Masuk Daftar
My Getplus

Hajatan Copa América yang Sarat Sejarah

Turnamen internal Amerika Selatan lebih tua dari Piala Eropa. Sudah dua kali hajatannya dihelat di Amerika Utara.

Oleh: Randy Wirayudha | 21 Jun 2024
Argentina yang akan mempertahankan trofi juaranya di Copa América (copaamerica.com)

UNTUK kedua kalinya pesta sepakbola Amerika Selatan dihelat di Amerika Utara. Amerika Serikat (AS) jadi tuan rumah Copa América 2024 setelah pada 2016 juga menggelar hajatan sama. Negeri Paman Sam itu memenangi bidding tuan rumahnya pada 2022 menyingkirkan Ekuador dan Peru.

Gelaran Copa América edisi ke-48 –yang dihelat dari 20 Juni-14 Juli 2024 dan berbarengan dengan Euro 2024– itu merupakan kelanjutan dari kerjasama strategis antara konfederasi CONMEBOL (Amerika Selatan) dan Concacaf (Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Karibia) dalam rangka peringatan centenario alias 100 tahun Copa América 2016 silam. Tidak hanya untuk kompetisi sepakbola putra tapi juga kompetisi putrinya.

“Kemitraan ini dimaksudkan untuk mendukung perkembangan sepakbola putra dan putri di (naungan) Concacaf dan CONMEBOL yang akan menjadi manfaat bersama untuk kedua konfederasi. Kami menantikan kerjasama ini untuk memastikan sepakbola di dua wilayah terus berjaya,” kata Presiden Concacaf Victor Montagliani di laman resmi Concacaf, 27 Januari 2023.

Advertising
Advertising

Baca juga: Arena Sejarah Piala Eropa

Alhasil sejak 2016, terjadi pemekaran partisipan Copa América dengan 16 peserta. Sebelumnya, turnamen itu hanya mengikutsertakan tim-tim dari Amerika Selatan. Sejak kerjasama itu terjadi, Copa América diikuti 16 tim: 10 tim anggota CONMEBOL dan enam tim anggota Concacaf.

Terlepas dari kerjasama kemitraan itu, sejak 31 tahun lampau Copa América sejatinya sudah tak asing dengan keikutsertaan tim dari luar CONMEBOL walau statusnya sekadar undangan. Meksiko jadi tim non-CONMEBOL pertama dengan mengikuti Copa América 1993. Lalu, Jepang jadi tim asal Asia pertama yang menerima undangan di Copa América 1999. Jepang juga kembali hadir bersama “debutan” Qatar untuk turut memenuhi undangan tampil di Copa América 2019. 

Meksiko pada edisi 1993 (kiri) & Jepang pada 1999 (El Grafico/the-afc.com)

Mula Copa América 

Copa América dalam persepakbolaan internasional diakui sebagai turnamen internal kawasan Amerika Selatan tertua. CONMEBOL mengakui turnamen Campeonato Sudamericano de Fútbol pada 1916 sebagai pendahulu Copa América. 

Sebagai perbandingan, AFC menggulirkan Piala Asia pertamanya pada 1956. Selang setahun, CAF mengikuti dengan Piala Afrika. Adapun UEFA membuka hajatan Euro baru pada 1960, hanya sedikit lebih “senior” dari OFC yang menggelar inagurasi Piala Oseania pada 1973.

Namun, sejatinya ada satu turnamen antarnegara di Amerika Selatan yang enam tahun lebih tua dari Campeonato Sudamericano de Fútbol. Tetapi, turnamen itu tak diakui CONMEBOL.

Andreas Campomar dalam ¡Golazo!: A History of Latin American Football menyebut, turnamen antarnegara Amerika Latin sudah eksis sejak 1910 lewat turnamen bernama Copa Centenario Revolución de Mayo, dihelat di Buenos Aires, 29 Mei-12 Juni 1910. Perhelatannya diadakan dalam rangka peringatan 100 tahun Revolusi Mei, peristiwa revolusi pertama yang berhasil dilakoni negara-negara terjajah macam Río de la Plata (sebutan terdahulu Argentina), Bolivia, Paraguay, Uruguay, dan sebagian wilayah Brasil dalam menentang kolonialis Spanyol.

Baca juga: Misteri Piala Dunia di Patagonia

Argentina turut mengundang Uruguay, Chile, dan Brasil. Namun Brasil mundur sebelum laga usai. Setelah dua kali menang dan memuncaki klasemen akhir, Argentina jadi pemenangnya dalam gelaran dengan sistem mini-liga itu. 

