Masuk Daftar
My Getplus

Tiga Pemuda Menyusup ke Rombongan Sukarno

Mengaku sebagai wartawan, tiga pemuda menyusup ke dalam rombongan Presiden Sukarno. Baru sadar ada yang tidak beres setelah ajudan presiden tidak kebagian kursi di pesawat.

Oleh: Hendri F. Isnaeni | 22 Agt 2023
Presiden Sukarno melakukan kunjungan ke Palembang pada 3-4 November 1960. (ANRI).

PRESIDEN Sukarno mengadakan kunjungan ke Sumatra Selatan pada April 1956. Ia menyapa rakyat di Palembang, Lahat, Tebing Tinggi, dan Talang Betutu. Nahas, dalam kunjungan ini terjadi kecelakaan perahu di sungai Musi yang ditumpangi para penyambut rombongan Sukarno.

Selain itu, ada kejadian penyusupan oleh tiga orang pemuda: dua orang guru sekolah rakyat dan seorang anggota kepanduan di Lahat. Mereka menyusup ke dalam rombongan Sukarno ketika kereta api istimewa berhenti di Lahat dalam perjalanan menuju Tebing Tinggi.

Dalam perjalanan mereka mengaku wartawan yang turut dalam rombongan Sukarno. Sehingga mereka mendapat pelayanan seperti anggota rombongan lainnya dalam penginapan dan makanan. Begitu pula pelayanan dalam perjalanan kembali ke Palembang.

Advertising
Advertising

Kecurigaan pada mereka muncul di atas kapal dalam perjalanan antara Kertapati dengan Palembang. Meskipun begitu anggota keamanan presiden masih belum mengambil tindakan, mereka hanya mengawasi.

Baca juga: Lima Cerita Ringan Sukarno

Begitu sampai ke Talang Betutu, ketiga orang itu masih menjalankan perannya sebagai wartawan dan mendapat kendaraan mobil. Ketika anggota rombongan naik ke pesawat terbang yang sudah disediakan, mereka pun tanpa ragu-ragu membawa kopernya masing-masing naik ke pesawat dan mengambil tempat duduk.

“Tatkalah semua anggota rombongan dan Presiden Sukarno telah naik ke kapal udara ternyata ada anggota rombongan tidak mendapat tempat antara lain ajudan presiden sendiri, Letnan Kolonel Sugandi,” tulis Kedaulatan Rakjat, 16 April 1956. “Dengan kenyataan ini, maka dianggap ada sesuatu yang tidak beres, sehingga dilakukan pemeriksaan. Ternyata ada tiga orang penumpang liar yang menyelundup.”

Aparat keamanan setempat segera mengambil tindakan. Ketiga orang itu digiring ke Palembang untuk diperiksa dalam tahanan CPM (Corps Polisi Militer). “Dari pemeriksaan pertama, ternyata belum dapat diambil kesimpulan bulat tentang niat mereka menyelundup sebagai penumpang gelap dalam rombongan presiden itu,” tulis Kedaulatan Rakjat.

Baca juga: Tujuh Cerita Ringan Sukarno

Kejadian penyusupan kembali terjadi tujuh tahun kemudian. Ketika itu Presiden Sukarno berkunjung ke Filipina untuk menghadiri Konferensi Maphilindo (Malaysia, Philipina, Indonesia) pada 30 Juli–5 Agustus 1963. Konferensi tersebut membahas penyelesaian pembentukan Federasi Malaysia yang bakal membuat Filipina kehilangan sebagian wilayahnya di Sabah.

Setelah selesai menghadiri konferensi, Presiden Sukarno kembali ke Jakarta. Namun, pihak bandara Manila mengabarkan kepada pengawal presiden, Resimen Tjakrabirawa, bahwa ada seorang lelaki tak dikenal memasuki pesawat kepresidenan.

Maulwi Saelan, wakil komandan Tjakrabirawa, segera memeriksa pesawat, namun lelaki itu telah pergi. Petugas bandara Manila kemudian berhasil menangkapnya. Ternyata lelaki penyusup itu menderita gangguan jiwa.*

Selengkapnya baca: Lelaki Tak Dikenal Menyusup ke Pesawat Presiden

TAG

sukarno

ARTIKEL TERKAIT

Gambir Berdarah dan Kudatuli sebagai Tonggak Awal Reformasi Ratna Assan, Gadis Cilik Penyambut Sukarno di Amerika Guru Besar yang Disingkirkan Bung Besar Propaganda Anak di Masa Kolonial Akhir Hidup Sukarno Sesaat Setelah Bung Karno Wafat Bung Karno di Negeri Tango Bung Karno Meninjau Ibukota Brasilia Bung Karno di Rio de Janeiro Bung Karno, Presiden Asia Pertama ke Amerika Latin