Masuk Daftar
My Getplus

Barisan Jenggot Berbahaya

Mereka rata-rata sudah jenggotan, namun tetap berjuang dengan tekad merdeka atau syahid.

Oleh: Hendri F. Isnaeni | 20 Jan 2017
Laskar Kalimantan dalam parade laskar-laskar perjuangan menyambut pelantikan Dewan Kelaskaran Pusat dan Seberang di Yogyakarta pada 12 November 1946. Foto: IPPHOS.

Laskar atau barisan perjuangan memainkan peran penting dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Mereka dibentuk di berbagai daerah di seluruh Indonesia dengan nama-nama yang menarik. Seperti Barisan Jenggot di Kalimantan. Dari namanya, badan perjuangan ini terdiri dari para ulama dan pengikutnya.

Barisan Jenggot (Barisan Ulama), menurut Sulaiman Al-Kumayi dalam Islam Bubuhan Kumai, bermarkas di Masjid Besar al-Baidha, Kumai, selama perjuangan mengusir penjajah Belanda.

Pada 14 Januari 1946, tentara Belanda (NICA atau Pemerintahan Sipil Hindia Belanda) masuk Kalimantan. Mereka berjumlah kurang lebih 250 orang dengan senjata lengkap menumpang lima kapal. Mereka menyerang daerah Kota Waringin.

Advertising
Advertising

Baca juga: Kala Ulama Perempuan Melawan

“Seluruh kekuatan yang ada bangkit membalas dan menyerang tentara NICA. TKR (Tentara Keamanan Rakyat), Angkatan Muda, Barisan Jenggot dan seluruh rakyat Kumai dan Pangkalan Bun bangkit melawan, melibatkan diri dalam kancah pertempuran yang sengit,” tulis JU Lontaan dalam Menjelajah Kalimantan. Pertempuran mengakibatkan 21 pejuang gugur dan 50 tentara Belanda yang tewas diangkut ke kapal.

Dalam Kronik Revolusi Indonesia karya Pramoedya Ananta Toer, dkk., disebutkan bahwa pada 21 Februari 1946 enam anggota Barisan Jenggot dari Kalimantan yang dikepalai oleh Haji Abdul Kadir tiba di Yogyakarta.

“Mereka berumur antara 50-60 tahun dan pernah bertempur melawan NICA yang mendarat dengan lima buah kapal di Kalimantan. Dalam pertempuran itu musuh mengalami kekalahan besar,” tulis Pram. “Mereka datang ke Jawa untuk mempelajari siasat pertempuran dan kemudian akan kembali lagi ke Kalimantan untuk berjuang dengan tekad merdeka atau syahid.”

Kemungkinan juga mereka ikut parade laskar dari Kalimantan dalam pembentukan Dewan Kelaskaran Pusat dan Seberang di Yogyakarta pada 12 November 1946.

Baca juga: 

Langkah Gila Belanda di Yogyakarta
Pembunuhan Keji Panglima Keraton Yogyakarta
Perlawanan Laskar Islam

Tidak hanya di Kalimantan, Barisan Jenggot juga didirikan di Semarang, Sumatera Barat, dan Aceh. Di Solo, Laskar Jenggot dan laskar-laskar perjuangan lainnya disatukan dalam Brigade XXIV di bawah Letkol Iskandar.

Sedangkan di Malang, Barisan Jenggot adalah sebutan untuk Batalion E Tentara Nasional Indonesia. “Karena anggota-anggotanya sudah berjenggot dan berusia rata-rata setengah abad. Mereka bermarkas di Sumberpucung, Malang,” demikian tertulis dalam Kisah-kisah Kepahlawanan Perang Kemerdekaan 1945-1949 dan Perang Merebut Kembali Irian Barat I.

Delapan orang anggota Barisan Jenggot gugur dalam pertempuran melawan Belanda. Di Taman Makam Pahlawan Malang terdapat empat makan nisan bernomor 408, 410, 412, dan 414. Setiap nisan dikubur dua jenazah, salah satunya Kasan Moestiar. Pada setiap nisan tertulis “TNI Barisan Jenggot”.

TAG

pejuang kalimantan laskar islam

ARTIKEL TERKAIT

Kibuli Raden Paku Patriot Pantjasila Mengamuk di Samarinda Tentara Jepang Bantai Pejuang Semarang di Rumah Sakit Cinta Ditolak, Mandor Bertindak Akhir Cerita Ibnu Hadjar Dari Bekas KNIL ke Yonif 600 Ibnu Hadjar, Pejuang yang Kecewa Kisah Bolang Melawan Jepang Sayuti Melok bukan Sayuti Melik Serdadu KNIL Jawa di Kalimantan Utara