotnya, Zincha, dipilih oleh fans Chile secara daring yang menyingkirkan dua opsi nama lain: Andi dan Kul. Nama Zincha merupakan kombinasi nama “Zorro” dan “Hincha” yang artinya fans atau penggemar, sebagai penegasan pentingnya jutaan suporter yang mengilai sepakbola Amerika Selatan. 

Baca juga: Seputar Maskot-Maskot Asian Games (Bagian II – Habis)

Tangolero (2011) 

Maskot berupa burung rhea lucu di Copa América 2011 (elmundo.es)

Seekor burung rhea (Rhea americana) lucu berseragam putih-biru langit khas jersey Argentina itu digambarkan sedang berlari sambil men-dribble bola. Tangolero, begitu nama yang disandang maskot tersebut.

Tangolero jadi maskot resmi untuk gelaran Copa América 2011 di Negeri Tango. Fauna yang menurut lidah orang Argentina disebut ñandú itu dipilih sebagai pengingat akan statusnya yang hampir punah menurut Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN).

Mengutip laman resmi penyelenggara, 30 Juni 2011, penamaan “Tangolero” memang berdasarkan hasil suara terbanyak, namun bukan berasal dari voting khalayak umum. Votingnya dilakukan sendiri oleh Santander Bank selaku sponsor utama Copa América 2011 terhadap lebih dari 6.000 pegawainya, elemen jurnalis, pelajar, dan klien-kliennya di Argentina, Brasil, Chile, Meksiko, Kolombia, Uruguay, dan Peru.

Dari beberapa opsi nama, Tangolero meraih suara terbanyak. Nama itu merupakan kombinasi dari julukan kultur khas Argentina, “Tango”, dan lema “gol”. Sayangnya pengilustrasian Tangolero yang mengenakan jersey Argentina tak memberi tuah tersendiri lantaran Lionel Messi cs. tersingkir di perempatfinal oleh tetangga merangkap rival, Uruguay, yang kemudian juga keluar sebagai juaranya untuk meraih trofi ke-15 kalinya.

Baca juga: Lionel Messi, Alien Sepakbola yang Membumi

Guaky (2007) 

Venezuela mengambil inspirasi dari burung makaw untuk maskotnya (X @estendenciavzl)

Jersey burgundy dengan warna khas bendera Venezuela terlihat mencolok pada sesosok burung makaw merah (Ara macao). Guaky, nama burung unik itu, menjadi nama maskot resmi Copa América 2007 di Venezuela.

Guaky merupakan salah satu fauna khas Venezuela yang terancam punah karena kehancuran habitat dan perdagangan burung ilegal. Guaky yang desainnya dibuat remaja berusia 15 tahun, Jhoyling Stephanie Zabaleta, menjadi maskot setelah memenangkan sayembara dan voting yang digelar pihak penyelenggara.

Mengutip El Mundo, 29 Juli 2012, sketsa awal hasil kreativitas Jhoyling berupa burung makaw merah tengah bertengger di atas sebatang dahan dengan sayap kanannya mengapit bola dan sayap kirinya terbuka memperlihatkan bulu sayap bagian dalamnya bermotif bendera Venezuela. Setelah desain itu memenangkan sayembara, disempurnakan lagi oleh firma desain grafis Fractal Studio sebelum diperkenalkan secara resmi pada momen drawing penyisihan grup pada 14 Februari 2007.

Baca juga: Serba-serbi Maskot Piala Eropa

Chasqui (2004) 

Penggambaran kurir era peradaban Inca yang jadi maskot Copa América (X @JeanFutve)

Momen Copa América seringkali jadikan “sepaket” dengan penegasan warisan kebudayaan bagi tuan rumah. Peru yang jadi host Copa América 2004 membuktikannya dengan maskot yang kental menggambarkan warisan peradaban Inca (1400-1533).  

Pihak penyelenggara memilih maskot resmi yang menggambarkan sesosok lelaki Inca mengenakan ikat kepala warna-warni, jersey putih-merah timnas Peru, tengah memainkan si kulit bundar dengan bertelanjang kaki. Maskotnya dinamai Chasqui, yang mengabadikan sebutan khusus untuk kurir yang lazim ada di era peradaban Inca sebagai penyampai pesan-pesan penting dari dan menuju pusat Kekaisaran Inca di Kerajaan Cusco.

“Menjadi penting untuk diketahui bahwa ini upaya untuk memadukan modernitas dan tradisi di kawasan pesisir Pegunungan Andes. Logo (maskot) yang dipilih untuk Copa América 2004 yang menggambarkan figur chasqui bermain bola dengan kostum timnas dan ikat yang mengingatkan warna pelangi khas Kekaisaran Inca,” tulis David Wood dalam artikel “Reading the Game: The Role of Football in Peruvian Literature” yang terdapat dalam buku Sporting Cultures: Hispanic Perspectives on Sport, Text and the Body.

Baca juga: Menyorot Tradisi Maskot

Amériko (2001) 

Kolombia mengadopsi konsep alien bermain bola untuk maskot Copa América 2001 (copaamerica.com)

Bukan sosok ikon budaya, bukan pula fauna langka. Kolombia sebagai tuan rumah penyelenggaraan Copa América 2001 menampilkan maskot berupa alien. 

Sebagaimana dilansir dari laman Copa América, 7 April 2019, maskotnya berupa alien berwarna biru yang mengenakan jersey dan celana khas timnas Kolombia yang dinamai Amériko. Menariknya nama tersebut bukan diambil dari bahasa Spanyol atau dialek-dialek turunannya, melainkan dari bahasa Esperanto yang berarti benua Amerika. 

Aliennya digambarkan punya kekuatan super. Ia akan bertransformasi menjadi Amériko-Bot yang ikonik kapanpun saat Kolombia diserang dan untuk mempertahankan Kolombia dari pasukan-pasukan asing yang jahat.

(Bersambung)

TAG

amerika latin sepakbola maskot

ARTIKEL TERKAIT

Cerita dari Stadion Kridosono (Bagian II – Habis) Cerita dari Stadion Kridosono (Bagian I) Pengungsi Basque yang Memetik Bintang di Negeri Tirai Besi Riwayat NEC Nijmegen yang Menembus Imej Semenjana Geliat Tim Naga di Panggung Sepakbola Mula Bahrain Mengenal Sepakbola Enam Momen Pemain jadi Kiper Dadakan Memori Manis Johan Neeskens Kenapa Australia Menyebutnya Soccer ketimbang Football? Kakak dan Adik Beda Timnas di Sepakbola Dunia