WALAU ditolak bergabung ke kelompok pahlawan super Avengers, diputuskan pacarnya, dan pensiun dari kerjaan medioker sebagai sales mobil bekas, Wade Winston Wilson alias Deadpool (diperankan Ryan Reynolds) ternyata masih berharga di mata sebuah organisasi penjaga lini waktu, Time Variance Authority (TVA). Agen TVA, Mr. Paradox (Matthew Macfadyen), berniat merekrut Deadpool demi menyelamatkannya sebelum semestanya hancur.
Semesta yang ditinggali Deadpool dan teman-temannya, Bumi 10005, berangsur-angsur akan hancur. Pasalnya Logan alias Wolverine (Hugh Jackman) yang jadi entitas jangar atau sosok yang menopang eksistensi semestanya sudah tiada. Namun bukannya menerima tawaran Paradox, Deadpool justru mencuri TemPad untuk kabur melintasi semesta demi mencari Logan/Wolverine versi semesta lain.
Serumit itulah sutradara Shawn Levy membuka babak konflik Deadpool & Wolverine di 10-15 menit pertama. Film superhero yang jadi film Deadpool ketiga pasca Deadpool (2016) dan Deadpool 2 (2018) serta jadi film ke-34 dalam semesta Marvel Cinematic Universe (MCU).
Inti ceritanya sedianya simpel dan mudah dicerna. Tapi sebagai buntut dari diakuisisinya rumah produksi Fox oleh Disney sejak 2019, sutradara dan tim penulis naskah harus memberi ruang menjembatani eksistensi Deadpool di semesta MCU yang Avengers-sentris.
Baca juga: Multiverse, Antara Spekulasi Filosofis dan Misteri yang Belum Terungkap
Selebihnya, aksi-aksi dewasa nan greget tetap mampu dibawakan Deadpool sang protagonis dan Wolverine yang terpaksa bermitra ketika terdampar di Alam Kehampaan. Sebuah ruang di mana mereka mesti meladeni pasukan jahat pimpinan Cassandra Nova (Emma Corrin) yang merupakan saudari kembar mendiang pemimpin X-Men, Profesor Charles Xavier.
Tapi mereka tak sendirian menghadapi Cassandra. Dalam keadaan terjepit, tetiba mereka dibantu para superhero lain yang juga terdampar di alam yang sama: Johnny Storm/Human Torch (Chris Evans), Elektra Natchios (Jennifer Harner), Remy LeBeau/Gambit (Channing Tatum), Eric Brooks/Blade (Wesley Snipes), dan Laura Kinney/X-23 (Dafne Keen) yang notabene putri biologis Logan/Wolverine.
Selain harus bertarung sengit, Deadpool dan Wolverine juga mesti berkejaran dengan waktu. Pasalnya diam-diam Paradox membangun mesin “Time Ripper” untuk mempercepat kehancuran semestanya Deadpool. Selebihnya, akan lebih baik jika Anda tonton sendiri Deadpool & Wolverine yang tayang di berbagai bioskop tanah air sejak 24 Juli 2024.
Baca juga: Dari Captain Thunder, Captain Marvel, hingga Shazam
Mula Wolverine
Sebagaimana dua film Deadpool sebelumnya, Deadpool & Wolverine turut mengajak penontonnya bernostalgia dengan deretan hits lawas 1990-an dan 2000-an yang dijadikan music scoring, termasuk di adegan-adegan pertarungannya yang greget. Ada “Bye Bye Bye” (NSYCN), “Iris” (Goo Goo Dolls), “I’m With You” (Avril Lavigne), “Good Riddance” (Green Day), hingga “Like a Prayer” (Madonna).
Film ini juga masih sarat dengan bacotan-bacotan konyol mengocok perut tapi bernada kasar khas Deadpool. Bedanya, kali ini cukup balans dengan watak Wolverine yang tetap serius. Pun dengan adegan-adegan action penuh kekerasan. Oleh karenanya, film ini jadi yang pertama diberi klasifikasi “R Rating” di waralaba MCU. Artinya, untuk 17 tahun ke bawah tetap mesti dengan pendampingan orang dewasa.
