Masuk Daftar
My Getplus

Siapa Hendak Turut ke Uranus? (Bagian II – Habis)

NASA sudah lebih dulu mengeksplorasi Uranus. Kini Elon Musk turut menjadikan planet terdingin itu mimpi besar buat pencapaian SpaceX

Oleh: Randy Wirayudha | 18 Jun 2024
Penampakan belahan selatan Planet Uranus dari tangkapan layar Voyager 2 (nasa.gov)

SEBAGAI bos manufaktur roket SpaceX, inovator Elon Musk berammbisi menjelajahi antariksa. Selain Mars, Musk berangan-angan ingin mengeksplorasi planet terdingin dalam tata surya, Uranus.

Saat melakukan percobaan livestream di platform X (dulu Twitter) pada Minggu (9/6/2024), Musk menyatakan bahwa eksplorasi Planet Uranus dengan roket Space-X-nya sangat memungkinkan jadi tujuan jangka panjang berikutnya. Tentu saja itu akan dicanangkan setelah ia rampung menyelesaikan mimpinya mengirim pesawat luar angkasa ke Mars.

“Mimpi saya adalah mencapai Uranus,” cuit Musk di akun X-nya, @elonmusk, Senin (10/6/2024).

Advertising
Advertising

Planet Uranus sudah diamati sejak tahun 128 Sebelum Masehi walau saat itu masih dianggap objek antariksa sejenis bintang. Namun pasca-observasi astronom Inggris Sir William Herschel pada 1871, objek itu ditetapkan sebagai planet ketujuh.

Sesuai penamaan planet-planet sebelumnya, planet temuan baru itu dinamai dengan mitologi, Uranus. Namanya merujuk pada nama Mahadewa Ouranos yang merupakan kakek dari Dewa Zeus dalam mitologi Yunani Kuno.

Baca juga: Siapa Hendak Turut ke Uranus? (Bagian I)

Eksplorasi Planet Terdingin 

Uranus termasuk planet raksasa. Planet berjarak antara 2,6-3,2 miliar kilometer dari bumi itu punya diameter 51.118 klometer atau empat kali diameter Bumi dan punya massa 14,5 kali lipat Bumi.

Sejak ditetapkan sebagai planet, Uranus terus menjadi objek pengamatan, riset, hingga kemudian dieksplorasi. Butuh lebih dari satu abad upaya penjelajahannya terwujud sejak ditemukan Herschel. 

Adalah badan antariksa Amerika Serikat (AS) NASA yang memulainya saat dipimpin George Michael Low. Wacananya mulai direalisasikan lewat program “Grand Tour” yang pendanaannya disetujui Kongres AS pada 1972. 

“NASA punya program robotik dengan Grand Tour yang ambisius ke luar angkasa yang merencanakan mengirim dua wahana robotik untuk mengeksplorasi planet-planet luar: Saturnus, Jupiter, Neptunus, Uranus, dan Pluto. Tetapi ongkosnya luar biasa besar, sekitar 1 miliar dolar,” tulis Richard Jurek dalam The Ultimate Engineer: The Remarkable Life of NASA’s Visionary Leader George M. Low.

Baca juga: Planet Baru di Luar Galaksi

Dua wahana robotik nirawak yang dimaksud adalah Voyager 1 dan Voyager 2. Keduanya didesain dan dibangun JPL, Laboratorium Penggerak Jet NASA. Voyager 1 dimaksudkan untuk menjelajahi Jupiter, Saturnus, dan Pluto, serta Titan yang merupakan bulan terbesar Saturnus. Sedangkan Voyager 2 dengan trayek Jupiter (lagi), Uranus, dan Neptunus. Khusus Voyager 2 dilengkapi perekam digital berkapasitas 64 megabyte dan antena parabola berdiamter 3,7 meter untuk mengirim data yang akan diterima dan diolah Jaringan Dalam Antariksa NASA (DSN).

Voyager 2 akhirnya diluncurkan ke ruang angkasa dari Cape Canaveral, Florida pada 20 Agustus 1977 atau 16 hari sebelum peluncuran kembarannya, Voyager 1. Berturut-turut, Voyager 2 tercatat mulai menjelahahi Jupiter pada 9 Juli 1979, Saturnus pada 26 Agustus 1981, dan Uranus pada 24 Januari 1986. 

Wahana Voyager 2 (kiri) dan peluncurannya dengan roket Titan IIIE (NASA)

Menurut Norman F. Ness dkk. dalam artikel “Magnetic Fields at Uranus” di Jurnal Science Vol. 233 tahun 1986, Voyager 2 saat itu mencapai jarak terdekat 81.500 kilometer puncak awan Uranus sebelum melanjutkan perjalanan ke Neptunus. Wahana itu menyampaikan data tentang struktur dan komposisi kimia di atmosfer planet bercincin vertikal itu.

“Yang dipelajari dari (data) Voyager 2 termasuk keunikan cuaca yang disebabkan kemiringan aksial ekstrem serta menyelidiki sebelas lapisan cincin dan medan magnetnya. Ini juga menjadi investigasi detail pertama mengenai lima bulan terbesarnya dan (Voyager 2) menemukan 10 bulan yang baru,” ungkap Ness dkk.

Diketahui pula Uranus memiliki struktur lapisan awan yang kompleks dengan suhu terendah -224 derajat celcius yang menjadikannya planet paling dingin di tata surya. Planet tersebut mayoritas terdiri dari air, ammonia, dan methane dengan gerak rotasi mundur 17 jam dan 14 menit. Menjadikan kedua kutubnya akan terus disinari matahari selama 42 tahun dan diikuti kegelapan selama 42 tahun pula.

Baca juga: Membunuh Planet Pluto

Voyager 2 lalu melanjutkan eksplorasinya dan mencapai orbit luar Neptunus pada 25 Agustus 1989. Lalu, meneruskan perjalanan ruang antarbintang. Komunikasinya dengan Bumi baru mulai terputus pada 21 Juli 2023.

Sejak saat itu, belum ada misi eksplorasi lagi yang mampu mencapai Uranus. Sisanya hanya wacana belaka. Salah satunya wacana misi MUSE (Mission to Uranus for Science and Exploration) oleh badan antariksa Eropa ESA. ESA mengajukannya pada 2015 dengan merencanakan peluncuran wahana nirawak Ariane-5. Wahana itu rencananya diluncurkan pada 2026 dan diperkirakan mencapai Uranus pada 2044 serta beroperasi sampai 2050.

Wacana lain juga diajukan badan antariksa China CNSA. CNSA mengajukan pada 2023 dengan wahana Tianwen-4 yang dicanangkan akan diluncurkan pada 2029. tidak hanya akan menjelajahi Uranus, rencananya Tianwen-4 juga akan mengeksplorasi Jupiter.  

Ilustrasi jalur perjalanan Voyager 2 (NASA)

TAG

antariksa planet astronomi

ARTIKEL TERKAIT

Siapa Hendak Turut ke Uranus? (Bagian I) Roket Rusia-Amerika Menembus Bintang-Bintang Anjing Super Penjaga Galaksi Kisah Sukarno dan Planetarium Yuri Gagarin Si Anak Petani yang Mengantariksa Yuri Gagarin dan Para Kosmonot Pahlawan Indonesia Mitos dan Tetenger Wabah Penyakit Ilmu Eksak Tertua Menggali Ilmu Perbintangan dari Nenek Moyang Menggali Ilmu di Langit