Masuk Daftar
My Getplus

Kiamat Kian Dekat

"Jam kiamat" menunjukkan bahwa umat manusia hanya berjarak beberapa menit dari kehancuran massal.

Oleh: Rahadian Rundjan | 04 Feb 2015
Ilmuwan BAS dengan "jam kiamat" (Doomsday Clock), 1947.

RENCANA besar Amerika Serikat untuk memodernisasi persenjataan nuklirnya, sebagai respons atas gencarnya intervensi Rusia di Ukraina sejak Februari 2014, membuat para ilmuwan Bulletin of the Atomic Scientists (BAS) memajukan waktu “jam kiamat” menuju pukul 23:57.

“Masalah perubahan iklim yang kian tak teratasi, modernisasi senjata-senjata nuklir secara global, dan penyimpanan senjata-senjata nuklir yang kian besar menimbulkan ancaman luar biasa dan tak terhindarkan bagi kelangsungan hidup umat manusia, dan para pemimpin dunia telah gagal untuk bertindak cepat dalam skala yang dibutuhkan untuk melindungi rakyatnya dari potensi kehancuran massal,” demikian pernyataan BAS dalam “2015: It is 3 Minutes to Midnight” dimuat situs resminya, thebulletin.org (2/2).

Jam kiamat (Doomsday Clock) ialah instrumen kiasan para ilmuwan atom di BAS untuk menunjukkan sudah sedekat mana kehancuran peradaban manusia. Para ilmuwan yang tergabung dalam sebuah dewan, termasuk di dalamnya para penerima hadiah Nobel, mendasarkan tiap keputusannya dengan melihat situasi politik dan dinamika persenjataan nuklir dunia.

Advertising
Advertising

Jika jarum jam sudah menunjukkan tengah malam atau pukul 24.00 tepat, mereka menafsirkannya sebagai pertanda kehancuran umat manusia yang sesungguhnya.

Sejarahnya bermula selepas Perang Dunia II. Merespons tingginya minat terhadap isu bom atom selepas kejadian di Hiroshima dan Nagasaki, sekumpulan ilmuwan yang sebelumnya terlibat dalam proyek Manhattan menerbitkan jurnal sebagai sarana pencerahan publik. Jurnal berbentuk buletin tersebut, BAS, kemudian didirikan pada 1945 di Universitas Chicago, Amerika Serikat, dengan konten utama mengenai isu-isu nonteknis dan perkembangan teknologi nuklir.

Jam kiamat mulai diperkenalkan pada 1947 sebagai sampul depan buletin dengan waktu awal pukul 23:53. Sejak diperkenalkan, publik sudah diberitahukan betapa dekatnya mereka dengan malapetaka. Menyusul semakin tingginya tensi Perang Dingin, jarum menit kian dekat dengan tengah malam.

Pada 1949, BAS memutuskan mengubah waktu ke pukul 23:57 usai Uni Soviet melakukan ujiledak bom atom pertama. Tahun 1953, bergerak lagi ke pukul 23:58 sebagai respons atas serangkaian ujicoba bom termonuklir oleh Amerika dan Soviet. Sebaliknya, ketika tensi Perang Dingin mulai menurun pada 1990-an, jarum jam pun mundur ke belakang.

“Dari tahun 1991 sampai awal 1998, jarum jam berubah-ubah dari 14 sampai 17 menit sebelum tengah malam, yang secara simbolis menunjukkan kelegaan bahwa kita (umat manusia) tidak lagi berada di ujung tanduk peperangan,” tulis Paul Halpern dalam Countdown to Apocalypse: A Scientific Exploration of the End of the World.

Memasuki abad ke-21, jarum jam kembali maju setelah negara-negara Dunia Ketiga seperti India, Pakistan, dan Korea Utara mulai aktif mempersenjatai diri dengan teknologi nuklir. Ditambah, pada 2007 perubahan iklim global yang kian rawan turut disertakan sebagai salah satu sumber potensi kehancuran umat manusia, 60 tahun setelah jam kiamat kali pertama diperkenalkan.

“Mereka menyebut ancaman pemanasan global sebagai ‘zaman nuklir kedua’, yang menegaskan bahaya perubahan iklim ‘sama mengerikannya dengan ancaman senjata nuklir’,” tulis Paul Dukes dalam Minutes to Midnight: History and the Anthropocene Era from 1763.

Saat ini, waktu telah diatur menunjukkan 3 menit sebelum tengah malam; salah satu yang terburuk di masa kontemporer. Terakhir kali jam kiamat diatur pada waktu tersebut adalah tahun 1984, ketika hubungan Amerika dan Soviet memanas akibat perang di Afghanistan. Apakah ini berarti umat manusia memang sudah begitu dekat dengan kehancuran? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.

[pages]

TAG

ARTIKEL TERKAIT

Menjegal Multatuli Nobar Film Terlarang di Rangkasbitung Problematika Hak Veto PBB dan Kritik Bung Karno Ibu dan Kakek Jenifer Jill Tur di Kawasan Menteng Daripada Soeharto, Ramadhan Pilih Anak Roket Rusia-Amerika Menembus Bintang-Bintang Guyonan ala Bung Karno dan Menteri Achmadi Pieter Sambo Om Ferdy Sambo Percobaan Pembunuhan Leon Trotsky, Musuh Bebuyutan Stalin