Masuk Daftar
My Getplus

Pertunjukan Propaganda untuk Anak-Anak

Jepang mendirikan badan kebudayaan untuk memberikan pertunjukan kesenian kepada anak-anak. Tujuannya propaganda perang Asia Timur Raya.

Oleh: Hendri F. Isnaeni | 11 Apr 2013
Anak-anak memberi hormat kepada tentara Jepang. (Repro Di Bawah Pendudukan Jepang Kenangan Empat Puluh Dua Orang yang Mengalaminya).

Bagi pemerintah militer Jepang pemuda adalah aset yang dapat dimobilisasi untuk kepentingan perang Asia Timur Raya. Pemuda berusia 15-20 tahun digerakkan mengikuti pelatihan semimiliter Seinendan (Barisan Pemuda). Bagaimana dengan anak-anak berusia 8-15 tahun?

“Perlu sekali satu badan yang memperhatikan mereka bukan saja yang di kota dan anak-anak sekolah, tetapi terutama juga anak-anak yang tidak bersekolah dan anak-anak di desa,” tulis Sinar Baroe, 15 Juni 1945.

Untuk itu, Jepang mendirikan Badan Kebudayaan Kanak-kanak Indonesia (Kekindo) di Jakarta pada Juni 1945.

Advertising
Advertising

Baca juga: Riwayat Tempat Penitipan Anak

Menurut A.B. Lapian dan J.R. Chaniago dalam Di Bawah Pendudukan Jepang Kenangan Empatpuluh Dua Orang yang Mengalaminya, pendirian Kekindo diikuti oleh Barisan Pendidikan Rakyat di tingkat shiku (kecamatan) yang membentuk Barisan Kesenian Timur dengan tugas menyelenggarakan pelajaran kesenian Asia Timur Raya kepada penduduk segala bangsa di Indonesia.

“Tujuan penyelenggaraan Kekindo dan Barisan Kesenian Timur umumnya sama, yakni membangkitkan gairah dan semangat para anggotanya untuk cinta Tanah Air dan Asia Timur Raya,” tulis Lapian dan Chaniago.

“Untuk mencapai maksud itu,” tulis Asia Raya, 18 Juni 1945, “badan ini (Kekindo) terutama sekali akan menimbulkan kembali dan mengembangkan semua yang asli yang mengenai dunia kanak-kanak. Alatnya ialah mengadakan pertunjukan-pertunjukan oleh kanak-kanak dan untuk kanak-kanak.”

Baca juga: Masa Lampau Anak-anak

Pertunjukan perdana diselenggarakan pada 17 Juni 1945 yang dihadiri oleh Sukarno dengan  menampilkan berbagai kesenian sepeti tonil, pencak silat, dan tari-tarian.

“Di antara pertunjukan-pertunjukan yang rupanya bukan saja telah menggenggam hati kanak-kanak, tetapi juga orang-orang tua, boleh kita sebut tonil gagu yang memperlihatkan samudra luas, kapal-kapal perang dan penyerbuan balatentara Nippon menyerang musuh,” tulis Asia Raya.

Selain menunjukkan kehebatan Jepang, pertunjukan tersebut memperlihatkan bagaimana Belanda dikalahkan. “Permainan kanak-kanak raksasa Belanda yang menyiksa bangsa Indonesia (kemudian dikalahkan Jepang) juga menggembirakan,” tulis Asia Raya.

Baca juga: Cita-Cita Favorit Anak-Anak Tiap Zaman

Sementara itu, menurut Lapian dan Chaniago, aktivitas Barisan Kesenian Timur selain menyelenggarakan berbagai pelajaran mengenai kesenian setempat, “mempertunjukkan juga aneka sandiwara yang bersemangat menanamkan rasa patriotisme. Kegiatan Barisan Kesenian Timur antara lain diadakan pada 22 Juni 1945 serentak di seluruh wilayah Jakarta Tokubetsu-Shi, dengan R Inoe Perbatasari, Arifin, SM Alaydrus, Kodrat, Koesbini, Mohammad Dawiri dan B. Pulungan sebagai panitia pusat.”

Kekindo dan Barisan Kesenian Timur didirikan di pengujung kekalahan Jepang. Ini mungkin membuat kegiatan pertunjukan selanjutnya tidak berjalan sesuai harapan.

TAG

jepang pendudukan jepang anak-anak

ARTIKEL TERKAIT

Potret Pribumi Ainu di Balik Golden Kamuy Ketika Jepang Tertipu Mata-mata Palsu Keluarga Jerman di Balik Serangan Jepang ke Pearl Harbor Susu Indonesia Kembali ke Zaman Penjajahan Uprising Memotret Kemelut Budak yang Menolak Tunduk Ulah Mahasiswa Kedokteran yang Bikin Jepang Meradang Mahasiwa yang Menolak Militerisme Jadi Orang Sukses Tamatnya Armada Jepang di Filipina (Bagian II – Habis) Melihat Tentara Hindia dari Keluarga Jan Halkema-Paikem Tamatnya Armada Jepang di Filipina (Bagian I)