Pada masa pemerintahan hakim-hakim, bangsa Israel kuno dalam suatu kurun waktu menjadi jajahan bangsa Filistin selama 40 tahun. Di antara bangsa terjajah itu, hiduplah sepasang suami-istri dari suku Dan yang tinggal di kota Zora, dekat dataran rendah Yudea. Kitab Hakim-hakim hanya menyebutkan nama si suami, yaitu Manoah, sedangkan istrinya seorang yang mandul.
Sekali waktu, malaikat menampakkan diri kepada istri Manoah.
“Engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki; kepalanya takkan kena pisau cukur, sebab sejak dari kandungan ibunya anak itu akan menjadi seorang nazir Allah dan dengan dia akan mulai penyelamatan orang Israel dari tangan orang Filistin,” demikian kata malaikat itu seperti terkisah dalam kitab Hakim-hakim 13:5.
Baca juga: Goliat yang Gagah dari Filistin
Anak itu kemudian dinamai Simson. Sejak kecil, Simson dilatih untuk bertarak. Sampai tumbuh dewasa, dia tidak minum anggur. Pisau cukur juga tidak pernah menyentuh kepalanya. Dengan demikian, Simson tampil sebagai pemuda yang kuat, gagah, dan tentu saja gondrong. Kekuatan fisik Simson bahkan di atas rata-rata kekuatan laki-laki umum. Ketika seekor singa mengaum di hadapannya, Simson mencabiknya seperti anak kambing dengan tangan kosong.
Di balik kekuatan adikodratinya, Simson mudah terpikat oleh perempuan pujaan hatinya. Simson bersikeras menikahi wanita Filistin dari Timna kendati orangtuanya sudah melarang. Pergaulannya dengan perempuan Filistin sehubungan dengan kota tempat tinggal Simson di Zora berdekatan dengan negeri orang Filistin. Dari pernikahan inilah, Simson kerap berkonflik dengan orang-orang Filistin yang berujung pada kekerasan.
Dalam Hakim-hakim 15:4, Simson diceritakan menangkap 300 ekor anjing hutan dan tiap-tiap dua ekor diikatnya sebatang obor. Anjing-anjing itu kemudian dilepaskannya ke ladang gandum dan kebun pohon zaitun orang Filistin sehingga semuanya dilalap api. Simson marah karena ayah mertuanya menyerahkan istri Simson kepada orang lain. Namun, kebun gandum yang dibakar Simson lebih membangkitkan amarah orang Filistin. Istri dan ayah mertua Simson kemudian mati dibakar oleh orang-orang Filistin.
Baca juga: Eleazar, Imam Besar Bangsa Israel
Simson membalas dendam. Dengan pukulan yang hebat, dia meremukkan tulang-tulang mereka. Orang-orang Israel dari suku Yehuda ketakutan sebab orang-orang Filistin berkemah di daerah Yehuda untuk memburu Simson. Mereka pun menyerahkan Simson kepada orang Filistin.
“Ini tampaknya menujukkan bahwa orang Filistinlah, bukan orang Israel, yang lebih kuat dalam hubungan yang sangat tidak nyaman antara kedua negara,” jelas sejarawan Susan Wise Bauer dalam Sejarah Dunia Kuno.
Orang-orang Filistin bersorak-sorai memboyong Simson yang dibelenggu ikatan tali. Dalam sekejap, Simson dengan kekuatannya melepaskan diri dari jeratan tali. Segala pengikatnya hancur tanggal dari tangannya. Simson kemudian memungut sebuah tulang rahang keledai yang teronggok di atas tanah. Dihantamnya orang-orang Filistin pakai senjata itu. Seribu orang Filistin mati di tangan Simson. Sejak itu, suku-suku bangsa Israel mengangkat Simson sebagai hakim bangsa itu.
Baca juga: Di Balik Kemenangan Daud atas Goliat
Menurut Susan Wise Bauer, Samson diperkirakan melaksanakan kepemimpinan atas bangsa Israel sekitar tahun 1050 Sebelum Masehi. Titimangsa itu bertepatan dengan periode menengah ketiga di Mesir, kekuasaan Aramea di Mesopotamia, dan pemerintahan Dinasti Zhou di Tiongkok.
Menjadi hakim berarti bertindak sebagai penguasa atau pemimpin militer. Selain itu, Simson juga memimpin pengadilan hukum di antara suku-suku Israel. Kedudukan itu rupanya tidak menghentikan kegemaran Simson bercumbu dengan sembarang perempuan.
