top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Raja Demak Terakhir Dimakamkan di Banten

Raja Demak terakhir dianggap penyebab kematian Sultan Banten. Dia dibunuh anaknya sendiri.

6 Jul 2019

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Masjid Agung Demak antara tahun 1870 dan 1900. (Tropenmuseum/Wikimedia Commons).

Maulana Muhammad, sultan Banten yang masih muda, bertanya kepada penasihatnya, Pangeran Mas, negara mana yang pertama-tama harus diserang.


Pangeran Mas menyarankan agar menyerang Palembang karena di sana ada seorang abdan bernama Soro yang tidak setia lagi dan sudah lama tidak memberikan upeti. Abdan Soro adalah Kiai Gedeng Sura, pendiri Dinasti Palembang yang berakhir pada 1821. Dia melarikan diri dari Surabaya ketika Demak ditaklukkan Pajang. Dia mulai berkuasa di Palembang pada 1572.


Menurut H.J. de Graaf dalam Awal Kebangkitan Mataram, Pangeran Mas menyarankan Maulana Muhammad untuk menyerang Palembang karena menganggap pada dirinya melekat hak raja Demak. Maka, Kiai Gedeng Sura yang berasal dari Surabaya dan dulu tunduk pada Demak, dianggap sebagai abdinya.


“Dalam peperangan menyerbu Palembang itulah sultan wafat akibat terkena tembakan meriam. Peristiwa gugurnya Maulana Muhammad ini terjadi pada tahun 1596 berdasarkan candrasengkala prabu lepas tataning prang,” demikian disebut dalam Ragam Pusaka Budaya Banten.


Ada penjelasan berbeda tentang Pangeran Mas.


Masjid Agung Banten. (Tropenmuseum/Wikimedia Commons)
Masjid Agung Banten. (Tropenmuseum/Wikimedia Commons)

Ragam Pusaka Budaya Bantenmenyebut Pangeran Mas adalah seorang pangeran dari Demak bernama Aria Pangiri, putra dari Sunan Prawata atau Pangeran Mu’min. Pangeran Mas tersisih dua kali dari haknya menjadi raja di Demak. Pangeran ini diketahui memiliki niat untuk melepaskan diri dari kekuasaan Mataram sehingga Raja Mataram Sutawijaya hendak membunuhnya. Namun, hal itu urung dilakukan karena bujukan istrinya. Dia kemudian berjanji tidak akan kembali ke daerah Mataram untuk selamanya. Akhirnya, dia menetap di Banten sampai wafat.


Sedangkan H.J. de Graaf dan Th. G. Th. Pigeaud dalam Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa, menjelaskan bahwa Pangeran Aria Pangiri atau Pangeran Kediri adalah anak Pangeran Lepen, kemenakan Susuhunan Prawata, dan cucu Sultan Tranggana, raja Demak ketiga, yang putrinya menikah dengan Sultan Pajang.


Setelah Susuhunan Prawata meninggal, Pangeran Mas memegang kekuasaan sekadarnya di Demak. Namun, dia kemudian menjadi Raja Pajang setelah Sultan Adiwijaya meninggal dunia pada 1587. Penunjukannya atas permintaan Sunan Kudus yang menggunakan wibawa kerohaniannya. Hubungan Pangeran Mas dengan Pajang adalah sebagai menantu sekaligus kemenakan dari pihak ibu Raja Pajang.


Putra mahkota, Pangeran Benawa, kemudian bersekutu dengan Senapati Mataram dan orang-orang di Pajang yang tak puas. Setelah pertempuran singkat pada 1588, mereka berhasil mengusir Pangeran Mas. Nyawanya selamat berkat permintaan belas kasihan istrinya, seorang putri Pajang.


Setelah itu, menurut De Graaf, Pangeran Mas pergi ke Malaka. Orang Portugis memandangnya sebagai Raja Demak (Raja D’auma). Dia cukup lama tinggal di jajahan Portugis itu, dari 1588 sampai 1596. Dia ditemani dua putranya (seorang berusia 20 tahun), salah satunya bernama Pangeran Mas I atau Pangeran Juruh.


Pangeran Mas kemudian tiba di Banten pada 1 Juli 1596.


“Di sana dia disambut dengan hormat oleh kerabatnya, raja Banten. Haknya atas kekuasaan di Demak diakui, dan dia menerima penghormatan sebagai bangsawan, sesuai dengan asal usulnya. Di Banten dia tinggal dalam perumahan di luar kota. Kiranya dia juga lama tinggal di Jakarta yang pada waktu itu di bawah kekuasaan raja Banten,” tulis De Graaf.


Ragam Pusaka Budaya Bantenmenyebut Pangeran Mas membuat “Kreta Singa” yang dipergunakan oleh sultan-sultan Keraton Kasepuhan, Cirebon. Dalam sejarah Banten, diadikenal berkaitan dengan peristiwa penyerangan ke Palembang. Dia membujuk Maulana Muhammad agar menyerang Palembang. Sultan gugur akibat terkena tembakan meriam. Penyerbuan itu tidak membawa hasil apa-apa untuk Banten. Pasukan ditarik mundur, begitu pula Pangeran Mas kembali ke Banten. Namun masyarakat Banten tidak menerimanya dengan baik. Dia dianggap sebagai penyebab wafatnya Maulana Muhammad.


Wakil Inggris di Banten, Edmund Scott, memberitakan akhir kehidupan Pangeran Mas. Pada November 1604, dalam pelayaran dari Banten ke tempat lain di pantai utara, Pangeran Mas dibunuh dengan keris oleh salah seorang putranya di tempat tidur.


Menurut De Graaf dan Pigeaud, kemungkinan besar Pangeran Mas pada 1604 atau sekitarnya berlayar dari Banten ke Demak untuk memimpin pengikutnya memberontak pada Mataram. “Apa yang menjadi alasan sampai dia dibunuh, kiranya tetap merupakan rahasia.”


Pangeran Mas dimakamkan di Kampung Pangkalan Nangka, Banten. Dia pun dikenal sebagai Sultan Pangkalan Nangka.

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Teqball, dari Mana Asalnya?

Teqball, dari Mana Asalnya?

Permainan anyar yang lahir dari pengalaman eks-pesepakbola Hungaria. Menyebar begitu pesat ke berbagai pelosok dunia, termasuk Indonesia.
Soebandrio, the Diplomat Who Fought for West Irian

Soebandrio, the Diplomat Who Fought for West Irian

He was Sukarno's confidant in the fight for West Irian. He traveled the world to “fight” in the diplomatic arena, but that journey almost ended tragically.
Persekutuan Tuan Rondahaim dan Sisingamangaraja

Persekutuan Tuan Rondahaim dan Sisingamangaraja

Tuan Rondahaim dan Sisingamangaraja bersekutu melawan Belanda. Keduanya telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
Wanita Perkasa Pembela Jelata

Wanita Perkasa Pembela Jelata

S.K. Trimurti pejuang perempuan yang komplet, disegani kawan maupun lawan. Dia seorang pendidik, wartawan, pengarang, politisi, dan menteri perburuhan pertama.
Pengusaha Hiburan Malam Naik Haji

Pengusaha Hiburan Malam Naik Haji

Pengusaha hiburan malam yang mengorbitkan banyak penyanyi beken ini mengalami kejadian aneh saat menunaikan ibadah haji.
bottom of page