Lagi, Ribuan Arsip JFK Dirilis ke Publik

Sebanyak 63 ribu halaman dalam 2.200 arsip tentang pembunuhan JFK diungkap ke publik. Kali ini tanpa disensor dan disunting terlebih dulu. 

Oleh: Randy Wirayudha | 21 Mar 2025
Lagi, Ribuan Arsip JFK Dirilis ke Publik
Presiden John Fitzgerald Kennedy (JFK) yang arsip pembunuhannya masih samar meski sedikit demi sedikit diungkap ke publik (jfklibrary.org)

SESUAI janjinya, pemerintahan Presiden Donald Trump kembali merilis arsip-arsip mengenai pembunuhan Presiden John F. Kennedy (JFK) di National Archives pada Selasa (18/3/2025) waktu setempat. Lebih dari 63 ribu halaman yang terbagi dalam 2.200 arsip kini sudah bisa diakses oleh publik di laman resmi National Archives and Records Administration. 

Presiden JFK ditembak saat mengunjungi Dallas, Texas pada 22 November 1963. Nyawanya tak tertolong. Dalam serangkaian penyelidikan Komisi Warren ditemukan seorang pelaku tunggal, Lee Harvey Oswald. Namun banyak kalangan tak percaya Oswald bertindak seorang diri. Banyak spekulasi hingga teori-teori konspirasi di balik itu pun muncul. 

“Di mana ada kasus pembunuhan, di situ akan selalu ada perdebatan-perdebatan dan pada titik tertentu memunculkan teori-teori konspirasi. Itu tidak akan berubah walaupun ada atau tidaknya arsip atau dokumen lain,” ujar sejarawan Prof. David Barrett, dikutip BBC, Kamis (20/3/2025). 

Advertising
Advertising

Pengungkapan arsip-arsip JFK kali ini selangkah lebih dekat untuk mengungkapkan kebenarannya. Terlebih dari 63 ribu halaman yang dirilis kali ini, tidak melalui penyuntingan terlebih dahulu sebagaimana pengungkapan-pengungkapan sebelumnya. 

Rilisnya arsip-arsip itu merupakan perintah undang-undang, “President John F. Kennedy Assasination Records Collection Act” yang disahkan Kongres Amerika pada 1992. Namun NARA baru melepas arsip-arsip FBI dan CIA ke publik berangsur-angsur mulai 2017. 

Baca juga: Arsip Pembunuhan Kennedy

Fakta-Fakta Terbaru 

Menurut sejarawan Philip Shenon, hampir tak ada fakta-fakta mencengangkan dari ribuan arsip yang baru drilis itu. Bedanya dari sebelumnya, arsip-arsip yang dirilis sekarang banyak mengungkapkan kegiatan CIA dalam memata-matai kegiatan Oswald. 

Sebelumnya diketahui, Oswald yang mantan personil Marinir Amerika jadi pembelot dan sempat tinggal di Uni Soviet kurun 1959-1962. Maka CIA memasukkan namanya dalam daftar pengawasan sekembalinya ke Amerika. 

Dalam beberapa halaman dari arsip yang baru dirilis, terungkap fakta CIA sudah mengawasi Oswald dengan ketat, termasuk ketika melancong ke Mexico City pada September 1963, beberapa pekan sebelum pembunuhan JFK. Arsip itu sekaligus mematahkan pernyataan CIA pada 1975 yang menyatakan tak pernah tahu tentang perjalanan Oswald ke Mexico City. 

“CIA sudah cukup agresif mengintai Oswald ketika ia ada di sana dan ini hanya beberapa pekan sebelum pembunuhan. Ada alasan untuk meyakini jika ia bicara secara terbuka tentang membunuh Kennedy di Mexico City dan mungkin ada beberapa orang yang tak sengaja mendengarnya,” ujar Shenon kepada Associated Press, dilansir KHBS, Rabu (19/3/2025). 

Baca juga: Tragedi Kematian Kennedy

Meski arsip itu juga menekankan lagi soal adanya kontak antara Oswald dengan seorang penjaga di Kedutaan Soviet di Mexico City, belum bisa dikatakan ada pihak lain yang jadi pelaku selain Oswald. Hingga kini, Oswald masih diyakini pelaku tunggal. 

“Saya tidak melihat perubahan apapun dalam narasi yang mengindikasikan bahwa Oswald sebagai pelaku tunggal yang membunuh John F Kennedy dan itu bukanlah hasil dari sebuah konspirasi,” ujar sejarawan Prof. Marc Selverstone kepada Al Jazeera, Kamis (20/3/2025). 

Selain Oswald, hal lain yang juga hadir dalam arsip-arsip yang baru terungkap itu adalah terkait relasi JFK dengan CIA di Perang Dingin. Dokumennya dalam bentuk memo-memo antara JFK dengan asisten khususnya, Arthur Meier Schlesinger Jr., terkait metode-metode operasi CIA dalam upaya mendestabilisasi pemerintahan komunis Kuba. 

Dalam beberapa memonya sebagai laporan kepada JFK, Schlesinger mengkhawatirkan metode-metode dan teknik-teknik pengumpulan data intelijen dengan menempatkan 1.500 agen yang menyamar sebagai pejabat atau diplomat di luar negeri. Schlesinger memperingatkan presiden bahwa praktik-praktik itu dapat merusak kebijakan luar negeri Amerika. 

Baca juga: CIA Menggulingkan Sukarno demi Emas di Papua

Selain wacana menumbangkan Fidel Castro di Kuba, beberapa memo CIA lain juga mengungkapkan aktivitas-aktivitas intelijen di Republik Dominika. Memo itu mencantumkan beberapa kode “E4DEED” dan “EMSLEW” yang merujuk pada upaya menyingkirkan diktator militer Republik Dominika, Generalissimo Rafael Trujillo. 

Meski begitu tidak ada fakta yang memastikan bahwa CIA pula yang menyingkirkan Trujillo atau setidaknya terlibat dalam pembunuhannya. Sang diktator disergap dan ditembak mati di dalam mobilnya pada 30 Mei 1961. Para pelakunya adalah kelompok bersenjata yang dipimpin tokoh militer lain, Jenderal Antonio Imbert Barrera. 

Selain itu belum banyak fakta-fakta lain yang bisa terajut, mengingat begitu banyaknya arsip yang kali ini dirilis ke publik. Terlebih sejumlah peneliti dan sejarawan masih kesulitan untuk mengelaborasikan setiap “kepingan”, terlebih dalam beberapa pengungkapan sebelumnya dokumen-dokumennya selalu disunting terlebih dulu. 

“Hingga saat ini masih belum ada fakta yang menggemparkan dunia. Walaupun saya pikir rilisnya arsip-arsip tetap jadi hal yang baik dalam hal transparansi karena pada akhirnya pemerintah Amerika mengizinkan untuk dikeluarkan,” tukas Barret.

Baca juga: CIA dan Penelitian tentang Indonesia

TAG

arsip cia john f kennedy kennedy amerika-serikat presiden amerika amerika serikat

ARTIKEL TERKAIT

Patung Liberty Simbol Kebebasan dan Demokrasi Bom Bakar Amerika Menjadikan Tokyo seperti Neraka Pembantaian di Atas Awan Membincang Ulang Polemik Gunung Padang Dari Piano Casablanca hingga Perang Dagang Di Balik Lima Wapres Termuda Amerika Serikat Di mana Arsip Pater Beek? Lili'uokalani Penguasa Terakhir Kerajaan Hawai'i Korps Wanita yang Menghadapi Dua Front Presiden Jimmy Carter dalam Memori