Masuk Daftar
My Getplus

Pelatih Bertangan Besi Pembesut Susi Susanti

Sosok tegas di balik puncak prestasi Susi Susanti. Kisahnya diperankan aktris cantik Jenny Zhang dalam biopik Susi Susanti: Love All.

Oleh: Randy Wirayudha | 20 Sep 2019
Jenny Zhang Wiradinata perankan sosok pelatih Susi Susanti, Liang Qiuxia dalam film biopik Susi Susanti: Love All. (Fernando Randy/Historia).

Untuk beberapa saat, Mangombar Ferdinand Siregar, kepala bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, terdiam. Lidahnya terasa kelu untuk merespon sebuah pernyataan sesosok Liang Qiuxia (kadang ditulis Liang Chiu Hsia) di dalam sebuah ruang rapat PBSI. Liang jadi satu mata rantai vital dalam prestasi monumental medali emas Olimpiade 1992 Susi Susanti dan Alan Budikusuma.

“Dan pengurusan surat bukti kewarganegaraan kami jauh lebih sulit daripada yang dijanjikan, Pak,” kata Liang kepada Siregar. Bagi pelatih berdarah Tionghoa itu, status kewarganegaraan jadi satu mimpi tersulit untuk diwujudkan. Sejak ia membesut Susi pada 1992, kebijakan diskriminatif yang diterapkan pemerintahan Orde Baru masih belum mereda.

Adegan itu jadi satu dari sekian cuplikan dalam trailer resmi film biopik Susi Susanti: Love All garapan sineas Sim F yang di-launching di Metropole XXI, Cikini, Rabu (18/9/2019). Sosok Liang di film itu dimainkan aktris cantik Jenny Zhang Wiradinata. Sementara tokoh Siregar dimainkan aktor kawakan Lukman Sardi.

Advertising
Advertising

“Sebenarnya dia berusaha keras agar sang pelatih (Liang Qiuxia dan Tong Sinfu) mendapatkan kewarganegaraan. Tapi situasi justru menyudutkannya. Saat itu akhirnya dia merasa tidak berhasil dengan janjinya. Itu jadi suatu ganjalan tersendiri buat dia,” tutur Lukman menjelaskan karakter yang dimainkannya.

Baca juga: Siregar Bikin Bendera Merah Putih Berkibar

Jenny sendiri saat mendalami karakter Liang turut merasakan kepedihan sang pelatih. Selain sang pahlawan –Susi Susanti dan Alan Budikusuma, ada sosok pelatih di belakang layar yang juga punya keresahan mendalam terkait hal-hal berbau rasialis di tengah perjuangan mereka mengharumkan merah-putih di pentas dunia. Status warga negara Indonesia bagai kasih tak sampai baginya.

“Untuk mendalami emosinya, saya bertemu dengan dia dan dia bersedia cerita masa lalunya. Mengingat perjalanan hidupnya, luar biasa sosoknya. Ada rasa sedihnya, ada rasa bangganya. Bagaimana dia sebagai warga keturunan Tionghoa ingin sekali tinggal di Indonesia,” ujar Jenny kepada Historia.

Jenny Zhang (kiri) bersama sosok asli Liang Qiuxia (Instagram @liangchiusia)

Pelatih Bertangan Besi

Untuk memaksimalkan perannya menjadi Liang Qiuxia di film yang bakal diputar di bioskop-bioskop mulai 24 Oktober 2019 itu, Jenny cukup beruntung bisa bertemu Liang lantaran Liang terlibat melatih Laura Basuki yang memerankan Susi.

“Sebenarnya pas pertamakali saya lihat dia, enggak berani menyapa. Saya lihat orangnya tegas banget. Galak enggak sih. Ternyata setelah kenalan, orangnya down to earth banget. Enggak seperti saat melatih, itu gahar banget. Untuk dapat karakternya, selain ikut latihan sama Laura dan ketemu seminggu beberapakali, saya melihat gaya dia melatih, juga berbicara. Saya enggak copy-paste, namun yang saya ambil di situ adalah semangatnya,” kata Jenny.

Baca juga: Cinta Kasih Susi Susanti untuk Negeri

Jenny mulai bisa memahami isi hati dan otak Liang setelah bicara dari hati ke hati terkait masa lalu Liang. Liang merupakan sosok perfeksionis, yang selalu ingin terbaik untuk atlet-atlet yang dibesutnya. Buat Jenny, ini merupakan jasa besarnya di balik kesuksesan Susi mempersembahkan emas olimpiade pertama untuk Indonesia, namun tidak banyak diketahui publik.

“Sekarang usianya sudah sekitar 70 tahun tapi energi dia masih kelihatan luar biasa. Kan sebelumnya dia atlet juga. Dia (memukul) smash saja masih keren banget, lho. Di balik itu orangnya cuek tapi waktu melatih dia strict. Keras orangnya. Buat dia, bola (shuttlecock) enggak boleh jatuh ke lantai. Apapun caranya harus dikejar,” tambah Jenny.

Laura Basuki yang memerankan Susi Susanti turut dilatih keras Liang Qiuxia untuk memantapkan peran (Fernando Randy/Historia)

Laura pun merasakan betapa Liang pelatih bertangan besi. Seolah kembali ke masa lalu, Liang melatih Laura sekitar enam bulan, sama kerasnya saat membesut Susi.

“Pas latihan sebulan pertama rasanya, Oh My God! What I’m  doing? Ternyata jadi atlet itu bukan hal gampang. Kita selama ini lihat atlet kalau kalah gampang mem-bully. Kita enggak tahu di balik itu perjuangannya seperti apa. Saya makin salut sama atlet-atlet Indonesia,” ujar Laura.

Baca juga: Di Balik Pernikahan Pasangan Emas Olimpiade

Senada dengan Jenny dan Laura, Alan Budikusuma, suami Susi, juga mengingat perangai Liang sebagai pelatih bertangan besi. Kendati tak merasakan dilatih langsung, Alan setiap hari melihat bagaimana kerasnya Liang menempa Susi, baik fisik, teknik, maupun mental.

“Sama seperti pelatih saya, Tong Sinfu. Dia (Liang) sangat disiplin dan keras. Memang standarnya pelatih di Cina begitu semua gaya melatihnya. Makanya mungkin itu pertimbangan Pak Try (Sutrisno, ketua umum PBSI 1985-1993) lihat latihan di sana gayanya diktator. Kedisiplinannya tak bisa ditawar dan menurut Pak Try lebih cocok,” kata Alan menimpali.

TAG

film susi susanti

ARTIKEL TERKAIT

Hasrat Nurnaningsih Menembus Hollywood Alkisah Eksotisme dan Prahara Sarawak lewat Rajah Sabra, Superhero Israel Sarat Kontroversi Alain Delon Ikut Perang di Vietnam Nostalgia Wolverine yang Orisinil Anak-anak Nonton Film di Zaman Kolonial Belanda Nyanyi Sunyi Ianfu Heroisme di Tengah Kehancuran dalam Godzilla Minus One House of Ninjas dan Bayang-Bayang Masa Lalu Ninja Hattori Misteri Kematian Aktor Inggris yang Dibenci Nazi