DARI sekian Presiden Indonesia, barangkali hanya Abdurrahman Wahid yang sohor karena kekocakannya. Presiden RI ke-4 yang biasa dipanggil Gus Dur itu memang punya selera humor yang tinggi. Mulai dari celetukannya hingga pernyataan-pernyataan resminya pun selalu ada unsur jenaka. Betapa lucunya, humor-humor Gus Dur pun abadi dalam ingatan hingga dibukukan dalam berbagai judul.
“Dimana-mana, Gus Dur dikenal sebagai orang yang humoris. Humornya luar biasa,” kata istri Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid ketika membuka “Ekspose Daftar Arsip Foto KH. Abdurrahman Wahid: Gus Dur, Seorang Pejuang Kemanusiaan”, yang diselenggarakan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) pada Rabu, 24 Juli 2019.
Sinta menyatakan pula, banyak peran yang bisa didapat karena humor Gus Dur,. Humor sang presiden bisa menjadi penyambung, pengikat hubungan antara satu negara dengan negara lain.”
Baca juga: Sinta Nuriyah Berkisah tentang Gus Dur
Ketika Gus Dur berkunjung ke Kuba, Presiden Fidel Castro rela mendatangi hotel tempat Gus Dur menginap. Tujuannya hanya satu: mendengar celotehan Gus Dur. Kesempatan itu dimanfaatkan dengan cerdik oleh Gus Dur sebagai momentum diplomasi untuk kepentingan Indonesia.
“Gus Dur sampai dikejar ke hotel karena (Fidel) ingin mendengar jokes-jokesnya Gus Dur. Dan disitulah dimasukan apa yang menjadi keinginan masing-masing negara,” tutur Sinta.
Keakraban yang sama pun terjadi kala Gus Dur bertandang ke Amerika Serikat. Dalam pertemuan di Gedung Putih, Presiden Bill Clinton sedianya hanya punya waktu 30 menit untuk temu wicara. Namun karena keasyikan ngobrol, cengkrama diantara keduanya jadi berlangsung selama satu setengah jam. Dan ketika Gus Dur hendak pulang, Clinton mengantarkan sampai ke pintu keluar.
Baca juga: Gus Dur dan Keberagaman
Sementara itu, di Arab Saudi, Gus Dur pernah menerima surat dari perwakilan rakyat negara tersebut. Surat itu berisi keheranan dan pertanyaan yang ditujukan kepada Gus Dur setelah bersua dengan Raja Arab. “Apa Yang Mulia katakana kepada raja kami hingga kami rakyat Arab sampai bisa melihat giginya sang raja?” sebagaimana dituturkan Sinta Nuriyah.
Karena sering berguyon, tingkah Gus Dur ini bisa juga bikin orang-orang di sekitarnya was-was. Bagaimana bisa? Mantan asisten pribadi Gus Dur, Priyo Sambadha, menuturkan kalau Gus Dur kerap yang menyisipkan bahan candaan dalam pidato kenergaraan. Waktu Gus Dur jadi presiden, Priyo menjabat sebagai deputi pers dan media kepresidenan.
“Yang mengerti isi pidato Gus Dur itu hanya dua: Tuhan dan Gus Dur sendiri,” kata Priyo.
Baca juga: Gus Dur Hanya Pulang
Menurut Priyo, selalu ada hal baru yang mencengangkan ketika Gus Dur berpidato. Yang menjadi perhatian bagi protokoler Istana saat itu adalah pidato seorang presiden dengan pidato seorang kiai itu gaungnya sangat berbeda di masyarakat. Apalagi Gus Dur punya kebiasaan unik setiap hari Jumat. Biasanya setelah usai jumatan (sholat jumat), Gus Dur selalu berkomunikasi dengan masyarakat. Bebas berbicara apa saja.
“Jadi kalau Gus Dur mau pidato itu kita deg-degan. Wah, sport jantung kita. Ini mau bicara apalagi,” ujar Priyo. “Buat kami saat itu yang terbiasa sekian puluh tahun dengan Pak Harto, itu cultur shock, sebuah kejutan budaya yang luar biasa buat kami para perangkat Istana.”