Masuk Daftar
My Getplus

Agen Ganda

Laporannya soal situasi Indonesia pascapenyerahan Jepang bukan hanya sampai ke Washington tapi juga ke Moskow.

Oleh: Budi Setiyono | 21 Nov 2011

JANE Foster meninggalkan OSS pada 1946 dan kembali ke Amerika Serikat. Di sana dia diminta untuk tinggal dan menilai beberapa nasionalis di Indonesia yang kegirangan atas penyerahan Jepang. Terutama penilaiannya mengenai Sukarno ketika Indonesia berusaha membebaskan diri dari dominasi Belanda. 

Sikapnya sama seperti terjadi pada negara lain bahwa kemerdekaan dari Jepang harus juga berarti kebebasan dari “penjajah kolonial” mereka. Ini adalah sikap yang tak populer di Amerika Serikat pascaperang yang sibuk membentuk koalisi dengan pemerintah Belanda, Prancis, dan Inggris dalam sebuah front persatuan melawan komunisme. 

Foster mempresentasikan temuannya kepada orang-orang Departemen Luar Negeri, termasuk Menteri Dean Acheson. Laporan ini, bersama sikap masa bodohnya hingga ketenangan dan pilihannya dalam berteman, adalah faktor yang menjadi bahan investigasi FBI terhadap dirinya, kelak.

Advertising
Advertising

Rupanya, selain melaporkan kepada Dean Acheson, dia juga memberikan laporan tentang Indonesia dan pekerjaannya dengan OSS kepada seorang pria bernama Jack Soble, yang ternyata merupakan bagian dari jaringan spionase Komunis. 

Foster bergabung dengan Partai Komunis Amerika (CPUSA) sebelum perang, meski di dalam OSS, Jennet Conant dalam A Covert Affair: Julia Child and Paul Child in the OSS menulis, itu tak penting. OSS “memiliki atmosfer yang lunak dan aneh terhadap kampus kecil, dengan toleransi yang sama untuk kampus radikal, fanatik, dan eksentrik.” 

Foster direkrut menjadi mata-mata intelijen Soviet pada 1938 oleh Martha Dodd, putri dari Duta Besar AS untuk Jerman selama periode Weimar. Dia mengatakan bahwa dia diminta Dodd dan William Browder, saudara Earl Browder, sekretaris jenderal Partai Komunis Amerika (CPUSA) “untuk tak membuka pekerjaan saya di partai, karena saya bisa lebih bermanfaat untuk partai jika saya lebih berhati-hati.”

Tak lama kemudian dia menikah lagi dengan George Zlatkovksi, imigran asal Rusia, dan aktif dalam mempromosikan tujuan Komunis. Selama 1930-an Zlatkovski bergabung dengan Liga Pemuda Komunis, dan selama Perang Sipil Spanyol bekerja pada International Brigades. Segera setelah menikah dia mengikuti wajib militer Angkatan Darat AS, mendapatkan pelatihan intelijen, memberikan Soviet dengan data-data intelijen berharga tentang Barat, dan meninggalkan militer pada 1948 sebagai letnan.

Setelah Perang Dunia II, Jane Foster dan suaminya menjadi anggota Mocase, lingkaran spionase Soviet yang dijalankan Jack Soble. Nama sandi Foster di intelijen Soviet dan file-file Venona, sebuah proyek kerjasama rahasia antara badan intelijen AS dan Inggris untuk memecahkan sandi dari pesan-pesan yang dikirim badan intelijen Soviet, adalah “SLANG”, di mana dia dihubungkan terlibat dalam mengirimkan informasi dan tugas spionase lainnya. Sementara kode sandi suaminya: “RECTOR”. 

Pemecah kode Venona mengungkapkan bahwa Jane (atau “SLANG”) menggunakan informasi yang dikumpulkan dari sumber-sumber rahasia OSS untuk menulis sebuah laporan tajam mengenai Indonesia serta catatan mengenai agen-agen intelijen AS terkemuka. 

