SELANGKAH elangkah lagi bangsa Israel memasuki tanah Kanaan. Mereka hanya tinggal menyeberangi Sungai Yordan. Namun, Musa sang pemimpin bangsa itu telah berada di pengujung hidupnya. Usianya menginjak 120 tahun. Musa lalu memanggil abdinya, Yosua, dan berkata kepadanya di depan seluruh orang Israel.
“Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkau akan masuk bersama-sama dengan bangsa ini ke negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyang mereka untuk memberikannya kepada mereka, dan engkau akan memimpin mereka sampai mereka memilikinya,” demikian tertulis dalam Alkitab pada Kitab Ulangan 31:7.
Yosua bin Nun berasal dari Suku Efraim yang lahir di Mesir. Nama lahirnya ialah Hosea, tetapi Musa memanggilnya Yosua. Dalam bahasa Ibrani, Yehosyua berarti “Tuhanlah keselamatan.” Sementara dalam bahasa Arab, tokoh ini disebut dengan nama Yusya.
Baca juga: Yesus Historia
Yosua dalam buku Old Testament Survey (dialihbahasakan Pengantar Perjanjian Lama) yang ditulis William Sanford LaSor, David Allan Hubbard, dan Frederic William Bush, disebut sebagai pembantu pribadi Musa. Ia hadir di Gunung Sinai ketika Musa menerima Taurat. Yosua diberi tanggung jawab oleh Musa memimpin bala tentara Israel yang ditugaskan memukul mundur serangan bangsa Amalek di Rafidim dekat Gurun Sinai.
Kemudian, Yosua menjadi salah satu dari kedua belas pengintai yang dikirimkan Musa untuk mengamati tanah Kanaan. Bersama Kaleb dari Suku Yehuda, Yosua memberi laporan yang mendorong Israel untuk masuk dan merebut tanah itu. Dikatakan oleh keduanya bahwa Kanaan adalah tanah yang kaya, berlimpah-limpah dengan susu dan madu. Laporan itu bertentangan dengan amatan 10 pengintai lainnya. Mereka malah menyaksikan orang-orang raksasa mendiami negeri Kanaan dan tidak mungkin dapat dikalahkan.
Baca juga: Eleazar, Imam Besar Bangsa Israel
Menurut teolog Abraham Park dalam The Covenant of The Torch, Musa menumpangkan tangannya pada Yosua pada tahun ke-40 eksodus dari negeri Mesir, sekira tahun 1407 SM. Sebelum wafat, Musa telah membawa Yosua ke hadapan imam besar Eleazar bin Harun serta segenap umat, dan menugaskannya di hadapan mereka. Saat pengurapan itu, Yosua diperkirakan berusia 93 tahun.
“Jika Yosua berusia 93 tahun ketika ia dipanggil, maka ia berusia 55 tahun ketika dipilih sebagai pengintai tanah Kanaan di tahun 1445 SM, 2 tahun setelah eksodus. Jika kita mempertimbangkan usia Kaleb 40 tahun ketika dipilih sebagai pengintai, maka Yosua kira-kira 15 tahun lebih tua daripada Kaleb,” ungkap Park.
Baca juga: Menjejaki Peristiwa Kenaikan Yesus
Yosua, seperti dicatat sejarawan Susan Wise Bauer dalam Sejarah Dunia Kuno: Dari Cerita-Cerita Tertua sampai Jatuhnya Roma, memimpin pengikutnya ke sebelah timur Laut Mati sampai ke ujung utaranya, dan menyeberangi Sungai Yordan: perbatasan resmi Semit Barat. Pada era kepemimpinan Yosua, suku-suku Israel menyatakan klaim terhadap daerah sepanjang pantai dari Lebanon sampai Efrat, seluruh negeri Hitti, sampai ke Laut Besar sebelah barat. Kisah tentang pendudukan tanah Kanaan dan pembagiannya di antara kedua belas suku Israel itu tercatat dalam kitab Yosua yang terdiri dari 24 pasal.
Setelah menyeberangi Sungai Yordan, Yerikho adalah kota pertama yang harus ditaklukkan. Yerikho kota benteng di sebelah barat Sungai Yordan yang dikelilingi tembok tinggi nan kokoh dan menara-menara penjagaan. Menurut cerita Alkitab dalam Kitab Yosua, pertempuran Yerikho berakhir setelah orang Israel mengelilingi tembok-tembok Yerikho sekali sehari selama enam hari. Pada hari ketujuh, mereka mengelilinginya tujuh kali berturut-turut dan meniup trompet, maka runtuhlah tembok Yerikho.
“Orang Ibrani menyerbu melewati tembok yang sudah runtuh dan menghancurkan segala benda hidup: lelaki, perempuan, anak-anak, sapi, domba, dan keledai,” tulis Susan Bauer.
Baca juga: Goliat yang Gagah dari Filistin
Kota Yerikho jatuh dan rakyatnya ditumpas habis. Penaklukan kerajaan-kerajaan paganisme yang bercokol di Kanaan terus berlanjut hingga akhir hayat Yosua. Tidak semuanya berhasil ditaklukkan, salah satunya Filistin (kini Palestina). Yosua wafat pada usia 110 tahun, diperkirakan pada titimangsa 1390 SM. Ia dimakamkan di Timnat-Serah (Timnat-Heres) di Pegunungan Efraim, sebelah utara Gunung Gaas, Palestina. Itulah daerah tanah pusaka Yosua dan keturunannya.
Pada waktu Yosua meninggal, orang Israel sudah mendiami daerah dari Beersyeba di selatan Israel sampai pesisir selatan danau kecil yang kemudian dikenal sebagai Laut Galilea, dan ke barat sejauh dataran tinggi Gilead. Tidak lama setelah Yosua, kemudian imam besar Eleazar mengikuti juga dimakamkan di Pegunungan Efraim. Sepeninggal Yosua dan Eleazar, bangsa Israel memasuki masa kepemimpinan hakim-hakim.*