“Penampilan Reynolds dan Jackman dalam hal kerjasama aktingnya cukup baik karena Jackman seperti menolak kenyataan bahwa ia berada dalam (film) komedi. Ia memainkan setiap adegan seolah berkutat dalam lautan rasa malu, amarah, dan kekesalan yang menciptakan kontras nan lucu dengan celoteh-celoteh dangkal Reynolds tanpa henti,” tulis kritikus Mick LaSalle di kolom San Francisco Chronicle, 23 Juli 2024.
Baca juga: Asal-Usul si Kocak Deadpool
Terlebih, sedari awal Deadpool hampir tak pernah berhenti meledek kostum kuning-biru yang dikenakan Wolverine. Bukan hal mengherankan, karena sejak Jackman memerankan karakter Logan/Wolverine di versi live-action pertamakali 24 tahun silam, belum pernah sekalipun mengenakan kostum orisinil karakternya sebagaimana di komiknya.
Debut Jackman memerankan Logan/Wolverine terjadi di film X-Men (2000). Berlanjut di film X2 (2003), X-Men: The Last Stand (2006), X-Men Origins: Wolverine (2009), X-Men: First Class (2011), The Wolverine (2013), X-Men Days of Future Past (2014), X-Men: Apocalypse (2016), serta Logan (2017). Baru di film Deadpool & Wolverine-lah Jackman memainkan karakter itu dengan kostum yang nyaris akurat, bahkan lengap dengan topengnya sebagaimana debut kemunculan karakternya di komik pada 1974.
“Untuk pertamakalinya dalam hidupku, aku bangga mengenakan kostum ini. Artinya aku seorang X-Men. Akulah X-Men,” tukas Logan/Wolverine di suatu adegan saat mengingat rekan-rekannya di X-Men yang sudah duluan almarhum.
Wolverine yang aslinya punya beberapa nama alias –seperti James Howlett, Weapon X, atau Logan– muncul pertamakali atas permintaan Roy Thomas (redaktur Marvel Comics) sebagai karakter antihero Marvel di komik The Incredible Hulk edisi ke-180 yang terbit pada Oktober 1974. Cerita latar belakang dan desain penampilannya lahir dari buah tangan duet penulis Len Wein dan ilustrator John Romita Sr.
“Saya ingat ketika saya bilang padanya (Wein) untuk memperkenalkan karakter Kanada dalam (seri komik) Hulk dengan alasan karena 5-10 persen pembaca kami berdomisili di Kanada. Seingat saya juga saat itu belum ada karakter pahlawan asal Kanada di komik-komik lain. Saya hanya minta pada Len (Wein) agar karakternya dinamai ‘Wolverine’ dengan berwatak temperamental,” tulis Thomas dalam X-Men Masterworks Vol. 8.
Baca juga: The Batman dan Sisi Kelam Kehidupan Nyata
Sesuai permintaan, Wein mengkreasikan “biografi” Wolverine sebagai antihero pertama asal Kanada yang karakternya “segelap” Batman. Bedanya, Wolverine berwatak pemarah.
Sedangkan Romita membuat karakternya mengenakan kostum kuning-biru dengan variasi motif belang harimau di kedua bagian pinggangnya. Pada permulaannya, Romita belum membuat topeng yang meniru telinga serigala tapi topeng mirip kucing dengan kumis kucingnya.
“John Romita Sr. mendesain kostum dan cakar yang mirip serigala. Cakarnya bisa muncul dari balik kedua (sarung) tangannya. Dengan attitude yang keras, desain itu membuatnya berbeda dari karakter pahlawan lain di masa itu,” ungkap Gina Misiroglu dalam The Superhero Book: The Ultimate Encyclopedia of Comic-Book Icons and Hollywood Heroes.
