Masuk Daftar
My Getplus

Misteri Hilangnya Penyelam Legendaris Inggris

Hilangnya penyelam veteran Inggris dekat kapal perang Soviet yang menjadi misteri intelijen terbesar Perang Dingin. Menginspirasi Ian Fleming menggarap Thunderball dalam serial James Bond-nya.

Oleh: M.F. Mukthi | 20 Jan 2018
Kapal penjelajah Soviet kelas Sverdlov. Inset: Lionel Crabb.

TAHUN lalu, Perdana Menteri Inggris Theresa May menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin. Kedua pemimpin negara itu sama-sama tak puas dengan hubungan Inggris-Rusia satu dekade belakangan dan berkomitmen untuk memperbaikinya.

Buruknya hubungan kedua negara dipicu oleh penyelidikan Inggris terhadap kematian mantan agen Rusia Alexander Litvinenko yang kemudian menjadi warga negara Inggris. Pengkritik keras Kremlin itu tewas setelah bertemu seorang mantan agen KGB di London, Andrei Lugovoi, pada 2006. Inggris menuduh pembunuhan itu mendapat restu Putin.

Upaya normalisasi hubungan oleh May dan Putin dilakukan dengan membuat sebuah kerjasama dalam pengamanan penerbangan. Upaya normalisasi hubungan itu seakan mengulang upaya serupa yang dilakukan PM Sir Anthony Eden dan Pemimpin Uni Soviet Nikita Khruschev-PM Nikolai Bulganin pada 1956. Namun, upaya pada 1956 kemudian justru menimbulkan kekacauan yang tak hanya mempengaruhi hubungan kedua negara tapi juga menyisakan satu misteri yang hingga kini belum terpecahkan.

Advertising
Advertising

Muhibah Khrushchev-Bulganin

Keramaian memenuhi areal sekitar Pelabuhan Portsmouth, Inggris. Anak-anak hingga orang tua sampai mengular di pinggir jalan masuk. Mereka menanti kedatangan kapal penjelajah canggih Soviet Ordzhonikidze beserta dua kapal destroyer yang mengawalnya. Kapal penjelajah kelas Sverdlov itu –pada 1962 dijual kepada Indonesia dan berganti nama menjadi KRI Irian– teknologinya membuat Royal Navy penasaran sejak melihat kali pertama pada 1953.

Di kapal Ordzhonikidze itulah tamu negara asal Soviet Khrushchev dan PM Bulganin berada. Kedua petinggi Soviet itu mengunjungi Inggris dalam rangka memperbaiki hubungan kedua negara yang buruk sejak Perang Dunia II berakhir..

Saat Khrushchev naik ke tampuk kekuasaan, perubahan terjadi di Soviet. Pandangannya bahwa doktrin Stalin, “perang tak dapat dielakkan”, sudah tak sesuai perkembangan zaman dan bisa memusnahkan peradaban membuatnya gencar mengkampanyekan “de-Stalinisasi”. Langkah itu mendapat dukungan kuat dari Bulganin.

Dalam politik luar negeri, sejalan dengan kampanye de-Stalinisasi, Khrushchev menawarkan pendekatan baru saat menghadiri kongres Partai Komunis ke-20, Februari 1956: koeksistensi damai Timur dan Barat. Untuk itulah dia dan Bulganin sejak April melakukan kunjungan ke berbagai negara, kemudian dikenal dengan B & K Show, dengan Inggris menjadi yang kunjungan terpentingnya.

“Kunjungan Khrushchev dan Bulganin ke Inggris merupakan upaya awal pimpinan Soviet untuk mendapatkan pengakuan dan penerimaan di Barat,” tulis Sergey Radchenko dalam “Love Us As We Are: Khruschev’s 1956 Charm Offensive in the UK”, dimuat wilsoncenter.org.

Bagi tuan rumah, kunjungan pemimpin Soviet itu amat penting karena menyangkut politik-ekonomi. PM Eden menyiapkan segalanya dengan serius, termasuk melarang tindakan mata-mata selama rombongan Soviet tiba.

Rombongan pemimpin Soviet itu akhirnya tiba di Pelabuhan Portsmouth pada 18 April. Mereka membahas berbagai isu global yang tengah hangat dengan isu Timur Tengah menjadi dialog paling jujur dan alot. Eden blak-blakan menyampaikan keprihatinannya terhadap sikap Soviet yang mendukung gerakan kemerdekaan bangsa-bangsa Arab. Negara-negara Blok Timur pimpinan Soviet bahkan terang-terangan menjual persenjataan kepada Mesir. Selaku pemegang kekuasaan tanah Arab (de facto) sejak Perang Dunia I, Inggris menganggap hal itu memperburuk keadaan dan meminta Khruschev menghentikan tindakan tersebut.

Soviet menolak. Menuruti saran Inggris hanya akan memunculkan tafsiran Soviet pro Israel di kalangan bangsa-bangsa Arab.

