John Lie Tjeng Tjoan Lahir pada 11 Maret 1911 di Manado, Sulawesi Utara. Ia merupakan anak kedua dari delapan bersaudara pasangan Lie Kae Tae dan Oei Tseng Nie. Lie Kae Tae merupakan pemilik perusahaan pengangkutan Vetol (Veem en transportonderneming Lie Kae Tae) yang terkenal sebelum Perang Dunia II. Meski mendapat pendidikan di sekolah berbahasa Belanda, Hollands Chinese School (HCS), lalu Christelijke Lagere School, hasrat John Lie untuk jadi pelaut begitu kuat. Ia menabung uang hasil menagih piutang ayahnya. Ketika menginjak usia 17 tahun, ia meninggalkan Manado.
Di Batavia, ia bekerja sebagai buruh pelabuhan di sesela kesibukannya ikut kursus navigasi. Ia lalu jadi Klerk Muallim III di KPM (Koninklijk Paketvaart Mattschappij), perusahaan pelayaran Belanda. Setelah beberapa kali pindah kapal, ia bertugas di MV Tosari yang pada Februari 1942 membawanya ke Pangkalan AL Inggris Koramshar di Iran. Saat itu Perang Dunia II sedang berlangsung. MV Tosari dijadikan kapal logistik pendukung armada Sekutu. Awak MV Tosari diberi pelatihan militer.
Pada Agustus 1945 Perang Dunia II usai, tak lama kemudian Indonesia merdeka. Kabar itu membuat para pelaut yang "terdampar" di Koramshar ingin pulang. Setelah bekerja di pelabuhan dan memperdalam kelautan di Jakarta, John Lie bergabung dengan angkatan laut dan bertugas di Cilacap. John Lie memulai misi pertamanya menembus blokade Belanda dengan kapal ML 336. Kapal ini memuat senjata dan amunisi dengan tujuan Labuan Bilik, sebuah kota kecil di Sumatra Timur. Dalam perjalanan kapal ini dikejar kapal patroli dan kepergok pesawat patroli Belanda. Di Labuhan Bilik, ML 366 didaftarkan ke Jawatan Pelayaran dan diberi nomor PPB 31 LB (Pendaftaran Pelabuhan 31 Labuhan Bilik). John Lie kembali mendapat kapal baru dengan nomor PPB 58 LB yang kemudian diberi nama The Outlaw. John Lie dan timnya lalu mendirikan Help Naval Base of The Republic of Indonesia di Penang. Sejak itu, ia terus melakukan pelayaran penetrasi blokade Belanda.
Setelah mendapat tugas baru di Pos Hubungan Luar Negeri di Bangkok, memimpin KRI Rajawali dan Gadjah Mada, aktif menumpas gerakan separatis seperti DI/TII, RMS, dan Permesta, John Lie pensiun pada 1967. Pada 27 Agustus 1988, John Lie wafat. 10 November 2009, John Lie menjadi Pahlawan Nasional.