KALAU seorang pelatih gagal mengantarkan timnya lolos Piala Dunia dan dipecat atau mengundurkan diri, itu biasa. Tapi, kalau pelatih sudah meloloskan timnya namun batal mendampingi di hajatan akbar Piala Dunia gara-gara PHK atau resign, ini perkara langka.
Julen Lopetegui mengalaminya baru-baru ini hingga menggegerkan jagat sepakbola dunia. Pelatih timnas Spanyol itu dipecat dua hari jelang Piala Dunia 2018. RFEF (Federasi Sepakbola Spanyol) terpaksa memecatnya akibat Julen meneken kontrak dengan Real Madrid tanpa sepengetahuan manajemen RFEF.
“Tapi kami sudah mengetahuinya lima menit sebelum Real Madrid mengumumkannya,” ungkap Ketua RFEF Luis Rubiales, dikutip El Pais, Rabu (13/8/2018). Untuk sementara, tim Matador akan didampingi Direktur Olahraga RFEF Fernando Hierro sebagai caretaker sepanjang turnamen.
Ini kejadian yang sangat tidak lazim dalam sejarah Piala Dunia. Selain Lopetegui, ada empat pelatih lain yang juga batal memimpin timnya dari pinggir lapangan: Vahid Halilhodzic, Carlos Queiroz, Amodu Shaibu, dan Philippe Troussier.
Vahid Halilhodzic
Halilhodzic lebih dulu mengalami kepahitan ketimbang Lopetagui. Pelatih Bosnia berusia 66 tahun ini pada 2008 dipercaya membangun sepakbola Pantai Gading.
Halilhodzic sukses membimbing Didier Drogba cs. melalui kualifikasi Piala Dunia 2010 tanpa kekalahan. Begitupun di kualifikasi Africa Cup of Nations (Piala Afrika) 2010.
Sial, di Piala Afrika Angola 2010, Pantai Gading tersingkir 2-3 dari Aljazair di perempatfinal. Publik Pantai Gading kecewa. Seketika, Halilhodzic dipecat pada 27 Februari 2010 atau empat bulan jelang Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.
Jelas,dia tak terima.“Saya kalah sekali dari 24 laga terakhir dalam dua tahun dan sekarang saya dikorbankan. Keputusan itu murni politis,” kata Halilhodzic, dikutip harian L’Equipe, 28 Februari 2010. “Ketika kalah, para politisi mulai menghujani kami dengan tekanan. Mereka takkan mengorbankan pemain atau ofisial dari tim. Yang dikorbankan adalah pelatih,” imbuhnya.
Kesialan kembali menimpanya ketika Halilhodzic menukangi Jepang pada 2015 dan berhasil membawa tim itu lolos ke Piala Dunia 2018. Dua bulan jelang turnamen, Halilhodzic dipecat. Kekalahan 1-4 dari Korea Selatan pada laga terakhir gelaran EAFF E-1 Championships medio Desember 2017 jadi penyebabnya. Pujiannya terhadap Korea pasca-pertandingan bikin murka petinggi JFA.
Carlos Queiroz
Untuk keempat kalinya, pria Portugal ini kembali ke Piala Dunia. Tahun ini, Queiroz mendampingi timnas Iran sebagaimana empat tahun sebelumnya bersama negara kelahirannya Portugal di Piala Dunia 2010. Namun dari segudang pengalamannya di Piala Dunia, ada satu kegetiran. Mestinya Queiroz bisa menggulirkan debutnya sebagai pelatih di Piala Dunia pada 2002 bersama timnas Afrika Selatan (Afsel).
Beberapa bulan jelang hajatan akbar di Jepang dan Korea Selatan, Queiroz mengundurkan diri setelah sebelumnya mengantarkan tim Bafana Bafana lolos kualifikasi. Pada 12 Maret 2002, sebagaimana dilansir panapress.com, Queiroz mundur lantaran SAFA (Federasi Sepakbola Afsel) kekeuh menempatkan sosok Direktur Teknik Jomo Sono. SAFA dan Queiroz kerap tak sependapat dalam seleksi pemain. Afsel berangkat ke Korea-Jepang dengan Jomo Sono sebagai penggantinya.
Amodu Shaibu
Shaibu Amodu tak pernah menyangka perhelatan pendahuluan macam Piala Afrika bisa menentukan nasib di Piala Dunia. Setelah susah payah mengantarkan Nigeria lolos kualifikasi Piala Dunia 2002, dia mesti gigit jari akibat dipecat pada 18 Februari 2002.
“Setelah performa yang mengecewakan di Piala Afrika, Amodu dipecat. Menurut Menteri Olahraga Ishaku Mark Aku, sang pelatih disebutkan kurang berkomitmen dan disiplin dalam turnamen itu,” ungkap Michael Lewis dalam World Cup Soccer: Korea/Japan 2002.
Di turnamen itu, Nigeria tersingkir di semifinal setelah dibekap Senegal, 1-2. “Saya tak pernah mengira dihakimi seperti ini setelah Piala Afrika. Andai saya memenangkannya, takkan ada yang berkata negatif tentang saya,” kata Shaibu kala diwawancara BBC, 26 Februari 2002.
Nigeria akhirnya ditemani pelatih pengganti Festus Onigbinde di Piala Dunia 2002. Amodu kembali mengasuh Nigeria pada 2008-2010 dan 2014-2015.
Philippe Troussier
Pelatih asal Prancis Philippe Troussier turut merasakan habis manis sepah dibuang tak lama setelah meloloskan Nigeria ke Piala Dunia 1998. NFA, kini NFF (Federasi Sepakbola Nigeria) lebih menginginkan pelatih dengan pengalaman lebih. Velibor ‘Bora’ Milutinovic akhirnya dipilih menggantikan Troussier.
“Kami telah membatalkan kontrak Troussier karena kami merasa secara teknis dia kurang cocok untuk mendampingi Eagles (julukan Nigeria) ke Piala Dunia di Prancis tahun depan,” terang Ketua NFA Abdulmumuni Aminu, disitat Panafrican News Agency, 25 September 1997.
Namun Dewi Fortuna tetap berpihak kepada Troussier. Dia tetap berangkat ke Piala Dunia 1998 mendampingi timnas Afsel. Tak lama kemudian, Nigeria mencoba kembali mendatangkan Troussier sepeningal Milutinovic. Sialnya, usaha mereka pada 2004 gagal. Pun begitu sedekade berselang (2014).
Baca juga:
Wenger dan Lima Pelatih Terawet Sejagat
Serba Pertama di Piala Dunia (Bagian I)
Serba Pertama di Piala Dunia (Bagian II – Habis)
Jalan Panjang Panama ke Piala Dunia