Karena telah membuat orang Filistin gentar, Simson nekat pergi ke daerah Filistin di Gaza. Di sanalah dia melampiaskan nafsu dengan perempuan sundal. Penduduk kota itu mengetahui kedatangan Simson. Mereka mengepung pintu gerbang kota dengan harapan akan meringkus Simson begitu fajar menyingsing. Namun, pada tengah malam Simson terjaga. Lagi-lagi dengan kekuatannya Simson mencabut tiang pintu gerbang kota lantas meletakannya di atas bahunya. Sekali lagi orang Filistin menyaksikan betapa dahsyat kekuatan jasmani Simson.
Tapi, hanya jerat Delila-lah yang mampu melumpuhkan kekuatan Simson. Delila seorang perempuan dari Lembah Sorek yang terkenal dengan kebun-kebun anggurnya. Simson melihat Delila ketika perempuan itu sedang duduk di Sungai Sorek, tidak jauh dari tempat tinggal Simson di Zora. Seperti anggur yang memabukkan, pertemuan dengan Delila bikin Simson dimabuk cinta.
Baca juga: Memuja Dewi Cinta Mesopotamia
Delila bukanlah perempuan yang benar-benar tulus mencintai Simson. Dia menjalin persekutuan dengan raja-raja kota negeri Filistin. Mereka menyuap Delila untuk menyelidiki dan memberitahukan rahasia kekuatan Simson. Masing-masing raja menjanjikan seribu seratus uang perak kepada Delila.
Dalam percumbuan mereka, Delila selalu menanyakan apa rahasia kekuatan Simson. Tiga kali Simson memberikan jawaban yang salah. Hingga pada akhirnya, Simson tak kuasa lagi ketika menyaksikan Delila merengek seperti orang mau mati. Simson pun membeberkan rahasia kekuatannya. Sementara Simson tertidur di pangkuannya, Delila memanggil orang untuk mencukur ketujuh rambut jalin Simson. Maka lenyaplah kesaktian Simson seketika.
Menurut Albertus Purnomo OFM, teolog Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, sebuah Talmud (Kitab Sejarah Yahudi) menafsirkan secara lebih vulgar tentang rengekan dan desakan Delila ini. Seturut tafisran Talmud, Delila merengek ketika dia dan Simson sedang bersetubuh sehingga Simson tidak dapat mengelak. Tafsiran para rabi Yahudi merujuk pada berkat Yakub kepada Dan, salah satu anaknya yang menjadi Suku Dan (sukunya Simson), seperti termaktub dalam Kejadian 49:17: “Semoga Dan menjadi seperti ular di jalan, seperti ular beludak di denai yang memagut tumit kuda, sehingga penunggangnya jatuh ke belakang.” Mereka lantas mengaitkan ular di jalan dengan tindakan Delila, yang penuh tipu muslihat membongkar rahasia Simson.
“Harus diakui, tafsiran para rabi ini sulit untuk dimengerti. Namun, maksudnya cukup jelas. Seperti ular memagut tumit kuda, demikianlah Delila akan memagut Simson,” catat Albertus dalam Dari Rahab sampai Rut: Menafsirkan Kisah Perempuan dalam Alkitab.
Baca juga: Tokoh Yosua dalam Alkitab
Dalam keadaan tak berdaya, Simson ditangkap lalu kedua matanya dicungkil. Para raja negeri Filistin kemudian membawanya ke Gaza. Di sana, Simson dipenjara dan dipaksa bekerja di penggilingan dalam kondisi rantai tembaga membelenggu Simson selama dipenjara.
Ujung kehidupan Simson berakhir tragis sekaligus heroik. Orang-orang Filistin mengarak Simson dalam pesta penyembahan Dewa Dagon, dewa ikan pelindung lautan. Sebagai suku pengarung samudra, bangsa Filistin menyembah Dagon. Selain ajang pesta berhala, kehadiran Simson di kuil Dagon sekaligus perayaan kemenangan orang Filistin atas Israel. Simson dirisak dan dipaksa melawak bagai badut. Lebih dari 3000 orang Filistin menonton pertunjukan perundungan Simson di kuil Dagon.
Tanpa disadari, rambut Simson mulai tumbuh. Dengan kekuatan terakhirnya disertai seruan kepada Allah, kedua tangan Simson meruntuhkan pilar penyangga kuil. Kuil itupun rubuh menimpa semua orang termasuk Simson sendiri. Kitab Hakim-hakim mencatat, orang Filistin yang mati dibunuh Simson pada waktu kematiannya lebih banyak daripada yang dibunuhnya semasa hidup.
Baca juga: Saul, Raja Israel yang Berakhir di Tangan Bangsa Filistin
Selama 20 tahun Simson memerintah sebagai hakim bangsa Israel. Setelah kematiannya, bangsa Israel memasuki masa kepemimpinan raja-raja. Sementara itu, lakon Simson dan Delila menjadi kisah cinta klasik yang cukup terkenal dalam sejarah. Kisah pasangan ini yang banyak diadaptasikan ke dalam syair, lagu, lukisan, drama, hingga film.