Masuk Daftar
My Getplus

Situs Cagar Budaya di Banten Lama

Di kawasan Banten Lama terdapat beberapa situs cagar budaya dari masa Kesultanan Banten.

Oleh: Risa Herdahita Putri | 22 Des 2024
Reruntuhan Keraton Surosowan Kesultanan Banten yang berada di Banten Lama. (Nugroho Sejati/Historia.ID).
Danau Tasikardi. (Nugroho Sejati/Historia.ID).

Baca juga: 

Mataram Batal Menyerang Banten

Danau Tasikardi

Dibangun pada masa Sultan Maulana Yusuf. Luasnya lima hektar. Berfungsi menampung air dari Sungai Cibanten untuk memenuhi kebutuhan irigasi maupun air bersih untuk keraton. Pulau Keputren di tengah danau digunakan sebagai tempat beristirahat keluarga sultan.

Advertising
Advertising
Pangindelan Emas. (Nugroho Sejati/Historia.ID).

Baca juga: 

Gajah Sultan Banten

Pangindelan

Terdiri dari Pangindelan Abang yaitu penyaring pertama air dari Danau Tasikardi; Pangindelan Putih yaitu penyaring kedua air dari Danau Tasikardi; dan Pangindelan Emas yaitu penyaring terakhir sebelum air dari Danau Tasikardi dialirkan ke Benteng Surosowan.

Kompleks Keraton Surosowan. (Nugroho Sejati/Historia.ID).

Baca juga: 

Perang Banten-Cirebon di Akhir Ramadan

Kompleks Keraton Surosowan

Mulai dibangun pada masa Sultan Maulana Hasanuddin dan dipakai sebagai tempat tinggal sekaligus pemerintahan para sultan Banten. Keraton mengalami kehancuran total pada 1832 dan tak pernah dibangun kembali.

Masjid Kasunyatan.

Baca juga: 

Demak Mengislamkan Banten

Masjid Kasunyataan

Diperkirakan dibangun pada masa pemerintahan Sultan Maulana Yusuf. Ia menjadi tempat berkumpul para ulama lokal dan mancanegara.

Kompleks Keraton Kaibon. (Nugroho Sejati/Historia.ID).

Baca juga: 

Pangeran Jepara Menuntut Takhta Banten

Kompleks Keraton Kaibon

Dibangun sebagai kediaman Ratu Aisyah, yang menjadi Wali Sultan Muhammad Rafiuddin yang masih kecil. Pada 1832, Keraton Kaibon dihancurkan pemerintah Hindia Belanda.

Pelabuhan Karangantu.

Baca juga: 

Raja Demak Terakhir Dimakamkan di Banten

Pelabuhan Karangantu

Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis tahun 1511 membuat para pedagang muslim dari Arab, Persia, dan Gujarat enggan singgah di Malaka dan beralih ke Pelabuhan Karangantu.

Kompleks Masjid Agung Banten. (Nugroho Sejati/Historia.ID).

Baca juga: 

Taktik Banten Taklukkan Pakuan Pajajaran

Kompleks Masjid Agung Banten

Terdiri dari bangunan utama, tiamah, menara, dan pemakaman. Bangunan utama masjid didirikan pada masa Sultan Maulana Hasanuddin. Di halamannya, berdiri menara yag menurut tradisi setempat dirancang Hendrik Lucaszoon Cardeel, arsitek Belanda. Cardeel juga membuat tiamah, bangunan tambahan di selatan masjid sebagai tempat bermusyawarah dan diskusi. Diduga, dulunya digunakan sebagai sekolah Islam atau pesantren. Di sebelah utara masjid terdapat pemakaman sultan dan keturunannya.

Masjid Pacinan Tinggi.

Baca juga: 

Runtuhnya Kesultanan Banten

Masjid Pacinan Tinggi

Masjid ini dibangun untuk orang Tionghoa muslim di Banten. Merupakan masjid pertama yang dibangun Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati yang dilanjutkan Sultan Maulana Hasanuddin, putranya yang menjadi sultan Banten pertama.

Kerkhof. (Nugroho Sejati/Historia.ID).

Baca juga: 

Mega Proyek Sultan Banten

Kerkhof

Pemakaman bagi orang-orang Eropa yang semasa hidupnya pernah bekerja di Kantor Dagang di Banten.

Benteng Speelwijk. (Nugroho Sejati/Historia.ID).

Baca juga: 

Wabah Penyakit Mematikan di Banten dan Jawa Tengah

Benteng Speelwijk

Dibangun tahun 1683-1686 oleh Belanda di atas reruntuhan sisi utara tembok keliling kota Banten Lama. Arsiteknya Hendrik Lucaszoon Cardeel.

Kelenteng Avalokitesvara. (Nugroho Sejati/Historia.ID).

Baca juga: 

Sultan Banten, Wihara, dan Wabah Penyakit

Keleteng Avalokitesvara

Tradisi setempat menyebutkan kelenteng ini dibangun sekira tahun 1652. Menurut catatan Valentijn (1725), kelenteng yang lama berlokasi di selatan Masjid Pacinan Tinggi sebelum dipindahkan ke Kampung Pamarican (Desa Pabean sekarang) tahun 1774.

Majalah Historia No. 33 Tahun III 2016

TAG

banten kesultanan banten

ARTIKEL TERKAIT

Runtuhnya Kesultanan Banten Kisah Sabidin Bangsawan Palsu Jejak Ali Moertopo dalam Kerusuhan Lapangan Banteng Sabotase Kampanye Golkar Asal-usul Meriam Ki Amuk, Kembaran Meriam Si Jagur Lampung Tanam Lada Gegara Banten Jualan Kisah Bupati Sepuh Menjegal Multatuli Yang Tersisa dari Saksi Bisu Romusha di Bayah Petualangan Pelancong Inggris Mencari Suku Baduy Dalam (1)