Masuk Daftar
My Getplus

Kisah Panji di Negeri Jiran

Meski tak ada unsur Islam, Kisah Panji dari Jawa tetap diterima masyarakat Melayu di Malaysia.

Oleh: Risa Herdahita Putri | 18 Jul 2018
Syair Ken Tambuhan koleksi Perpusnas RI, berisi cerita Panji berbahasa Melayu dan beraksara Jawi. Foto: Risa Herdahita Putri

KISAH Panji dari Jawa telah menginspirasi penulisan karya agung Melayu: Sejarah Melayu dan Hikayat Hang Tuah. Kisahnya pun banyak diterjemahkan ke bahasa Melayu dan ditulis dengan aksara Jawi (Arab gundul).

“Ini bukti betapa meresapnya Kisah Panji dalam lipatan hati khalayak Melayu,” ujar Noriah Mohamed, peneliti Panji dari Universiti Sains Malaysia.

Dalam Sejarah Melayu, sang pengarang memunculkan tokoh putri Majapahit bernama Raden Galuh Candera Kirana yang kecantikannya memikat Sultan Mansur Shah. Nama putri yang itu dijumpai pula dalam Kisah Panji. 

Advertising
Advertising

Begitu pula dalam Hikayat Hang Tuah. Disebutkan Ratu Daha memiliki dua putri, yang sulung bernama Tuan Puteri Galuh Candera Kirana. Putri cantik itu merupakan anak permaisuri. 

Di sini, kata Noriah, kebiasaan baik Jawa maupun Melayu tak jauh berbeda. Terutama dalam hal kebiasaannya menggambarkan kecantikan seorang putri. “Cantiknya putri digambarkan dengan perumpamaan-perumpamaan di alam. Sama seperti orang Jawa,” ujarnya. 

Dari tema, rentetan cerita, dan tokoh yang ditampilkan menguatkan pendapat kalau Kisah Panji di Melayu memang berindukkan Kisah Panji di Jawa. Hal ini dapat ditelusuri dari naskah berjudul Hikayat Panji Semirang. Dalam teks itu penyalin menggunakan banyak kata Jawa, seperti lelakon.

“Kata itu sangat jarang digunakan dalam bahasa Melayu. Namun, begitu lumrah dalam tutur bahasa Jawa,” kata Noriah.

Banyaknya kesamaan budaya membuat Kisah Panji dianggap sebagai kepunyaan Melayu, meski asalnya dari Jawa. Belum lagi kisahnya berfokus pada istana dan cinta, membuat Kisah Panji bisa diterima masyarakat Melayu. Sehingga banyak Kisah Panji yang dimelayukan: Hikayat Misa Jayeng Kusuma, Hikayat Raja Kuripan, Hikayat Rangga Rari, Hikayat Raja Tambak Jaya, Hikayat Carang Kulina, Hikayat Mesa Kumitar/Gumitar, dan Panji Wilakusuma.

Meski tak ada unsur Islam, kisah itu tetap memikat masyarakat Melayu karena banyak pelajaran kehidupan yang bisa diambil. “Cerita Panji bukan cuma hiburan. Namun lebih kepada pengajaran,” kata Noriah. 

Pengaruh Kisah Panji bukan cuma dalam teks tulis. Para dalang mengambil elemen Panji yang disesuaikan dengan budaya setempat sebagai cerita dalam pagelaran wayang kulit. Bahkan, ada yang diubah sesuai selera dalang.

“Kelainan ini disebabkan cerita Panji tersebar dalam bentuk lisan. Adanya ruang untuk menambah cerita amat biasa dalam dunia penciptaan cerita Panji dan pewayangan,” kata Noriah. 

Kisah Panji, kata Noriah, telah lama diketahui khalayak Melayu terutama di Kelantan. Namun, sulit menentukan kapan pastinya karena bermula dari cerita lisan. Kendati begitu, dia memperkirakan Kisah Panji masuk ke dalam budaya Melayu sejak abad 15 karena Sejarah Melayu dikarang pada 1612 dan Hikayat Hang Tuah ditulis pengarang anonim lebih awal dari 1641. Di dalamnya banyak disebutkan tentang Majapahit.

“Secara tak langsung membuktikan Kisah Panji sudah dikenal di Malaka pada abad 15. Di kedua karya itu unsur-unsur Kisah Panji banyak ditemukan,” kata Noriah. 

Selain itu, hubungan Melaka dan Jawa semakin terbentuk pada abad ke-15. Islam telah menapak di tanah semenanjung. Perdagangan yang mendorong mereka datang. Beberapa sejarawan dan akademisi Malaysia seperti Khazin Tamrin, Haron Mat Piah, dan Abd. Rahman Kaeh, menyebut keberadaan kampung India, Tionghoa, dan Jawa.

“Cerita Panji dapat menambat hati khalayak terutama sewaktu Malaka di bawah Kesultanan Melayu,” lanjutnya.

Dalam Hikayat Hang Tuah dikisahkan perkampungan Jawa terbentuk setelah kedatangan tokoh Patih Kerja Wijaya bersama kerabatnya. Dia pergi karena sakit hati oleh Ratu Lasem kemudian menghambakan diri kepada penguasa Melaka.

Orang Jawa terus berdatangan hingga tahun 1890-an. Mereka diterima masyarakat setempat karena beberapa faktor. Namun, paling ketara karena rajin dan uletnya. Kerajinan mereka terlihat terutama berkaitan dengan pembukaan parit-parit di Johor dan pembukaan tanah-tanah baru. Hingga kini, masyarakat keturunan Jawa masih ada seperti di kawasan Upeh dan Hilir di Melaka.

Sebenarnya bukan cuma Kisah Panji dari Jawa yang dikenal masyarakat Melayu. Cerita Mahabharata pun terus digunakan dalam pewayangan seperti, Hikayat Sempurna Jaya.

Baca juga: 

Kisah Panji di Thailand
Majapahit dalam Kisah Panji
Kisah Nasional Majapahit
Pemberontakan Terhadap Sastra India

TAG

Kisah-Panji Majapahit Melayu Malaka

ARTIKEL TERKAIT

Yang Tersisa dari Saksi Bisu Romusha di Bayah Pasukan Jepang Merebut Kuala Lumpur di Musim Durian Saatnya Melihat Indonesia dari Beraneka Sudut Pandang Ketika Tan Malaka Ingin Pulang Selamatkan Negarakertagama dari Aksi KNIL Gerakan Baso di Sumatra Barat Cerita Gerilya dari Sanggabuana, Tempat Ditemukannya Ular Naga Pertemuan Rahasia di Malam Lebaran CIA, Tan Malaka, dan Kampret Mengatur Orang Asing di Jawa Kuno