Masuk Daftar
My Getplus

Permainan Kabaddi dalam Lorong Zaman

Diadaptasi dari kisah Mahabaratha, olahraga asal India ini jadi cabang resmi Asian Games sejak 1990.

Oleh: Randy Wirayudha | 01 Agt 2018
Permainan olahraga kabaddi dalam sebuah pertandingan Indonesia vs Taiwan di event International Invitational Kabaddi Tournament 2018/Foto: Youtube Kabaddi Kabaddi

GEMPITA Asian Games 2018 Jakarta-Palembang sudah mulai terasa meski pembukaannya masih tiga pekan lagi (18 Agustus 2018). Beberapa olahraga baru seperti e-sports dan kano polo ikut dieksebisikan. Namun ada satu cabang yang masih asing di telinga publik tanah air walau sebenarnya bukan olahraga baru. Kabaddi namanya.

Kabaddi merupakan olahraga yang lahir di India. Olahraga ini umurnya sudah lebih dari 4000 tahun, sudah menjadi aktivitas tradisional di peradaban India kuno, khususnya di kawasan Punjab, sebelum menyebar ke Andhra Pradesh, Uttar Pradesh, Karnataka, Kerala, Bihar, Haryana, Maharashtra, Telangana, hingga Tamil.

Permainannya cukup sederhana. Dua tim yang masing-masing berisi tujuh pemain bergantian menyerang. Durasi permainan dua kali 20 menit. Poin didapatkan jikalau si penyerang mampu menangkap pemain bertahan lawan. Tim yang bertahan juga bisa mencuri poin jika para pemainnya sanggup melumpuhkan penyerang lawan lebih dulu dengan beragam cara, termasuk pakai kaki.

Advertising
Advertising

Permainan ini mirip permainan tradisional Nusantara seperti permainan Benteng/Bentengan atau Gobak Sodor, misalnya.

Menurut laman resmi World Kabaddi Federation, sejarah kabaddi berkelindan dengan sebuah kisah di manuskrip kuno Mahabaratha. Kisah kala Abimanyu, putra Arjuna dari kubu Pandawa, menyerang Kurawa. Abimanyu beraksi solo dan mampu melewati tujuh lapis pertahanan Kurawa meski akhirnya tewas dikeroyok Karna, Duryudana, Dusasana, Drona, Kritavarma, Shalya, dan Sengkuni setelah gagal menemukan jalan keluar dari benteng Kurawa.

Kisah ini pun menyebar dan seiring perubahan peradaban, strategi perang Kurawa itu berubah menjadi permainan tradisional. Muncul pula berbagai variasi bentuk permainan dengan banyak nama di tiap wilayah.

“Permainannya disebut Hu-Tu-Tu di wilayah barat India, Ha-Do-Do di timur India hingga Bangladesh, Chedugdu atau Sadugdu di selatan India dan Tamil Nadu, serta Kaunbada di utara India. Kabaddi modern merupakan sintesis permainan yang melebur dari beragam permainan dengan berbagai sebutan tadi,” ungkap Pratibha Mittal dalam Kabaddi: Rules and Regulation.

Kabaddi di Bumi Asia

Di peradaban modern, kabaddi lazim dimainkan di negara-negara tetangga India, macam Pakistan, Bangladesh, Nepal, Srilanka, dan Maladewa. Menurut Ronojoy Sen dalam Nation at Play: A History of Sport in India, permainan kabaddi pertama kali diangkat jadi permainan modern dengan aturan baku pada 1911, dalam sebuah event seni dan budaya di Badshahi Mela di Delhi.

“Dijadikan olahraga yang beradab…didesain oleh beberapa kelompok nasionalis dan lembaga pemerintahan untuk kemudian disesuaikan dengan standar internasional  terkait peraturan dan regulasi,” ujar Joseph Alter, peneliti peradaban India dari Universitas Pittsburgh, dikutip Ronojoy Sen.

Pada awal 1920-an, tim-tim lokal kabaddi mulai bermunculan di berbagai wilayah India. Tiga tahun berselang, kompetisi kabaddi pertama yang digagas Hind Vijay Gymkhana dan diikuti sejumlah tim di Kota Baroda digelar. Kabaddi mulai diikutkan dalam Pekan Olahraga India pada 1938 di Kalkutta.

Seturut kemerdekaan India pada 1950, AIKF (All-India Kabaddi Federation) didirikan. Kabaddi ikut dipopulerkan lewat Asian Amateur Kabaddi Federation pimpinan Sundar Ram di Jepang pada 1979. Setelah dieksebisikan di Asian Games 1982, kabbadi akhirnya jadi olahraga resmi Asian Games pada 1990.

Sementara, Piala Dunia Kabaddi digelar pertama kali pada 2004, tak lama setelah International Kabaddi Federation didirikan. Di Indonesia, kabaddi diperkenalkan  sejak 2008, tepatnya di Asian Beach Games 2008 Bali. Kabaddi lalu dijadikan pertandingan eksebisi di Pekan Olahraga Provinsi Bali XII, medio September 2015.

Alhasil, kabaddi lebih dikenal masyarakat Pulau Dewata ketimbang masyarakat daerah lain di Bumi Pertiwi. Pengurus Besar Federasi Olahraga Kabaddi Indonesia (PB FOKSI) juga bermarkas di Bali, tepatnya di GOR Lilabhuana, Denpasar. Jelang Asian Games 2018, tim kabaddi Indonesia sempat menimba ilmu ke negeri  India.

Di Asian Games 2018 nanti, cabang kabaddi akan dipertandingkan Theater Garuda, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, 19-24 Agustus. Ada 12 tim yang ikut serta di cabang ini. Selain India sebagai tim super power-nya dan tuan rumah Indonesia, ada Pakistan, Thailand, Iran, Korea Selatan, Srilanka, Nepal, Bangladesh, Irak, Jepang, dan Malaysia. 

Baca juga: 

Membangkitkan Kasti yang "Mati Suri"
Masalah Sepatu Gagalkan Keikutsertaan India di Piala Dunia
Özil dan Perkara Peranakan Muslim Turki
Sisi Kelam Etnis Kulit Hitam di Jerman

TAG

Asian-Games Kabaddi Indonesia India

ARTIKEL TERKAIT

Jalan Perjuangan Tak Berujung dalam Perang Kota Bohl Tuan Tanah Senayan dan Matraman Rawamangun Bermula dari Kampung Sepi Pisang Asal Jawa Dibutuhkan Australia Ibu Negara dari Masa ke Masa Desa Bayu Lebih Seram dari Desa Penari Kabinet 100 Menteri dan Kabinet Merah Putih Menyingkap yang Tabu Tempo Dulu Dewi Dja Memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia di Amerika Kakek Marissa Haque dan Kemerdekaan Indonesia