Dari kejauhan di Gunung Abarim, sebelah timur Sungai Yordan, Musa memandang tanah Kanaan. Dia tak sempat memasuki negeri itu. Atas petunjuk Allah, Musa menjelang kematiannya, memilih Yosua sebagai penggantinya. Di hadapan segenap bangsa Israel, Musa meletakkan tangannya ke atas Yosua.
“Ia (Yosua) harus berdiri di depan imam Eleazar, supaya Eleazar menanyakan keputusan Urim bagi dia di hadapan Tuhan,” demikian Alkitab mencatatnya dalam Bilangan 27:21a. Urim adalah alat perlengkapan imam besar bangsa Israel kuno untuk mengetahui kehendak Allah.
Dalam memimpin bangsa Israel, Yosua dibantu Eleazar yang berkedudukan sebagai imam besar. Sebagaimana Yosua menggantikan Musa, Eleazar juga menggantikan ayahnya, Harun. Nama Eleazar dalam bahasa Ibrani memiliki arti “Allah telah menolong.”
Baca juga: Tokoh Yosua dalam Alkitab
Imam Besar Generasi Kedua
Eleazar adalah putra Harun, keponakan Musa, keturunan dari Suku Lewi. Dia anak ketiga setelah Nadab dan Abihu. Kedua kakaknya itu mati ditelan api di padang gurun Sinai. Sebagai imam, Bilangan 3:4 menyebutkan mereka mempersembahkan api yang asing ke hadapan Tuhan. Eleazar bersama adiknya, Itamar, kemudian menjalankan jabatan imam mendampingi ayah mereka sebagai imam besar.
Kata imam berasal dari bahasa Arab yang berarti pemimpin sembahyang. Dalam Kamus Alkitab yang disusun Wilfred Robert Francis Browning, “imam” adalah perantara antara umat Israel dan Allah. Fungsi utama keimamatan antara lain mempersembahkan korban bakaran dengan tugas tambahan mengajarkan hukum Taurat. Sementara imam besar, bertindak sebagai juru bicara umat Israel kepada Allah, dan juru bicara Allah kepada umat-Nya.
“Harun dan Eleazar, penggantinya, adalah perintis lembaga ini,” tulis Browning.
Baca juga: Para Pembangun Yerusalem
Eleazar memulai pelayanan sebagai imam besar begitu Harun mangkat. Peristiwa ini terjadi ketika bangsa Israel tiba di Gunung Hor. Musa membawa Harun serta Eleazar mendaki gunung itu. Menjelang kematian Harun, Musa menanggalkan jubah kudus imam besar (efod) Harun dan mengenakannya kepada Eleazar.
“Harun meninggal disana; Musa dan Eleazar kembali berdua saja. Umur Harun 123 tahun saat ia meninggal,” ulas F.L Bakker dalam Geschiedenis de Gods openbaring (Sejarah Kerajaan Allah Jilid I).
Menurut Bakker, Gunung Hor berdiri di perbatasan negeri Edom. Gunung ini kemudian bersalin bernama menjadi Dsybel Harun (Gunung Harun), sebuah gunung yang tingginya 1300 m. Di atas Gunung Harun terdapat sebuah kuburan Islam yang disebut kuburan Harun.
Memasuki Kanaan
Penobatan Eleazar sebagai imam besar berlangsung menjelang berakhirnya masa pengembaraan bangsa Israel. Alkitab tidak mencatat berapa usia Eleazar pada saat itu. Namun, kematian Harun diperkirakan pada tahun 1407 SM. Harun mengemban jabatan imam besar selama 39 tahun sejak 1445 SM. Setelah itu, Eleazar menggantikannya.
“Peristiwa itu terjadi pada tanggal 1 bulan 5 tahun ke-40 eksodus, sekitar 8 bulan sebelum masuk ke tanah Kanaan,” ungkap teolog Abraham Park dalam Imam Besar Kekal yang Dijanjikan dengan Sumpah: Silsilah Imam Besar.
Baca juga: Suatu Hari di Yerussalem
Eleazar berperan dalam pengurapan Yosua. Sebagai penerus Musa untuk memimpin bangsa Israel, Yosua harus meminta petunjuk dari Eleazar. Musa sendiri yang memberi tahu Yosua, jika ingin mengetahui maksud atau pimpinan Allah, ia harus pergi menghadap imam besar.
“Pada waktu itu, yang menjabat imam besar adalah Eleazar. Karena itu, Yosua pergi ke Eleazar menerima wahyu kehendak Allah melalui Urim dan Tumim,” jelas Witnes Lee dalam Life Study Exodus (alih bahasa Pelajaran Hayat Keluaran),
Urim dan Tumim, seperti disebut David Baron dalam The Ancient Scriptures and The Modern Jew, adalah dua benda yang ditaruh dalam tutup dada jubah imam besar di samping kedua belas batu permata yang melambangkan 12 suku Israel. Dalam bahasa Ibrani, “Urim” berarti terang atau benda penerang, sedangkan “Tumim” berarti pelengkap atau penyempurna. Benda kudus tersebut bersinar cemerlang ketika Yosua dihadapkan di depan Eleazar.
Baca juga: Kisah Benda-Benda Bersejarah Indonesia Dibawa ke Negeri Orang
Ketika memasuki Kanaan, bangsa Israel menaklukkan bangsa-bangsa yang mendiami wilayah itu. Setelah penaklukkan, tugas pembagian tanah pusaka dipercayakan kepada Eleazar bersama Yosua dan para kaum keluarga dari suku-suku Israel. Eleazar tetap menjalankan perannya sebagai imam besar hingga bangsa Israel menetap di Kanaan hingga titimangsa 1390 SM. Setelah Eleazar wafat, jabatan imam besar diteruskan oleh putranya, Pinehas.