Masuk Daftar
My Getplus

Aminah Cendrakasih Sebelum Jadi Mak Nyak

Aminah Cendrakasih bermain film sejak 1955 dan beberapa kali bersama ayah Rano Karno. Ia berperan di lebih dari seratus film.

Oleh: Petrik Matanasi | 26 Des 2022
Aminah Cendrakasih sekitar tahun 1959. (Tati Photo Studio/Wikimedia Commons).

Meski punya glaukoma akibat diabetes dan lumpuh, Aminah Cendrakasih tetap hadir dalam film Si Doel The Movie (2018), Si Doel The Movie 2 (2019), dan Akhir Kisah Cinta Si Doel (2020). Aminah tetap memerankan Mpok Lela alias Mak Nyak, seperti dalam seri sinetron legendaris era 1990-an, Si Doel Anak Sekolahan.

Sesulit apapun Aminah telah berjuang untuk membuat tiga film terakhirnya itu menjadi lebih hidup. Itulah yang dilakukan Aminah sebelum tutup usia pada 21 Desember 2022.

Generasi yang lahir 20 tahun terakhir lebih mengenal Aminah karena Si Doel Anak Sekolahan. Namun, perjalanan karier filmnya sangatlah panjang. Jika Akhir Kisah Cinta Si Doel adalah film terakhirnya, maka Aminah telah bermain film selama 65 tahun. Ia melalui masa vakum dari dunia film setelah menikah di era 1960-an, lalu jarang muncul di masa film Indonesia lesu di era 1990-an.

Advertising
Advertising

Baca juga: Kiprah Ratmi Bomber 29

Aminah pertama kali bermain film pada 1955, tahun di mana untuk pertama kalinya Indonesia mengadakan Pemilu. J.B. Kristanto dalam Katalog Film Indonesia 1926–2005 menyebut di tahun itu, Aminah terlibat dalam pembuatan Gambang Semarang, Oh Ibuku, dan Ibu dan Putrinya.

Dalam Gambang Semarang, Aminah bermain bersama ibunya dan ayah Rano Karno, Sukarno M. Noor. Di tahun 1958, Aminah bersama Sukarno M. Noor juga bermain dalam film Tjamboek Api. Pertautan Aminah dengan keluarga pembuat sinetron Si Doel Anak Sekolahan itu sudah terjalin puluhan tahun sebelumnya.

Sebagai aktris muda, Aminah pernah terlibat dalam film Asmara Dara (1958), sebelumnya dalam film Tiga Dara (1956). J.B. Kristanto menyebut dalam Asmara Dara, Aminah berperan sebagai Tari, mahasiswi yang menaruh cinta pada laki-laki yang kira-kira seusia ayahnya. Film ini adalah film pertama Suzzanna Martha Frederika van Osch.

Baca juga: Suzzanna "Bangkit" dari Kubur

Aminah Cendrakasih (kanan) bersama ibunya, Wolly Sutinah alias Mak Wok. (Film Varia, Februari 1955/Wikimedia Commons).

Menurut Apa Siapa Orang film Indonesia, wanita kelahiran Magelang, 29 Januari 1938 ini selama kurun waktu dari 1955 hingga 1989 saja sudah bermain dalam 101 film. Jadi, sebelum meramaikan sinetron Si Doel Anak Sekolahan, Aminah sudah sangat berpengalaman di dunia perfilman, baik sebagai pemeran pembantu maupun pemeran utama.

Dalam Apa Siapa Orang Film Indonesia, 1926–1978 dan Ensiklopedi Musik: A-L disebutkan bahwa nama aslinya adalah Siti Aminah. Ia anak dari pelawak Husin dan Wolly Sutinah. Ia sudah bermain film sejak masih menjadi siswi Sekolah Kepandaian Putri di era 1950-an. Ibunya sangat terkenal di dunia film dengan nama panggung Mak Wok. Baik Aminah maupun ibunya di era 1970-an sudah bermain film bersama Benyamin Sueb.

Baca juga: Mak Wok, Pemeran Film Sepanjang Zaman

Mak Wok tentu membuat Aminah tahu dunia panggung sandiwara dan film. Menurut Alwi Shahab dalam Robinhood Betawi: Kisah Betawi Tempo Doeloe, ketika kecil Aminah pernah pula tinggal di perkampungan yang isinya seniman sandiwara. Namanya Tangkiwood.

“Aminah Cendrakasih, yang menjadi ibu Si Doel dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan, bukan saja dibesarkan di Tangkiwood, tapi juga belajar akting di tempat ini,” tulis Alwi Shahab.

Kampung artis Tangkiwood kini tinggalah kenangan. Seperti kampung lain di Jakarta, penghuninya kerap silih berganti. Aminah sendiri lalu tinggal di daerah Jurang Mangu, Tangerang Selatan.*

TAG

obituari film

ARTIKEL TERKAIT

Pyonsa dan Perlawanan Rakyat Korea Terhadap Penjajahan Jepang Benshi, Suara di Balik Film Bisu Jepang Warrior, Prahara di Pecinan Rasa Bruce Lee Exhuma dan Sisi Lain Pendudukan Jepang di Korea Kanvas Kehidupan Fathi Ghaben Dua Kaki Andreas Brehme Eksil, Kisah Orang-orang yang Terasing dari Negeri Sendiri Jenderal Orba Rasa Korea Sisi Lain dan Anomali Alexander Napoleon yang Sarat Dramatisasi