Masuk Daftar
My Getplus

Orang Indonesia Jadi Agen OSS

Orang Indonesia ini jadi agen OSS, pendahulu CIA. Kegiatannya diketahui, dia dieksekusi.

Oleh: Hendri F. Isnaeni | 23 Jan 2020
Logo OSS (Office of Strategic Services), pendahulu CIA. (ebay.com).

Pada 8 Juni 1944, kapal selam Inggris, HMS Tradewind berangkat dari Trincomalee, Ceylon (Sri Lanka), untuk melaksanakan operasi OSS (Office of Strategic Services), pendahulu CIA. Salah satu tujuan operasi bersandi Ripley I itu untuk mendaratkan agen OSS asal Indonesia. Agen itu bersandi Humpy dan Johnny.

Identitas dan peran Johnny belum diketahui, sementara Humpy terungkap dalam tulisan William J. Rust berjudul "Operation ICEBERG–Transitioning into CIA: The Strategic Services Unit in Indonesia", termuat di Studies in Intelligence Vol. 60, No. 1, Maret 2016.

Humpy adalah kode untuk J.F. Mailuku yang lahir di Ambarawa, Jawa Tengah, pada 1917. Dia belajar teknik di sekolah, kemudian menjadi kadet angkatan udara di angkatan bersenjata kolonial Belanda. Sebelum Belanda menyerah kepada Jepang pada 1942, dia ikut dievakuasi ke Australia.

Advertising
Advertising

"Dia [kemudian] melakukan perjalanan ke Amerika Serikat, di mana dia direkrut dan dilatih oleh OSS. Pada Juni 1944, dia disusupkan ke Jawa oleh operasi kapal selam bernama Ripley I," tulis Rust.

Baca juga: Robert A. Koke Menuduh Sukarno Bernegosiasi dengan Belanda

Sebelum dikirim ke Jawa, Mailuku dilatih oleh Kapten Robert A. Koke yang pernah tinggal di Bali sejak tahun 1936 hingga 1942. Koke kemudian menjadi kepala stasiun SSU (Strategic Services Unit, perubahan dari OSS) di Jakarta dari 2 Desember 1945 sampai Maret 1946.

"Selama perang, tanggung jawab Koke termasuk melatih agen OSS dan mengawal mereka dengan operasi kapal selam, salah satunya adalah Ripley I. Tujuan utama operasi ini adalah mendaratkan J.F. Mailuku, agen Humpy, di Jawa untuk melakukan pengintaian di wilayah Selat Sunda dan Sumatra," tulis Rust.

Menurut Rust, Mailuku sempat ditahan oleh "pasukan paramiliter yang disponsori Jepang", sehingga dia melewatkan pertemuan yang direncanakan dengan OSS dan tidak pernah menghubungi Amerika Serikat selama perang. Meskipun demikian, dia berhasil mengumpulkan informasi intelijen militer dan politik di Jawa.

Kapal selam Inggris, HMS Tradewind. (naval-history.net). 

Ketika kapal HMS Cumberland tiba di Jakarta pada 15 September 1945, Mailuku segera menghubungi pihak Sekutu, yang memperkenalkannya kepada Mayor Frederick E. Crockett dari OSS. Dia memimpin Operasi ICEBERG yang memiliki dua tujuan utama. Tujuan pertama langsung dan terang-terangan: membantu menyelamatkan tawanan perang Amerika Serikat dari kamp-kamp Jepang. Misi kemanusiaan ini sebagai penyamaran untuk tujuan kedua yang jangka panjang: membangun stasiun lapangan untuk spionase di Indonesia.

Crockett memimpin stasiun OSS di Jakarta dengan tim: Jane Foster, Letnan Richard F. Staples, John E. Beltz, Mayor Thomas L. Fisher II, Kapten Richard H. Shaw, Letda Richard K. Stuart, dan Pfc. Tek Y. Lin.

Mailuku berkerja di bawah Jane Foster, yang awalnya bekerja di Morale Operations, cabang OSS yang bertanggung jawab untuk menipu musuh dengan propaganda hitam. Dia kemudian dipindahkan sementara ke Secret Intelligence Branch untuk Operasi ICEBERG karena dia pernah tinggal di Indonesia sebelum perang, memiliki pengetahuan tentang orang Indonesia, termasuk bahasa dan kebiasaannya. Dia tiba di Jakarta dengan pesawat angkut C-54 yang hampir kosong, yang kembali ke Singapura dengan 40 tawanan perang Amerika Serikat pertama.