Misteri Crabb

Selagi para petinggi kedua negara serius membahas berbagai isu, personil AL Soviet yang berada di kapal mendapati kejanggalan di dekat kapal mereka. Seorang penyelam muncul ke permukaan di antara dua kapal destroyer Soviet. Dia kemudian menyelam kembali, berusaha mendekati Ordzhonikidze.

Kabar adanya penyelam asing itu sampai ke telinga komandan armada Soviet Laksamana VF Kotov. Dia lalu –di kemudian hari menunjukkan kejadian itu kepada koran Pravda– meneruskannya kepada komandan pangkalan Pelabuhan Portsmouth Laksamana Philip W Burnett. Burnett langsung meminta maaf.

Saat rombongan Soviet pulang 10 hari kemudian, berita mengenai hilangnya penyelam legendaris Inggris Lionel Crabb muncul di sebuah koran. Sekira sebulan kemudian, petugas menemukan mayat seorang penyelam tanpa kepala dan tangan di perairan dekat tempat Ordzhonikidzei berlabuh. Para jurnalis memadukan dua fakta itu, hasilnya berita bahwa Crabb tewas saat dia berusaha melakukan penyelaman memata-matai kapal Soviet dan memasang ranjau di lambungnya. Bak bola salju, berita hilangnya Crabb terus menggelinding cepat dan menjadi headlines di berbagai koran.

Publik Inggris geger. Pada 29 April, Admiralty (Departemen Angkatan Laut Inggris) mengeluarkan pernyataan resmi bahwa Crabb hilang dan kemungkinan tewas dalam penyelaman di Portsmouth. Publik Inggris menuntut pemerintahan Eden memberi kepastian keberadaan Crabb.

Pemerintah Soviet berang. Nota protes langsung dikirimkan kepada Kemlu Inggris. Soviet meminta penjelasan peristiwa itu karena apa yang disampaikan berbagai media berbeda dari pernyataan Burnett saat meminta maaf. “Lima hari kemudian PM Eden mengirimkan jawaban singkat yang mengakui Crabb telah melakukan ‘tes katak’ sebagaimana yang terlihat. Dia mengakhiri dengan, ‘Pemerintah Yang Mulia menyesal atas insiden ini’,” tulis Majalah Life, 28 Mei 1956.

Di depan parlemen, Eden marah. Permintaan berulangkali parlemen untuk mencari Crabb selalu ditolaknya. Akibatnya, beragam teori tentang keberadaan Crabb pun bermunculan. Selain versi Admiralty, berita-berita tentang Crabb antara lain mengatakan bahwa veteran PD II itu tertangkap awak kapal Soviet dan kemudian dipaksa bekerja sebagai pelatih selam AL Soviet. Ada juga yang mengatakan Crabb sengaja membelot ke Soviet. Semua tanpa kepastian bukti.

Pada 1990-an, jurnalis Israel Yigal Serna mengungkapkan versi baru kematian Crabb setelah bertemu Joseph Zverkin, mantan intel AL Soviet yang pada 1950-an bertugas di Inggris, yang menjadi imigran di Haifa. Menurutnya, saat Crabb berenang di samping kapal, penjaga kapal melihatnya. Dua penyelam AL Soviet bersenjatakan senapan sniper kaliber kecil langsung terjun untuk memeriksa perairan itu. Salah seorang penyelam, berpangkat letnan, langsung menembak kepala Crabb sehingga tewas saat itu juga.

Namun, pada 2007 Eduard Koltsov menyanggah semua pemberitaan tentang kematian Crabb. Mantan penyelam AL Soviet berusia 85 tahun itu mengaku dialah yang mengetahui aktivitas mencurigakan penyelam asing dekat kapal Ordzhonikidze. Setelah mendapat perintah untuk menyelidiki, Koltsov langsung menyelam.

“Saya berenang lebih dekat dan melihat dia sedang memasang ranjau,” ujarnya, sebagaimana dimuat telegraph.co.uk. Duel bawah air lalu terjadi dan Koltsov berhasil memotong tenggorokan Crabb dengan pisau komandonya.

Publik tetap banyak tak percaya pada pernyataan Koltsov. Don Hale, penulis buku The Final Dive, mengatakan, memasang ranjau di kapal Soviet dalam era Perang Dingin itu sama saja memulai Perang Dunia III.

Ketidakmauan pemerintah Inggris membuka arsip tahun 1956 membuat misteri hilangnya Crabb tetap gelap. Banyaknya versi kematian Crabb sama sekali tak menjawab masalah. Versi-versi itu hanya menguntungkan Ian Fleming yang mendapatkan inspirasi untuk membuat “Thunderball” dalam serial James Bond-nya.

TAG

ARTIKEL TERKAIT

Nafsu Berahi Merongrong Kamerad Stalin (Bagian I) Aksi Spionase di Balik Kematian Leon Trotsky Eks Pesindo Sukses Satu Episode Tim Garuda di Olimpiade Ibnu Sutowo dan Anak Buahnya Kibuli Wartawan Kisah Bupati Sepuh AS Kembalikan Benda Bersejarah Peninggalan Majapahit ke Indonesia Mata Hari di Jawa Menjegal Multatuli Nobar Film Terlarang di Rangkasbitung