MULANYA manusia menggunakan jari tangan dan kaki sebagai alat hitung. Lalu, untuk melengkapi variabel penjumlahan dan pengurangan, manusia menyertakan batu, kerang, dan benda lainnya.
Seiring kebutuhan perhitungan yang kian kompleks, teknologi alat hitung pun diciptakan. Ia terus mengalami perkembangan, dari segi fungsi hingga kemudahan dalam penggunaannya.
ERA MANUAL
Abacus
Abacus atau dekak-dekak, menjadi alat hitung pertama ciptaan manusia. Orang Indonesia mengenalnya dengan nama sempoa. Sekira 2000 SM, bangsa Sumeria sudah menggunakan alat ini untuk menghitung hasil bumi, ternak, hingga perdagangan. Namun, beberapa ahli berpendapat alat ini ditemukan bangsa Tiongkok.
Selama berabad-abad abacus digunakan di seluruh belahan dunia untuk pekerjaan aritmatika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Mistar Hitung
Edmund Gunter (1581-1626), matematikawan asal Inggris, menemukan alat hitung dengan menggunakan skala logaritma tunggal yang dikenal dengan nama mistar hitung (slide rule). Ia menggunakan konsep logaritma yang dikemukakan John Napier, seorang ahli matematika asal Skotlandia. Tidak hanya sebagai alat hitung matematika dasar, mistar hitung juga digunakan untuk kepentingan navigasi, mengkonversi waktu, jarak, kecepatan, suhu, sampai penggunaan bahan bakar.
ERA MEKANIK
Pascaline
Blaise Pascal (1623-1662), matematikawan asal Prancis, memperkenalkan mesin hitung mekanik pada 1642 yang disebut kalkulator Pascal atau Pascaline. Alat ini dapat melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan dua angka secara bersamaan serta dapat mengalikan dan membagi secara berulang.
Leibniz Wheel
Gottfried Leibniz (1646-1716), filsuf Jerman, mengembangkan Pascaline menjadi kesatuan alat hitung terpadu dengan nama “Leibniz wheel”. Sayangnya, kalkulator mekanis ini gagal diproduksi.
Arithmometer
Pada 1820, Charles Xavier Thomas de Colmar (1785-1870), penemu Prancis, mematenkan kalkulator mekanik dengan nama Arithmometer. Alat ini dipasarkan di sejumlah negara Eropa dan cukup andal digunakan di kantor-kantor.
Grant
Pada masa kejayaan arithmometer, inovasi kalkulator mekanik berpindah melintasi Atlantik. Sekira tahun 1877, George Barnard Grant (1849-1917) dari Amerika, membuat kalkulator dengan pengembangan fungsi penjumlahan menggunakan pemutar tangan.
Comptometer
Dorr Eugene Felt (1862-1930), inventor Amerika Serikat, memperkenalkan kalkulator dengan tombol tekan sekira tahun 1887.
Curta
Teknologi dan model kalkulator mekanik terus berkembang, hingga tahun 1948 muncul kalkulator Curta sebagai alat hitung yang memenuhi keinginan pasar. Curta, dikembangkan Curt Herzstark (1902-1988), merupakan kalkulator saku pertama di dunia.
ERA ELEKTRONIK
Colossus
Colossus, merupakan alat pemecah kode berbasis elektronik pertama, yang didesain Tommy Flowers (1905- 1998), insinyur dari Inggris, sekira tahun 1944. Collosus hanya menghitung algoritma Bollean, struktur aljabar yang mencakup intisari operasi logika dasar AND, OR, dan NOT.
ENIAC
ENIAC (Electronic Numerical Integrator And Computer) adalah kalkulator elektronik pertama, yang dikembangkan militer Amerika Serikat selama Perang Dunia II, untuk memecahkan perhitungan sulit. Sekalipun ENIAC dapat menghitung 1000 kali lebih cepat, ukurannya masih super besar. Ketika selesai dibuat pada Februari 1946, tugas pertama ENIAC adalah menghitung konstruksi bom hidrogen.
ANITA
Pada 1961, Control Systems LTD di Inggris memperkenalkan ANITA (A New Inspiration To Arithmetic atau A New Inspiration To Accounting) sebagai kalkulator elektronik meja pertama dengan merek dagang Bell Punch Company. Dalam kurun empat tahun, 10.000 unit dijual ke seluruh dunia. Pesaing pun bermunculan, seperti Friden 130 series pabrikan Amerika Serikat, IME 84 pabrikan Italia, dan Sharp Compet CS10A pabrikan Jepang.
Perottina
Sering disebut sebagai Programma 101. Mesin hitung ini mampu melakukan penambahan, pengurangan, perkalian, pembagian, akar kuadrat, nilai absolut, dan fraksi. Perottina diciptakan Pier Giorgio Perotto (1930-2002) dan diproduksi oleh Olivetti, produsen Italia.
MIKROCHIP
LE-120 Handy
Busicom, sebuah perusahaan Jepang, pada 1970 memperkenalkan LE-120 Handy, kalkulator dengan menggunakan layar LED (light emitting diode) berdaya baterai AA dan dapat ditaruh pada kantung baju.
Elektronoka MK-52
Dikembangkan Rusia pada 1983-1992 sebagai kalkulator cadangan komputer pesawat antariksa Soyuz yang dilengkapi kartu memori penyimpanan program.
HP-41C
Tahun 1979, Hewlett-Packard mengeluarkan HP-41C yang dilengkapi pembaca barcode, kaset mikro, disket, gulungan kertas cetak thermal, dan dapat dikoneksikan dengan alat komunikasi.
VIRTUAL
Sharp PC-1211
Awal 1980, kalkulator saku dan meja telah menggunakan layar LCD. Ia dioperasikan dengan membran silikon, sumber daya panel surya atau baterai kancing, yang semakin awet dipakai. Sharp PC-1210 dan PC-1211 menjadi perintis kalkulator berbasis komputer saku. Keduanya menggunakan papan tuts qwerty, layar LCD dengan 24-digit alfanumerik, dan menggunakan program bahasa BASIC.
Casio fx-7000G
Medio 1985, Casio mengembangkan kalkulator grafik pertama dengan model Casio fx-7000G yang memungkinkan pengguna membuat program aplikasi teknik, sains, dan pendidikan.
TI-81
Era 1990-an fungsi kalkulator semakin kompleks, Texas Instruments mengembangkan TI-81 yang memiliki fungsi gambar 2D dan 3D, fungsi pembaca suhu, ramalan cuaca, koneksitas WiFi, hingga layar monitor yang memudahkan pengguna saat mengajar atau presentasi.
BellSouth/IBM Simon Personal Communicator
Akhirnya, fungsi kalkulator melekat pada alat elektronik lainnya seperti telepon genggam, PDA, hingga tablet. Terobosan ini dimulai tahun 1993 oleh IBM dengan merek BellSouth/IBM Simon Personal Communicator, yang kemudian diikuti produsen besar lainnya seperti Nokia, Ericsson, Blackberry, dan Apple. [Dhiet AM].
Majalah Historia No. 26 Tahun III 2015