Masuk Daftar
My Getplus

Burung Besi Terbang Tinggi

Kegagalan demi kegagalan menjadi bagian dari sejarah perkembangan pesawat terbang.

Oleh: Hendaru Tri Hanggoro | 22 Okt 2017
Penerbangan perdana pesawat Flyer karya Orville dan Wilbur Wright di bukit Kitty Hawk pada 17 Desember 1903. Foto: monovisions.com.

MANUSIA tak pernah berhenti untuk membuat “burung besi” yang bisa mengangkut banyak penumpang dan terbang jauh lebih cepat, nyaman, dan aman. Berikut ini sejarah perkembangan pesawat terbang.

Biplane

Terpacu keberhasilan Zeppelin terbang dengan mesin dan kemudi, Orville dan Wilbur Wright, dua bersaudara asal Amerika Serikat, merancang pesawat sayap ganda dengan mesin setara 12 tenaga kuda. Mereka menyebutnya Flyer. Wright mengundang pers dan khalayak umum menyaksikan uji terbang pada 17 Desember 1903 di bukit Kitty Hawk. Dengan seorang pilot yang berbaring di bawah sayap, pesawat itu mampu terbang setinggi 36 meter selama 12 detik. Keberhasilan ini dianggap tonggak baru perkembangan pesawat bersayap dengan mesin dalam “penerbangan-lebih-berat-daripada-udara”.

Advertising
Advertising

Sayap-Tetap

Sebuah karya tulis mengenai konsep sayap-tetap pesawat terbang modern terbit di Jerman pada 1904. Karya Profesor Ludwig Prandtl ini dianggap sebagai tonggak baru teknologi aerodinamika (ilmu yang bertalian dengan gesekan udara pada benda padat). Sayap-tetap adalah konsep yang memungkinkan pesawat dapat terbang tanpa menggerakkan sayapnya karena mampu menyeimbangkan gesekan udara. Dengan teknologi itu, pesawat mempunyai daya angkat yang lebih kuat.

Triplane

Empat tahun setelah terbitnya karya tulis Prandtl, pesawat bersayap tiga diperkenalkan di Prancis. Tambahan satu sayap dimaksudkan untuk menambah tenaga dan memudahkan pengendalian. Sayangnya, ketika diterapkan dalam Perang Dunia I, teknologi itu tak membantu. Justru menyulitkan pilot bermanuver. Hanya dua tipe pesawat bersayap tiga yang diproduksi untuk Perang Dunia I. Pesawat sayap ganda lebih diminati karena kelincahannya.

Fabre Hydravion

Untuk kali pertama dalam sejarah, pesawat bermesin dengan sayap tunggal mampu tinggal landas dari permukaan air pada 1910. Pesawat ini disebut Fabre Hydravion, diambil dari nama pembuatnya, Henri Fabre. Pada saat bersamaan, Eardley Billing memperkenalkan mesin simulasi pesawat pertama. Dengan alat ini, seseorang tak perlu langsung terbang selama belajar mengendalikan pesawat.

Boeing 247

Berakhirnya Perang Dunia I membuat teknologi pesawat berkembang pesat, terutama pesawat berpenumpang lebih dari dua orang. Boeing, perusahaan pembuat pesawat terbang asal Amerika Serikat, memperkenalkan pesawat penumpang komersial pertama pada 1933. Dua pilot diperlukan untuk mengudarakan dan mendaratkan pesawat ini. Pesawat ini bermesin ganda dengan sayap tunggal. Meski begitu, pesawat ini mampu menampung 10 orang.

Heinkel HE 178

Hingga 1937, semua pesawat terbang modern masih menggunakan baling-baling meski mesin jet sudah ditemukan sejak 1930 oleh Frank Whittle, seorang Inggris. Pada 1937, pesawat bermesin jet mulai dikembangkan. Dua tahun kemudian, pesawat bermesin jet mampu terbang. Pemakaian mesin jet mengubah bentuk sayap. Sayap tak lagi persegi panjang. Agak lonjong di ujungnya dan berada tepat atau di bawah badan pesawat. Pesawat itu dikenal dengan Heinkel HE 178.

Supersonik

Pesawat ini mampu terbang melebihi kecepatan suara. Bell X1 menjadi pesawat supersonik pertama. Penerbangan perdananya terjadi pada 14 Oktober 1947 oleh Chuck Yeager, pilot Amerika Serikat. Pesawat supersonik tersohor adalah Concorde, pesawat hasil patungan Inggris dan Prancis.

Pesawat Jet Komersial

Usai Perang Dunia II, Inggris mengembangkan pesawat jet untuk tujuan komersial. Dengan sokongan perusahaan pembuat pesawat terbang, De Havilland, Inggris berhasil membuatnya. De Havilland Comet, nama pesawat itu, terbang kali pertama pada Juli 1949 dari London menuju Afrika Selatan.

Fokker 28

Pesawat ini pernah menjadi tulang punggung penerbangan regional (jarak pendek dan menengah dengan kapasitas 35-100 penumpang) di Indonesia sejak 1971. Diterbangkan kali pertama pada 9 Mei 1967, pesawat ini cepat menarik perhatian khalayak. Beberapa maskapai dunia meminatinya, termasuk Garuda Airways. Fokker 28 dinilai cocok dengan karakter landasan udara di Indonesia yang belum teraspal sempurna. Pesawat ini mengudara terakhir kali di Indonesia pada 2001.

Boeing 747

Melihat kesuksesan Perusahaan Fokker Aircraft, Boeing tak mau kalah. Pada 1969, pesawat berpenumpang terbesar di dunia diperkenalkan. Dengan panjang 70 meter dan lebar 59 meter, pesawat ini disebut jumbo jet. Pesawat penumpang ini terbagi atas dua dek/lantai. Berkapasitas 400 penumpang, 747 bertahan sebagai pesawat penumpang paling lama digunakan.

Airbus A380

Sebagai seteru Boeing, Airbus tak mau kalah. Setelah memproduksi B-707 yang terbesar di zamannya pada 1969, Boeing memproduksi B-747 pada 1970 yang berukuran lebih besar lagi dan menjadi pesawat komersial terbesar sepanjang sejarah hingga 2005. Setelah itu Airbus memproduksi pesawat raksasa A380 yang versi standarnya memiliki 854 kursi penumpang atau 525 penumpang jika didesain untuk tiga kelas: eksekutif, bisnis, dan ekonomi.

TAG

sainstek

ARTIKEL TERKAIT

Membangun Ulang Pengetahuan Pasca-Merdeka Obsesi Manusia untuk Terbang Asal-Usul Mesin Pendingin Asal-Usul Pistol Menakar Sejarah Timbangan Pertama Kali Manusia Memakai Narkoba Asal-Usul Saus Tomat Mumi-mumi Tertua yang Terjadi Secara Alami Peradaban dari Jamban ke Jamban Membuat Roti, Kemampuan Dasar dalam Sejarah Manusia