Masuk Daftar
My Getplus

Kelakar Gus Dur dan Benny Moerdani Tentang Israel

Gus Dur santai saja menanggapi kritikan terhadap dirinya setelah menerima undangan berkunjung ke Israel. Pengalamannya ke Israel bahkan jadi guyonan dengan seorang jenderal terpenting Orde Baru.

Oleh: Martin Sitompul | 20 Jul 2024
Jenderal Benny Moerdani bersama Gus Dur. Sumber: Repro biografi Benny Moerdani: Profil Prajurit Negarawan.

KECAMAN dan cerca mendera Abdurrahman Wahid alias Gus Dur usai menunaikan kunjungan ke Israel. Apalagi setelah kepulangannya, Gus Dur merekomendasikan peluang bagi pemerintah Indonesia untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Gus Dur berkunjung ke Israel pada Oktober 1994 atas undangan Kantor Kepresidenan Israel. Di sana Gus Dur menyaksikan proses perdamaian Israel dengan negara-negara Arab.

“Hubungan diplomatik itu perlu dilakukan untuk mengantisipasi masa depan setelah perkembangan kian membaik antara negara-negara Arab dan Israel,” kata Gus Dur kepada wartawan di Jakarta menceritakan hasil kunjungannya ke Israel, diberitakan Berita Yudha, 7 November 1994.

Sorotan kepada Gus Dur kian tajam sehubungan dengan kedudukannya sebagai ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Bukan hanya kelompok Islam konservatif, kritik kepada Gus Dur juga datang dari internal NU sendiri. Sebab, negara Israel sudah kadung dicap sebagai musuh Islam karena pernah memerangi negara-negara Islam dan terus merongrong kedaulatan Palestina.

Advertising
Advertising

Baca juga: Berkunjung ke Israel, Gus Dur Dikritik Tokoh NU

Banyak kalangan NU yang kecewa atas kesediaan Gus Dur menerima undangan berkunjung dari pemerintah Israel. Chalid Mawardi, tokoh NU yang menjadi ketua GP Ansor sekaligus rival Gus Dur dalam Muktamar NU, menanggapi dingin penyataan Gus Dur soal hubungan diplomatik dengan Israel. “Dilihat dari segi apapun pada waktu ini, tetap tidak ada ‘urgen’-nya (jalin hubungan dengan Israel),” ucap Mawardi dikutip dalam Berita Yudha, 10 November 1994.

“Kita sama sekali tidak mengharapkan penjelasan dari Gus Dur. Tidak ada perlunya,” tegas Mawardi. “Soal Israel itu bagi kita bukan prioritas. Nggak perlu, buat apa kita minta penjelasan.”

Perkara kunjungannya ke Israel berimbas pula pada elektabilitas Gus Dur jelang Muktamar NU ke-29 di Cipasung, Tasikmalaya. Muncul gerakan-gerakan seperti “Gusur Gus Dur" atau ABG (Asal Bukan Gus Dur) untuk menyudutkan Gus Dur. Tapi, Gus Dur menerima semua kritikan yang dialamatkan padanya. Terlebih lagi soal kunjungannya ke Israel, Gus Dur menanggapinya santai saja.  

“Lho, kita ini berhubungan dengan negara tak bertuhan saja seperti RRC mau, kenapa dengan Israel yang sama-sama punya Tuhan diributkan?” seloroh Gus Dur suatu ketika, termuat dalam Gitu Aja Kok Repot! Ger-geran Gaya Gus Dur suntingan Hamid Basyaib dan Fajar W. Hermawan.

Baca juga: Dahsyatnya Humor Gus Dur

Gus Dur bahkan mengisahkan pengalamannya berkunjung ke Israel kepada Jenderal Benny Moerdani, yang saat itu baru saja purnabakti sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan. Gus Dur dan Benny memang dikenal dekat. Semasa menjabat panglima ABRI, Benny melakukan kunjungan ke pesantren-pesantren untuk memulihkan citra ABRI pasca-tragedi Tanjung Priok 1984. Gus Dur adalah tokoh NU yang mendampingi Benny saat itu. Maka, sepulangnya dari Israel, Gus Dur bilang ke Benny bahwa dirinya begitu kagum atas apa yang telah dilihatnya di Israel.

“Pak Benny, kok Israel itu negaranya maju sekali, ya?” kata Gus Dur. “Kok bisa, ya? Saya ndak habis pikir, tuh.”

“Ya karena di Israel tidak ada Dharma Wanitanya,” sahut Benny berkelakar.

Dharma Wanita adalah organisasi persatuan istri pegawai Republik Indonesia di masa Orde Baru. Sebelum reformasi, Dharma Wanita menjadi organisasi politik. Benny sepertinya merasakan kerepotan kalau berurusan dengan ibu-ibu Dharma Wanita, apalagi soal politik.

“Ia (Benny) mampu menikmati lelucon-lelucon saya yang sarkastik dan terkadang tajam dengan baik. Dia menikmati lelucon sepenuh hati dan dari situ tampak bahwa apresiasinya terhadap hal-hal yang nyeleneh (kurang lazim) cukup tinggi, sehingga memberi kesan bahwa ia sebenarnya seringkali justru tidak terlalu kaku sebagai orang militer,” kata Gus Dur merujuk Benny Moerdani dalam kata pengantar biografi Benny Moerdani: Profil Prajurit Negarawan karya Julius Pour.

Baca juga: Dahsyatnya Humor Gus Dur (Bagian 2)

Bagi Gus Dur sendiri, isu kunjungannya ke Israel tak cukup mempan menggerus citranya sebagai seorang cendekiawan Muslim. Dalam Muktamar, Gus Dur terus melaju. Dia terpilih kembali sebagai ketua umum PBNU. Jabatan itu disandangnya hingga 1999, karena Gus Dur kemudian menjadi presiden RI ke-4 setelah terpilih melalui MPR. Di masa kepresiden Gus Dur, organisasi Dharma Wanita dilengkapi menjadi Dharma Wanita Persatuan. Ia pun menjadi organisasi sosial kemasyarakatan yang netral dari politik, independen, dan demokratis, barangkali sesuai harapan Benny Moerdani.

TAG

gus dur benny moerdani israel

ARTIKEL TERKAIT

Benjamin Netanyahu Ditolak Berkunjung ke Indonesia Suka Duka Pasukan Perdamaian Indonesia di Gaza Pratu Misdi, Pasukan Perdamaian Indonesia yang Gugur di Gaza Pasukan Perdamaian Indonesia di Gaza Simson, Si Manusia Perkasa Bangsa Israel Mempertanyakan Solusi Dua Negara Israel-Palestina Lobi Israel Menyandera Amerika? Roket Rusia-Amerika Menembus Bintang-Bintang Selintas Hubungan Iran dan Israel Tepung Seharga Nyawa