Pasangan ini berurusan langsung dengan Soble, sementara pada kesempatan lain mereka bekerja pada produser Hollywood kelahiran Rusia, Boris Morros, seorang produser studio Hollywood dan kurir, yang kemudian membelot pada agen kontraintelijen AS dan membocorkan informasi tentang Foster dan suaminya. Bocoran dari Morros inilah yang kemudian menjadi dasar dakwaan Pengadilan Fenderal AS terhadap keduanya.

Setelah penyingkapan jaringan Soble muncul di media pada 1957, Foster dan suaminya membantah tuduhan Morros. Mereka tetap bersembunyi di Paris, Prancis, yang saat itu tak memiliki perjanjian ekstradisi dengan Amerika Serikat untuk kejahatan spionase.

Pada akhirnya Foster menjadi target penyelidikan Senator Joseph McCarthy, yang sejak 9 Februari 1950 melancarkan kampanye antikomunis untuk menyingkirkan pegawai pemerintah yang dicurigai sebagai anggota komunis. Pada 8 Juli 1957, Pengadilan Federal AS mendakwa Foster dan suaminya atas kegiatan spionase dan pengkhianatan.

“Dia blak-blakan dan kritiknya umum. Dia sayap kiri dan terbuka soal itu. Dia tak menyembunyikan fakta bahwa dia anggota Partai Komunis,” ujar Conant. “OSS penuh orang dengan pandangan sayap kiri, tapi itu berbahaya di era McCarthy. Dan McCarthy mencoba mempermalukan [William J.] Donovan dan membongkar orang-orang sayap kiri di OSS sebagai cara untuk menghancurkan aparat intelijen Donovan ketika [Direktur FBI J. Edgar] Hoover menginginkan seluruh kekuatan itu untuknya. Jadi McCarthy memburu orang-orang ini, dan Jane tak berdaya karena dia secara terang-terangan sayap kiri dan kritis terhadap pemerintah kita.”

Sejak 1950-an, Foster tinggal di Paris dan bekerja sebagai pelukis dengan nama Madame Zlatovski. Kendati pemerintah AS berusaha mengekstradiksi Foster dan suaminya, mereka tak bisa melakukannya. Prancis tak mengizinkannya. Sementara pemerintah AS mengklaim bahwa Zlatovski melakukan pelanggaran kriminal sebagai agen komunis, Prancis berargumen sebagai loyalis mereka melakukan aktivitas politik, bukan kriminal. Dan tanpa sepengetahuan Pengadilan Federal AS, kekuatan kontraintelijen Prancis memutuskan untuk menggunakan keduanya sebagai agen ganda untuk bekerja melawan mata-mata Komunis terkemuka di Prancis.

Apakah Foster mata-mata Soviet atau korban kampanye antikomunis? Foster sendiri, dalam otobiografinya An UnAmerican Lady, diterbitkan di Inggris pada 1980 setahun setelah kematiannya, menyangkal peranannya dalam spionase Soviet. Tapi, tanpa melepaskan rasa simpati terhadap Foster, Conant menyalahkan Foster atas “bantahannya dan khayalannya sendiri” serta penolakannya “untuk menghadapi kebenaran mengenai dirinya pada tingkat yang paling mendasar.”

TAG

ARTIKEL TERKAIT

Nafsu Berahi Merongrong Kamerad Stalin (Bagian I) Aksi Spionase di Balik Kematian Leon Trotsky Eks Pesindo Sukses Satu Episode Tim Garuda di Olimpiade Ibnu Sutowo dan Anak Buahnya Kibuli Wartawan Kisah Bupati Sepuh AS Kembalikan Benda Bersejarah Peninggalan Majapahit ke Indonesia Mata Hari di Jawa Menjegal Multatuli Nobar Film Terlarang di Rangkasbitung