top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Agar Dieng Tak Tenggelam

Luapan danau Bale Kambang menenggelamkan percandian Dieng. Dibuatlah terowongan bawah tanah untuk mengalirkan air tersebut.

Oleh :
27 Des 2012

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Agar Dieng Tak Tenggelam

  • Aryono
  • 28 Des 2012
  • 2 menit membaca

Diperbarui: 20 Feb


PEMBUATAN terowongan bawah tanah untuk mengendalikan air telah dilakukan Dinasti Mataram Kuno di bawah wangsa Sanjaya, yang membangun Gangsiran Aswatama.


Nama Aswatama diambil dari tokoh pewayangan. Aswatama adalah putra pandita Drona. Untuk membalas dendam kematian ayahnya dalam perang Baratayudha, dia menggali lorong bawah tanah atau gangsiran, yang berujung di perkemahan Pandawa. Nahas, Aswatama tewas oleh keris Pasopati yang ditendang bayi Parikesit, cucu Arjuna, hingga menancap di dadanya.


Menurut Otto Sukatno CR, Gangsiran Aswatama adalah sebuah lorong bawah tanah, terbuat dari batu, untuk mengalirkan air danau Balai Kambang yang berada di kawasan candi-candi Dieng, terletak di kecamatan Batur, Banjarnegara. “Dimungkinkan kompleks percandian di Dieng itu pernah tergenang atau tenggelam oleh telaga Bale Kambang,” tulis Otto Sukatno CR dalam Dieng Poros Dunia.


Pembuatan candi sendiri harus memenuhi aturan-aturan yang digariskan dalam kitab Vastusastra, semacam ilmu arsitektur kuno dari India. Aturan dalam kitab ini tak hanya mengenai konstruksi candi, tapi juga pemilihan lahan, jenis tanah, dan lingkungannya. Menurut Manasara, salah satu bagian dari kitab Vastusastra, bangunan suci sebaiknya didirikan di dekat air seperti danau, sungai, mataair, muara sungai, dan laut serta berada di puncak bukit, lereng gunung, hutan, atau lembah.


Percandian Dieng dibangun sesuai dengan ketentuan kitab tersebut: berada di puncak bukit, lereng gunung, dan hutan, juga dekat dengan mataair, yakni Tuk Bima Lukar dan danau Bale Kambang.


Menurut Otto, luapan danau Bale Kambang yang menenggelamkan percandian Dieng terjadi akibat erupsi gunung berapi, muncul kawah atau telaga baru. Selain itu, menurut Sutjipto Wirjosuparto dalam Sedjarah Bangunan Kuno Dieng, luapan Bale Kambang juga terjadi karena air kiriman dari Kali Tulis yang mengalir dari Gunung Prahu. Air yang memenuhi Bale Kambang tersebut kemudian dialirkan ke saluran Gangsiran Aswatama.


“Saluran ini berupa bangunan pipa air dari batu yang di beberapa tempat tertentu ada lubangnya untuk mengurangi tekanan air. Pipa air ini sebagian ditemukan di kelompok bangunan Arjuna dan menuju ke arah barat laut,” tulis Sutjipto.


Gangsiran Aswatama telah menjadi jalan keluar untuk mengendalikan air yang menenggelamkan percandian Dieng.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
Mengintip Kelamin Hitler

Mengintip Kelamin Hitler

Riset DNA menyingkap bahwa Adolf Hitler punya cacat bawaan pada alat kelaminnya. Tak ayal ia acap risih punya hubungan yang intim dengan perempuan.
bottom of page