Surabaya, November 1945. Duel artileri terjadi antara pejuang Indonesia dan militer Inggris. Di pihak Indonesia, karena kurangnya pengalaman, tak jarang peluru meriam nyasar ke kubu Badan Keamanan Rakyat (BKR) di muka viaduk.
Melihat situasi seperti itu, Bung Tomo ambil inisiatif. Lewat radio, dia memberitahu kepada grup senjata berat untuk menghentikan tembakan.
Celakanya, sambil berseru, Bung Tomo menyebut posisi grup senjata berat tersebut. Akibatnya sungguh fatal: serangan udara Inggris menghujani grup itu dengan tembakan.
Menurut Nugroho Notosusanto dalam Pertempuran Surabaya, seseorang bernama Isa Idris kemudian bergerak ke tempat Bung Tomo melakukan pidato siaran langsung dan mengingatkan keteledorannya itu.