Romita punya alasan membuat senjata cakar serigala berbahan adamantium yang bisa keluar-masuk melalui sarung tangannya. “Yang jelas saya ingin membuat (senjatanya) praktis dan fungsional. Saya pikir, jika cakarnya (permanen) seperti itu, bagaimana dia bisa menggaruk hidung atau mengikat tali sepatu?” terangnya kepada , 23 April 2009.
Adapun masker dengan bentuk telinga meruncing bak serigala yang kondang di ingatan banyak penggemar, baru hadir saat karakter Wolverine tampil di komik Giant-Size X-Men edisi ke-1 yang terbit pada Mei 1975. Wein masih jadi penulisnya namun dengan ilustrator berbeda, Dave Cockrum dan Gil Kane, yang membuat penampakannya masih dengan kostum ikoniknya. Kostumnya mirip dengan yang dikenakan Jackman di film Deadpool & Wolverine.
Baca juga: Stan Lee si "Bapak Marvel"
Fakta terakhir yang juga sempat dikeluhkan Wein adalah perihal background dan usia Wolverine yang berubah pasca-kemunculan pertamanya pada 1974. Wein mulanya menggambarkan Logan/Wolverine sebagai manusia super berusia antara 18-26 tahun, bukan mutan berusia 40-an tahun.
“Saya tidak pernah bermaksud membuat Logan bermutasi menjadi Wolverine. Saya menulis cerita tentang manusia, tidak melibatkan binatang. Cerita Wolverine yang bermutasi hadir jauh setelah saya tidak lagi terlibat dalam bukunya (komik),” kata Wein mengklarifikasi di blog pribadinya, , 24 Februari 2009.
“Saya tidak yakin memang, apakah ide itu datang dari (penulis) Chris Claremont, (ilustrator) mendiang Dave Cockrum, atau John Byrne saat ia datang sebagai ilustratornya tapi yang pasti cerita (mutan) itu tidak dimulai dari saya,” sambungnya.
Terlepas dari itu, kostum Wolverine sempat berubah dari kuning-biru menjadi cokelat-tan di tangan ilustrator John Byrne di komik X-Men edisi ke-138 tahun 1980. Baru pada seri-seri komik X-Men Legacy (1991-2012) ilustrator Jim Lee mengembalikan warna klasik kuning-biru di kostum Wolverine.
Orisinalitas itulah yang coba dibawakan Graham Churchyard, desainer kostum di film Deadpool & Wolverine. Walau tak membuat kostumnya dari spandex, ia membuatnya seakurat mungkin dengan yang ada di komik maupun serial-serial animasinya.
“Ada beberapa film yang kostumnya (superhero) tidak akurat tapi yang kami hadirkan rasanya sudah luar biasa. Kadang Anda harus membiarkan kostumnya bercerita. Saya juga tidak tahu kenapa Hugh (Jackman) tak pernah mengenakan kostum kuning-biru itu sebelumnya tapi hikmahnya penggemar akan antusias bahwa mereka akan melihatnya untuk pertamakali sejak 24 tahun,” tandas Churchyard, dikutip Entertainment Weekly, 22 Juli 2024.
Deskripsi Film:
Judul: Deadpool & Wolverine | Sutradara: Shawn Levy | Produser: Kevin Feige, Lauren Shuler Donner, Shawn Levy, Ryan Reynolds | Pemain: Ryan Reynolds, Hugh Jackman, Emma Corrin, Matthew Mcfadyen, Morena Baccarin, Rob Delaney, Chris Evans, Jennifer Garner, Wesley Snipes, Channing Tatum, Dafne Keen, Jon Favreau, Henry Cavill | Produksi: Marvel Studios, Maximum Effort, 21 Laps Entertainment | Distributor: Walt Disney Studios | Genre: Action Superhero | Durasi: 128 menit | Rilis: 22 Juli 2024.