Masuk Daftar
My Getplus

Wartawan Pencetus Ballon d'Or

Dicetuskan seorang wartawan, pemenang Ballon d’Or senantiasa dipilih lewat voting wartawan.

Oleh: Randy Wirayudha | 26 Nov 2018
Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro pemenang Ballon d'Or 2017 sekaligus meraih penghargaan pemain terbaik untuk kelima kalinya (Foto: uefa.com)

Rasa penasaran penggila sepakbola di berbagai penjuru dunia makin meluap seiring kian dekatnya hari-H Penganugerahan Ballon d’Or 2018. Selain megabintang Cristiano Ronaldo (Portugal/Juventus) dan Lionel Messi (Argentina/Barcelona) yang masing-masing telah merebutnya lima kali, ada 28 bintang lain yang saling bersaing untuk menjadi number one. Mereka antara lain, Kylian Mbappé (Prancis/Paris-Saint-Germain), Luka Modrić (Kroasia/Real Madrid), Antoine Griezmann (Prancis/Atletico Madrid), dan Mohammed Salah (Mesir/Liverpool).

Ke-30 nama itu bakal dikerucutkan jadi tiga nama finalis sekaligus ditentukan pemenangnya pada Senin (3/12/2018) mendatang di Paris. Pemenangnya ditentukan oleh vote ratusan jurnalis olahraga yang ditentukan dan masuk dalam tim jurnalis internasional yang akan dikumpulkan media Prancis, France Football.

Pemenang ditentukan lewat tiga penilaian. Pertama, performa individu setahun terakhir. Kedua, talenta dan permainan fair play. Ketiga, penilaian keseluruhan karier si pemain. Capaian gol maupun gelar juara yang diraih si pemain bersama klub maupun negara tidak serta-merta menjadikannya perebut Ballon d’Or.

Advertising
Advertising

Gabriel Hanot dan Mula Ballon d’Or

Ballon d’Or atau penghargaan Bola Emas sejatinya merupakan anugerah tahunan untuk pesepakbola putra terbaik. Sebagaimana namanya, Ballon d’Or asli produk Prancis. Penghargaan ini digagas wartawan cum mantan pesepakbola Prancis Gabriel Hanot pada 1956. Maka itu penentuan pemilihan suara untuk pemenang pemain terbaiknya ditentukan oleh wartawan.

Gabriel Hanot yang lahir di Arras, 6 November 1889, mulanya merupakan pesepakbola klub US Tourcoing. Bill dan William J. Murray dalam The World’s Game: A History of Soccer menyingkap, Hanot juga sempat jadi bek timnas Prancis dengan catatan 10 caps sejak 1908. Sayang, karier Hanot berakhir pada 1919 akibat cedera kaki permanen pasca-kecelakaan pesawat.

Baca juga: Turnamen Para Juara yang Digagas Wartawan Prancis

Namun, passion-nya pada sepakbola tak pernah padam. Dia lalu memilih jadi wartawan olahraga. “Hanot menjadi wartawan di L’Auto, Mirroir des Sports, dan kemudian L’Equipe dan France Football,” tulis Patrick Boudreault dalam “Saga Ligue des Champions: Gabriel Hanot, Visionnaire de Genie” yang dimuat dalam La Depeche, 6 Agustus 2007.

Hanot juga mengadvokasi liga profesional Prancis lewat Commision de Classement et de Statut Pro. “Bahkan pada 1932 Hanot ikut menggagas kejuaraan profesional Prancis (kini Ligue 1),” sambung Patrick Boudreault. Pada 1945-1949, Hanot jadi pelatih timnas Prancis.

Bersama rekannya di L’Equipe, Jacques Ferran, Hanot mengagas Piala Champions (kini UEFA Champions League) pada 1955. Dengan adanya kompetisi para juara di Eropa, sang pemimpin redaksi France Football itu lalu juga melahirkan penghargaan untuk pemain terbaik Eropa, Ballon d’Or.

Adalah Stanley Matthews, pemain sayap Inggris yang bermain di klub Blackpool, yang jadi pemenang pertamanya, tahun 1956. Trofi penghargaan berbentuk bola berlapis emas itu diserahkan langsung oleh Hanot di Paris. Trofi itu, catat situs FIFA edisi 6 Januari 2016, didesain dan diproduksi sebuah perusahaan pembuat perhiasan legendaris yang berdiri sejak 1613, Mellerio dits Meller.

Perusahaan itu pula yang membuat ulang trofi dari tahun ke tahun dengan desain dan komposisi yang sama. Trofi bola emas 18 karat itu berdiameter 31 cm dan berbobot lima kilogram.

Baca juga: Finalis Liga Champions pertama tur ke Indonesia

Hingga 1994, hanya pemain Eropa yang memenangkannya lantaran penghargaan ini memang dibuat khusus untuk pesepakbola Benua Biru. Namun sejak 1995, para pemain dari berbagai benua bisa mengikutinya dan bahkan memenangkannya selama berkarier di klub Eropa.

Benar saja, begitu aturan baru diterapkan pada 1995, Ballon d’Or langsung direbut George Weah, pemain Liberia yang kala itu merumput di AC Milan. Ronaldo Luiz Nazario de Lima (Brasil/Barcelona) yang merebutnya pada 1997 tercatat jadi pemenang asal Amerika Latin pertama.

France Football selaku penyelenggara lalu digandeng FIFA bekerjasama menghelat anugerah tahunan itu, namanya berubah jadi FIFA Ballon d’Or pada 2010-2015. Sepanjang masa ini, pemilihan pemenang tidak dimonopoli para jurnalis namun juga mengikutsertakan para kapten tim anggota FIFA.

Setelah kerjasama dengan FIFA terhenti pada 2016, France Football tetap menghelat anugerah Ballon d’Or. Sementara, FIFA menghelat anugerah sendiri bernama FIFA World Player of the Year.

Mulai tahun ini, Ballon d’Or tak hanya akan diberikan kepada pesepakbola putra terbaik. France Football akan membuka voting para jurnalis untuk memilih pesepakbola putri terbaik. Lucy Bronze (Inggris/Olympique Lyon), Pernille Harder (Denmark/VfL Wolfsburg), Saki Kumagai (Jepang/Lyon) dan 12 pemain putri/kandidat lain bersaing untuk menjadi yang terbaik.

TAG

sepakbola pers wartawan ballon-d'or

ARTIKEL TERKAIT

Cerita dari Stadion Kridosono (Bagian II – Habis) Cerita dari Stadion Kridosono (Bagian I) Pengungsi Basque yang Memetik Bintang di Negeri Tirai Besi Riwayat NEC Nijmegen yang Menembus Imej Semenjana Mengungkap Lokasi Pertempuran al-Qadisiyyah Rawamangun Bermula dari Kampung Sepi Geliat Tim Naga di Panggung Sepakbola Mula Bahrain Mengenal Sepakbola Enam Momen Pemain jadi Kiper Dadakan Memori Manis Johan Neeskens