Meski tak diakui CONMEBOL, perhelatan itu jadi kompetisi sepakbola pertama yang dilakoni lebih dari dua tim. Sebelumnya, laga-laga berebut trofi hanya sekadar dilakoni dua tim, seperti Copa Newton, Copa Lipton, atau Copa Premier Honor Argentino yang hanya menampilkan Argentina dan Uruguay.

Seiring lahirnya CONMEBOL, pada 1916 presiden pertama CONMEBOL, Héctor Rivadavia Gómez, memunculkan ide untuk membuat turnamen resminya. Gagasannya untuk menelurkan turnamen negara-negara “serumpun” di bagian selatan Benua Amerika. Turnamennya dinamai Campeonato Sudamericano de Fútbol.

Skuad Uruguay yang menjuarai Copa América 1916 (auf.org.uy)

Argentina mendapat kehormatan jadi tuan rumahnya lagi yang kali ini seiring peringatan 100 tahun kemerdekaan Argentina (9 Juli 1816). Turnamennya digelar 2-17 Juli 1916 di dua kota: Buenos Aires dan Avellaneda. Partisipannya baru diikuti empat tim: Argentina, Uruguay, Brasil, dan Cile. Sistem turnamennya pun setali tiga uang dengan pendahulunya, yakni sistem mini-liga dengan pemuncak klasemen jadi juaranya.

Dalam edisi inagurasi pada 1916 itu, Uruguay keluar sebagai pemenangnya. Uruguay total dua kali menang dan sekali imbang.  

Seiring masa, turnamen Campeonato Sudamericano de Fútbol terus bertambah partisipan sehingga sistem dan formatnya pun diubah menjadi babak knock out. Dari era lama ini, Argentina bersama Uruguay langganan juara. Hingga kini, Argentina sudah 15 kali juara, termasuk pada Copa América 2021. Bahkan, negeri Tango pernah hattrick juara: di edisi tahun 1945, 1946, dan 1947.

Namun, kehadiran maskot sebagai pelengkap turnamen baru hadir di Copa América 1987. Maskot perdana yang dinamai Gardelito itu merupakan penggambaran penyanyi tango Argentina Carlos Gardel. 

Baca juga: Serba-serbi Maskot Piala Eropa

Selebihnya hingga 14 edisi berikutnya, maskotnya mayoritas didominasi penggambaran fauna khas masing-masing negara tuan rumah. Di Copa América 2024 di AS, Capitán sang maskot, inspirasinya diambil dari burung elang berbulu leher merah dan bersayap hitam.

“(Capitán) merepresentasikan spirit kebebasan, gairah, kegigihan, dan determinasi yang jadi karakter tim-tim partisipan. Maskotnya lahir dari simbolisme bahwa fauna mulia ini membawa keanekaragaman budaya (benua) Amerika, mengilustrasikan kekuatan, keberanian, dan keunggulan,” ungkap CONMEBOL di laman resminya, 7 Desember 2023.

Menarik menyaksikan bagaimana Argentina sebagai juara bertahan merangkap jawara Piala Dunia 2022 akan mempertahankan mahkotanya. Tidak menutup kemungkinan tim-tim langganan juara sebelumnya seperti Chile, Brasil, atau Uruguay bisa kembali merebut trofinya. 

Terlebih yang akan keluar sebagai juara Copa América juga akan kembali tampil dalam Finalissima alias duel jawara Copa América-Piala Eropa yang –diadakan sebagai realisasi kesepakatan UEFA-CONMEBOL pada 12 Februari 2020–   sebelumnya digelar pada 1 Juni 2022 antara Argentina kontra Italia.  

Gardelito maskot pertama pada 1987 (kiri) dan Capitán maskot pada 2024 (copaamerica.com)

TAG

amerika latin sepakbola

ARTIKEL TERKAIT

Cerita dari Stadion Kridosono (Bagian II – Habis) Cerita dari Stadion Kridosono (Bagian I) Pengungsi Basque yang Memetik Bintang di Negeri Tirai Besi Riwayat NEC Nijmegen yang Menembus Imej Semenjana Geliat Tim Naga di Panggung Sepakbola Mula Bahrain Mengenal Sepakbola Enam Momen Pemain jadi Kiper Dadakan Memori Manis Johan Neeskens Kenapa Australia Menyebutnya Soccer ketimbang Football? Kakak dan Adik Beda Timnas di Sepakbola Dunia