Masuk Daftar
My Getplus

Kiper Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Meski tak punya prestasi di lapangan hijau, garda gawang legendaris Setan Merah ini satu-satunya kiper yang memiliki gelar pahlawan.

Oleh: Randy Wirayudha | 09 Mar 2018
Henry "Harry" Gregg, kiper legendaris Manchester United yang jadi pahlawan kemanusiaan. Foto: doncasterroversfc.co.uk

SEPANJANG sejarahnya, Manchester United (MU) telah melahirkan banyak pemain hebat mulai penyerang hingga kiper. Kiper-kiper utama klub berjuluk “Setan merah” itu acap jadi incaran klub-klub besar. Terakhir, Real Madrid menggoda kiper utama MU David de Gea agar tak memperpanjang kontrak senilai 14 juta poundsterling dan hengkang ke Santiago Bernabeu, markas Madrid.

Sebelum De Gea, deretan kiper hebat MU itu antara lain Tim Howard, Fabien Barthez, Edwin van der Sar, Peter Schmeichel, Alex Stepney, dan Harry Gregg. Kecuali Gregg, semua kiper itu pernah menorehkan gelar dan mengalungi medali.

Gregg tak sempat menorehkan prestasi dan justru mengalami sebuah tragedi. Tapi tragedi itu justru membuatnya menjadi satu-satunya kiper MU yang memiliki prestasi yang tak dimiliki kiper-kiper lain.

Advertising
Advertising

Gregg, pria kelahiran Magherafelt, Irlandia Utara pada 27 Oktober 1932, meniti karier di Windsor Park Swifts, Coleraine. Dari klub itu dia kemudian memperkuat klub DOncaster Rovers sebelum akhirnya menerima pinangan MU pada Desember 1957. “Kepribadian yang kuat dan fisik yang tangguh membuat (pelatih Matt) Busby membelinya 23 ribu pounds –saat itu menjadi rekor dunia untuk transfer kiper,” tulis laman resmi MU, manutd.com.

Namun, belum lama berseragam United, Gregg mengalami peristiwa horor Tragedi Munich 6 Februari 1958. Pesawat British European Airways 609 yang mengangkut pemain dan ofisial tim, usai menjalani laga Piala Champions melawan Red Star Belgrade, gagal take-off di Bandara Munich-Riem, Jerman Barat. Gregg salah satu yang selamat (Baca: Berkabung untuk Setan Merah).

“Awalnya Gregg mengira sudah meninggal. Dengan kepala yang masih pening dan hidung berdarah, dia berusaha keluar dari puing-puing pesawat. Mencoba memahami apa yang telah terjadi,” urai Stephen Morrin dalam The Munich Air Disaster: The True Story Behind the Fatal 1958 Crash.

Begitu kondisinya membaik, Gregg langsung keluar dari kabin yang sudah porak-poranda. Dia melihat kru pesawat George Rodgers, Peter Howard, Ted Ellyard, dan pilot James Thain lari menjauh dari lokasi kecelakaan. Gregg sempat ingin menyusul mereka. Namun, suara tangis dari dalam kabin pesawat seketika menghentikan langkahnya.

“Kembalilah, berengsek! Masih ada yang hidup di dalam sana,” kata Gregg mengumpat para kru kabin yang kabur, sebagaimana dikenang dalam otobiografinya, Harry’s Game.

Meski ajakannya tak dipedulikan, Gregg nekat kembali ke puing-puing pesawat. Penumpang pertama yang mesti diselamatkannya adalah bayi perempuan bernama Vesna. Sebelum kecelakaan, bayi itu duduk di sebelah Gregg bersama ibunya, Vera Lukic, istri diplomat Yugoslavia yang tengah mengandung.

Gregg menemukan bayi Vesna tertimbun beberapa puing pesawat namun masih hidup. Gregg langsung menggendongnya dan menyerahkan pada Rodgers sebelum kembali ke puing-puing untuk menyelamatkan penumpang-penumpang lain yang masih hidup, mirip adegan prajurit medis Desmond Doss ketika menyelamatkan satu per satu rekan-rekannya dalam Pertempuran Okinawa di film Hacksaw Ridge.

Selain pelatih Matt Busby, Bobby Charlton, Jackie Blanchflower, dan Dennis Viollet merupakan rekan-rekan setim yang berhasil diselamatkan Gregg. “Keberanian sudah menjadi sebuah tindakan yang luar biasa. Namun apa yang Harry (Gregg) lakukan, lebih dari sekadar berani. Tindakannya sangat mulia,” sanjung George Best, salah satu legenda Manchester yang di masa belia sering menyemir sepatunya Gregg, dilansir Daily Mail, 15 Mei 2012.

Gregg sendiri, yang diperiksa medis selepas musibah itu, dinyatakan dokter mengalami sedikit retak tulang tengkorak. Cedera itu menyebabkannya terus-menerus merasa pusing. Tetapi 13 hari setelah tragedi, Gregg jadi satu di antara dua penyintas yang masih sanggup tampil di ajang FA Cup kontra Sheffield Wednesday. Ketika itu Bobby Charlton yang juga tak luka parah, masih dilanda trauma.

Pemain berjuluk “The Hero of Munich” atau Pahlawan Munich itu kemudian diberikan gelar Order of the British Empire oleh Kerajaan Inggris pada 1995 dan gelar honoris causa dari Universitas Ulster atas kontribusinya dalam sepakbola. Sebagaimana Bobby Charlotn, setiap tahun dalam peringatan Munich Air Disaster di Old Trafford, Gregg selalu jadi tamu kehormatan, termasuk di peringatan terakhir 6 Februari lalu.

TAG

ARTIKEL TERKAIT

Ketika Jepang Tertipu Mata-mata Palsu Radius Prawiro Hapuskan SIAP yang Menghambat Pembangunan Lebih Dekat Mengenal Batik dari Kota Batik (Bagian I) Peran Radius Prawiro dalam Reformasi Pajak Presiden Korea Selatan Park Chung Hee Ditembak Kepala Intelnya Sendiri Pengungsi Basque yang Memetik Bintang di Negeri Tirai Besi Warisan Budaya Terkini Diresmikan Menteri Kebudayaan Aksi Spionase Jepang Sebelum Menyerang Pearl Harbor Radius Prawiro Mengampu Ekonomi Masyarakat Desa Tuan Tanah Menteng Diadili