BARAT memaksa seseorang untuk mandiri, berjuang sendiri untuk apa yang diinginkan. Sebagai orang Barat, Britt Leach dan Raymond Daniel Manczarek Jr. alias Ray jelas punya cita-cita. Britt Leach suka pada sastra Rusia. Dia ingin bisa membaca novel karya Fyodor Dostoyevsky dalam bahasa aslinya. Jadi, dia ingin belajar bahasa Rusia demi membaca kisah-kisah yang penuh kemuraman hidup. Sementara, Ray ingin belajar film. Tapi keduanya punya jalan sama: masuk tentara Angkatan Darat Amerika.
Keduanya mulai berada di Angkatan Darat sejak 1961, ketika Perang Dingin (antara Blok Barat vs. Blok Timur) berkecamuk. Kedua pemuda terpelajar yang bukan anak pembesar itu ditempatkan di Korps Sinyal. Seperti salah satu bintang film porno Amerika tempo dulu, John Holmes, Ray dan Britt dapat pangkat prajurit kelas satu. Namun, Ray dan Britt insyaf bahwa mereka salah jalan.
“Ray dan saya menemukan diri kami berada di Okinawa, yang berada di Kepulauan Ryukyu, yang merupakan bagian dari Jepang, di sebuah pos militer bernama Stasiun Torii, yang menghadap ke Laut Cina Timur. Dengan bidang antena yang besar. Ray tidak berada di Korps Sinyal dengan kamera bagus dan sebagainya, dan saya belum belajar bahasa Rusia,” aku Britt Leach di kemudian hari, dimuat dalam situs web-nya.
Mereka berada di Okinawa sekitar tahun 1962. Di sana, hampir tiap malam mereka meneguk Johnny Walker Black.
Tak hanya salah jalan, keduanya juga ditempatkan di bagian intelijen keamanan tentara, Army Intelligence Service. Itu membuat mereka diharuskan menandatangani kontrak kerahasiaan untuk tidak membocorkan rahasia negara.
Penempatan itu membuat Britt tak punya pilihan. Sebab, dia punya anak dan istri di Amerika. Namun Ray masih bujang dan belum lama putus cinta. Maka dia tak mau menandatanginya. Ray masih punya keinginan untuk pergi ke kampung leluhurnya di Polandia. Namun kala itu Polandia bagian dari Blok Timur dan jika Ray menandatangani kontrak itu, maka dia tak mungkin diizinkan ke sana.
Ray ditempatkan ke peleton biasa di Stasiun Torii. Dia pernah membiarkan rambutnya memanjang dan berkumis. Namun satu teguran dari seorang perwira membuatnya terlihat tapi seperti tentara pada umumnya lagi alias cepak. Ray kemudian dikirim ke Laos, bekas jajahan Perancis di Asia Tenggara.
“Tentara ingin membantu Ray mengubah pikirannya mengenai masalah izin keamanannya dan berpikir bahwa hutan di Laos akan membantu dalam hal itu, akan memusatkan pikirannya dengan baik,” terang Britt Leach.
Kendati begitu, Ray tetap berkeras tak mau tandatangan kerahasiaan. Britt menganggap itu sebagai sesuatu yang rock n’ roll.
Ketika berada di Laos, Ray tetap berhubungan dengan Britt di Okinawa. Ray agak bahagia, tanah Laos membuatnya bisa bercocok tanam. Dia mengembangbiakkan tanaman yang disebut Britt Leach sebagai herbal. Herbal yang satu ini bisa dihisap. Kemungkinan marijuana alias ganja.
Ray akhirnya diberhentikan dari Angkatan Darat. Dia kemudian kuliah lagi hingga mendapat gelar master di bidang perfilman. Di masa ini, Ray bertemu Dorothy Aiko Fujikawa yang kemudian jadi istrinya.
Ray juga bertemu dengan tiga pemuda gondrong yang kemudian bersamanya dalam band rock The Doors. Di sana, Ray tak hanya kembali bermain piano—seperti waktu kuliah bersama Beta Pi Mu Combo— tapi bermain keyboard dengan suara yang cukup dikenal dalam dunia rock n’roll.
Sementara ketenarannya terus melambung, Ray terus berkawan dengan Britt, yang akhirnya juga keluar dari tentara juga. Keduanya kemudian bertemu.
“Dia bagian lain dari hidupku. Aku menghabiskan waktu dia beberapa tahun awal dengannya,” kata Ray dalam Light My Fire: My Life with The Doors.
Keduanya lantas berkiprah di dunia entertainment. Bukan Ray yang kemudian dikenal sebagai orang film, tapi justru Britt. Britt kemudian hidup di dunia film dengan menjadi aktor watak. Sedangkan Ray lebih dikenal sebagai Ray Manzarek, musisi legendaris dari The Doors —yang naik daun setelah lagu “Light My Fire” meledak.*