Masuk Daftar
My Getplus

Sukarno dan Majalah Playboy

Sukarno meminta majalah Playboy kepada Marshall Green. Dubes Amerika Serikat itu takut dijebak.

Oleh: Aryono | 17 Feb 2017
Presiden Sukarno dan Duta Besar Amerika Serikat, Marshall Green (kiri). (AP/World Wide Photos).

Pada 26 Juli 1965, Marshall Green menyerahkan surat kepercayaan sebagai Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia kepada Presiden Sukarno di Istana Merdeka Jakarta.

Dia mendapatkan kesempatan lagi bertemu dengan Sukarno pada akhir Agustus 1965. Mereka membahas hubungan Indonesia-Amerika Serikat, namun tak menemukan landasan baru.

Baca juga: Sukarno, Majalah Playboy, dan CIA

Advertising
Advertising

Sebelum berpisah, Sukarno berbisik bahwa dia menyukai ulasan film dan sandiwara dalam majalah Playboy dan akan berterima kasih jika Green bisa menyelundupkan majalah tersebut secara rahasia untuknya.

Green tersedak tapi menampakkan kesan berusaha memenuhi permintaan itu. Dia juga tak melaporkannya ke Kementerian Luar Negeri. Lalu istrinya, yang sedang berkunjung ke Amerika Serikat, mengiriminya Playboy melalui kantong diplomatik. Tapi khawatir ini jebakan, Green hanya menyimpan majalah dewasa tersebut.

Baca juga: Perempuan Indonesia Pertama yang Tampil di Majalah Playboy

"Saya segera sadar bahwa ini mungkin sebuah jebakan. Pasti Sukarno punya cara yang lebih mudah untuk mendapatkan majalah itu," pikir Green.

Enam bulan kemudian, ketika kedutaan Amerika Serikat dalam ancaman kepungan massa anti-Amerika Serikat, “majalah ini justru paling tahan api di antara semua berkas saya yang dibakar,” kata Green dalam memoarnya, Dari Sukarno ke Soeharto.

TAG

sukarno amerika serikat pers

ARTIKEL TERKAIT

Mengungkap Lokasi Pertempuran al-Qadisiyyah Protes Sukarno soal Kemelut Surabaya Diabaikan Presiden Amerika Arsip Foto Merekam Jakarta di Era Bung Karno Rawamangun Bermula dari Kampung Sepi Di Sekitar Indonesia Menggugat Bung Karno di Meksiko Kabinet 100 Menteri dan Kabinet Merah Putih Kabinet 100 Menteri Dulu dan Kini Bowo Kecil Ditimang Bung Karno Evolusi Angkatan Perang Indonesia