Baca juga: Jane Foster, Intel Cantik Mengintai Republik

Empat hari setelah kedatangannya, menurut Jennet Conant dalam A Covert Affair: Julia Child and Paul Child in the OSS, Jane Foster mengirimkan laporan pertamanya kepada pengendalinya, Lloyd George, petugas laporan sipil, yang bertugas untuk menyalurkan laporan intelijen ke OSS di Washington. Dia menyatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir situasi politik di Indonesia semakin tegang. Gambaran perkembangan itu hasil pengumpulan intelijen yang dilakukannya sendiri dan kontak lokal utamanya, agen Humpy.

Jennet menyebut bahwa Jane Foster juga melampirkan catatan yang menguraikan masalah yang dihadapi agennya, Humpy. Dia termasuk merinci tentang "bagaimana Humpy diam-diam menyelinap kembali ke pulau itu, mengalami cedera dalam proses, namun tetap berhasil membuat jalan ke Jawa Tengah, di mana dia mendapatkan pekerjaan sebagai pengemudi untuk Kempeitai (polisi rahasia Jepang, red.). Dia tahu banyak tentang apa yang sedang terjadi, ditambah lagi dia memiliki sejumlah kontak yang katanya bersedia bekerja untuk mereka."

William J. Donovan Memorial Room di Museum CIA. Donovan adalah pendiri OSS. (cia.gov).

Humpy Dieksekusi

Rust menyebut Jane Foster mewawancarai Mailuku pada 20 September 1945. "Di seluruh Hindia, terutama Jawa," kata Mailuku, "massa besar rakyat sangat anti-Belanda". Pengamatan ini –yang ditolak dengan tegas oleh para pejabat Belanda– telah dikonfirmasi oleh sumber-sumber OSS lainnya.

Mailuku, yang yakin bahwa orang Indonesia menginginkan kemerdekaan, mengomentari suasana yang semakin tegang di Jakarta. "Pejabat Belanda yang kembali telah mengulangi janji samar-samar Ratu Wilhelmina tahun 1942 untuk memberikan Indonesia kemerdekaan pada akhirnya dalam urusan internal dan partisipasi dalam persemakmuran Belanda."

"Deklarasi semacam itu," kata Mailuku, "sama sekali tidak memuaskan tuntutan kaum nasionalis yang dipimpin oleh Sukarno, yang telah menjadi presiden Republik Indonesia yang merdeka, yang didirikan pada 17 Agustus 1945. Bendera nasionalis merah putih, adalah ‘satu-satunya bendera’ yang terlihat di Batavia."

Menurut Rust, ringkasan OSS tentang kegiatan intelijen Mailuku menggambarkan laporan-laporan terperincinya sebagai "informasi yang tak ternilai harganya".

Baca juga: Jane Foster Agen Ganda

Jane Foster menyampaikan kepada Crockett bahwa Mailuku ingin meninggalkan Jawa karena posisnya genting. Dia merasa telah merusak penyamarannya dalam beberapa kesempatan, termasuk datang ke hotel untuk bertemu dengan Jane Foster. Crockett merekomendasikan, dan Jane Foster setuju, bahwa Mailuku akan dikirim ke Singapura.

Namun, Mailuku terlambat diselamatkan ke Singapura. Penyamarannya sebagai mata-mata keburu terbongkar.

Menurut Rust, pada suatu hari, Mailuku dan seorang kenalan yang dilaporkan bekerja untuk intelijen Belanda pergi ke pertemuan nasionalis Indonesia, tetapi dia tidak pernah kembali. Menurut sebuah laporan, kedua mata-mata itu terakhir terlihat mengendarai mobil yang mengibarkan bendera merah putih. "Di setiap sisi mereka ada orang lain –mungkin penjaga," kata sumber SSU yang bersandi Penny. Karena tidak ada kabar dari Mailuku atau tuntutan tebusan dari para penculiknya, Penny yakin Mailuku dieksekusi karena berhubungan dengan agen Belanda.

TAG

intelijen cia

ARTIKEL TERKAIT

Perjuangan Kapten Harun Kabir Spion Wanita Nazi Dijatuhi Hukuman Mati Mata Hari di Jawa M Jusuf "Jalan-jalan" ke Manado D.I. Pandjaitan dan Aktivis Mahasiswa Indonesia di Jerman Sukarno, Jones, dan Green Sepak Terjang Spion Melayu Adam Malik Sohibnya Bram Tambunan Operasi Monte Carlo, Misi Intelijen Koes Bersaudara Satu-satunya Perempuan Amerika yang Dieksekusi Hitler