RIBUAN pemuda Australia diterjunkan untuk melawan tentara Jepang di bagian wilayah Indonesia. Pasukan yang membebaskan Balikpapan pada pertengahan 1945 di antaranya tentara Australia dari Divisi ke-7. Setelah mengalahkan tentara Jepang, banyak tentara Australia dekat dengan orang Indonesia. Salah satunya adalah John Cohen, yang dari nama belakangnya menunjukan ia keturunan Yahudi.
Tentara Australia punya kontak dengan orang Indonesia di Australia yang sudah mendengar berita kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Berkat tentara Australia itulah berita kemerdekaan Indonesia tersebar.
Menurut Hasan Basry dalam Kisah Gerilya Kalimantan, pamflet-pamflet itu dibuat orang Indonesia di Australia, seperti oleh para Digulis yang pernah dibuang ke Boven Digul dan diangkut ke Australia sektiar 1942.
Baca juga: Awal Keterlibatan Australia dalam Sengketa Indonesia-Belanda
Setelah pamflet kabar kemerdekaan tersebar di Balikpapan, para pemuda bergerak. Di antara mereka bergaul dengan serdadu Australia yang umumnya tidak menyukai perwira Belanda.
Lachlan Grant dalam Australia Soldiers in Asia Pasific in Worldwar II menyebut John Cohen adalah anggota Partai Komunis Australia. Partainya termasuk pendukung kemerdekaan Indonesia di Australia.
John Cohen tidak lama di Balikpapan. Ia dipindahkan ke Makassar. Sehingga ia tak hadir dalam upacara pengibaran bendera Merah Putih di dekat Pintu Lima Karang Anyar Balikpapan pada 13 Agustus 1945. Peristiwa ini sebagai dukungan pemuda Balikpapan terhadap kemerdekaan Indonesia. Beberapa tentara Australia rela menjadi beking pendukung Indonesia di Balikpapan. Hingga pihak NICA Belanda yang lemah tak bisa berbuat banyak untuk menghalangi.
Baca juga: Sikap Australia Terhadap Kemerdekaan Indonesia
John Cohen dipindahkan ke Makassar. Di sana juga terdapat kesatuan tentara Australia yang ikut melawan tentara Jepang. Anthony Reid & Martin O’Hare dalam Australia dan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia menyebut John Cohen, seorang prajurit Australia yang masih muda, mengikuti dr. Ratulangi seperti pengikut, dan menghabiskan seluruh waktu luangnya di rumah tangga Ratulangi untuk mempelajari sebanyak mungkin kebudayaan dan politik Indonesia. Sam Ratulangi kala itu adalah gubernur Sulawesi versi Republik Indonesia.
Pada 1945, pihak Belanda belum kuat di Indonesia. Mereka masih membangun kekuatan. Tentara Australia kebanyakan tak bisa diatur pihak NICA Belanda. Ada banyak tentara Australia yang rela menjual senjatanya kepada para pemuda Indonesia. John Cohen tentu saja dianggap berguna oleh pihak Republik.
“Cohen merupakan perantara berguna dalam membawakan suara nasionalisme Indonesia ke Australia, biarpun pada waktu itu suara tersebut dibungkam oleh perwira-perwira senior Australia,” catat Anthony Reid & Martin O’Hare. Meski begitu, kerja-kerja prajurit rendahan Australia di akar rumput ikut menyemangati orang-orang Indonesia yang baru bebas dari Jepang itu untuk merdeka.
Baca juga: Politisi Australia Sahabat Indonesia
Ketika John Cohen masih di Makassar, terjadi pemogokan buruh laut dan pelabuhan di beberapa kota pelabuhan di Australia. Mereka menolak membongkar muatan kapal Belanda yang hendak ke Indonesia. Mereka ogah membantu Belanda menembaki orang Indonesia yang ingin merdeka.
Tentara Australia tidak lama berada di Balikpapan dan Makassar. Begitu Belanda mulai kuat setelah tentara kolonial Koninklijk Nederlandsch Indische Leger (KNIL) dibangun kembali, tentara Australia dipulangkan ke negaranya. Begitu juga John Cohen. Setelahnya tentara Belanda berani bertindak keras.*