Masuk Daftar
My Getplus

Babak Awal Sejarah Sepeda Motor

Meski Gottlieb Daimler dijuluki “Bapak Sepeda Motor”, ia bukan perintis yang pertamakali membuat sepeda motor.

Oleh: Randy Wirayudha | 29 Agt 2024
Ramainya lalu-lalang pemotor menembus kemacetan ibukota (X @TMCPoldaMetro )

SEPEDA motor jadi moda transportasi paling diminati di tanah air. Selain ekonomis, ia praktis untuk menembus peliknya kemacetan di kota-kota besar pada jam-jam sibuk. Sejurus dengan lebih terjangkaunya harga kendaraan bermotor roda dua, tak mengherankan jika jumlah sepeda motor bisa tujuh kali lipat dari jumlah mobil atau kendaraan roda empat berpenumpang.

Menukil laman resmi data Badan Pusat Statistik (BPS) per 20 Februari 2024, jumlah kendaraan bermotor roda dua baik sepeda motor berbahan bakar bensin maupun motor listrik di 38 provinsi pada 2023 sebanyak 132.433.679 unit. Angka tersebut begitu jauh jika dibandingkan jumlah mobil yang sebanyak 18.285.293.

Lantas, apa sesungguhnya sepeda motor itu dan sejak kapan eksisnya?

Advertising
Advertising

Menurut Oxford English Dictionary (2009), sepeda motor adalah “kendaraan beroda dua yang ditenagai mesin pembakaran dalam.” Sedangkan dalam kamus otomotif Merriam-Webster, sepeda motor adalah “kendaraan (bermesin) beroda dua atau beroda tiga dengan setirnya berupa handlebar dan tempat duduknya bergaya pelana.”

Baca juga: Aturan Menyalakan Lampu Motor

Adanya perbedaan definisi itu memicu perdebatan di antara para pemerhati dan sejarawan otomotif. Terutama terkait jumlah roda pada Reitwagen karya Gottlieb Daimler.

Daimler sang pionir otomotif Jerman disebut-sebut sebagai “Bapak Sepeda Motor”. Lebih tepatnya sepeda sepeda motor bermesin pembakaran dalam berbahan bakar minyak/bensin (BBM). Ia orang pertama yang mematenkan inovasi sepeda motornya, Reitwagen, pada 29 Agustus 1885. Reitwagen masih menggunakan sepasang roda bantu kecil di kanan dan kiri rangkanya.

Reitwagen didesain dan dibuat Daimler dengan dibantu koleganya sesama desainer otomotif Jerman Wilhelm Maybach mulai 1884, jauh sebelum ia mendirikan pabrikan mobil Daimler-Benz (kini Mercedes-Benz). Daimler mendapat inspirasi untuk mendesain sepeda motor bermesin pembakaran dalam setelah mengamati inovasi mesin pembakaran dalam pertama buatan Étienne Lenoir di Paris, Prancis pada 1861.

Replika "Reitwagen" bikinan Gottlieb Wilhelm Daimler & Wilhelm Maybach (Deutsches Motorrad Museum)

Bertahun-tahun setelahnya, Daimler berusaha merancang dan membuat mesin pembakaran dalam sendiri. Upayanya itu baru berhasil pada 1883 ketika ia sukses merancang mesin pembakaran dalam pertamanya dengan silinder horizontal yang mempunyai daya rotasi dengan kecepatan 600 rpm.

Baru pada 1884 Daimler dibantu Maybach merancang rangka sepeda motor berbahan kayu yang ia sebut sebagai reitwagen, artinya “menunggangi kendaraan”. Setelah dianggap sukses mendemonstrasikannya, pada 29 Agustus 1885 Daimler mendaftarkan hak patennya.

“Reitwagen yang berangka kayu didesain sebenarnya hanya untuk didemonstrasikan ketimbang dijadikan kendaraan yang praktis. Tentu inovasinya itu merepresentasikan sepeda motor bermesin pembakaran dalam yang sebenarnya dan Maybach dalam percobaannya menungganginya sejauh tiga kilometer dari Cannstatt ke Untertürkheim dengan kecepatan 7,5 mph (12 km/jam),” tulis David John Noel Limebeer dan Matteo Massaro dalam Dynamics and Optimal Control of Road Vehicles.

Baca juga: 130 Tahun Mercedes-Benz di Arena Pacu

Perdebatan tentang Reitwagen sebagai sepeda motor pertama pun muncul. Sebab, sebelum Daimler, sudah ada perancang lain yang mendesain dan membuat sepeda motor bermesin pembakaran dalam, yakni Enrico Bernardi.

Bernardi sang pionir otomotif asal Italia itu pada 1882 sudah membuat Motrice Pia, sepeda motor dengan mesin pembakaran dalam tapi beroda tiga. Maka ketimbang mengakui Daimler, Enciclopedia Italiana di Scienze Lettere ed Arti menggarisbawahi bahwa Motrice Pia buatan Bernardi yang patut disebut sepeda motor bermesin pembakaran dalam pertama di dunia.

Motrice Pia, sebagaimana dicatat Jorge Lucendo dalam Centuries of Inventions: Encyclopedia and History of Inventions, dijadikan Bernardi sebagai nama kendaraannya merujuk pada nama putrinya. Sepeda roda tiga berangka kayu milik putrinyalah yang ditenagainya dengan mesin pembakaran dalam silinder tunggal 122,5 cc.

“Lalu pada 1884 ia sudah memamerkannya di Pameran Nasional di Turin setelah ia menjajalnya di jalanan Quinzano,” urai Lucendo.

Replika Motrice Pia tanpa handlebar atau stang motor (Museo Nicolis)

Tunggangan Bermesin Uap hingga Motor Listrik 

Terlepas dari Reitwagen maupun Motrice Pia yang bermesin pembakaran dalam, sekira dua dekade sebelumnya sudah ada sepeda motor bermesin uap. Adalah pionir otomotif Prancis Louis-Guillame Perreaux yang mendesain dan membuat purwarupanya pada 1867. Kendaraan purwarupa Michaux-Perreaux Steam Velocipede itu berupa sepeda merk Michaudine yang dipasangi mesin uap silinder tunggal 2 HP.

Di waktu yang hampir bersamaan, 1867, Sylvester Howard Roper di Boston, Amerika Serikat juga mengembangkan purwarupa sepeda motor yang mirip, Roper Steam Velocipede.

“Sepeda motor Michaux-Perreaux bermula dari sepeda (Michaudine) Michaux berangka besi yang masih ada pedal di ban depannya. Di saat yang bersamaan sekitar tahun 1867 Roper mengerjakan sepeda motor bermesin uapnya yang bedanya berupa mesin dua silinder yang dimuat di kerangka sepeda konvensional,” ungkap Anthony Burton dalam Steam Traction on the Road, From Trevitchik to Sentinel: 150 Years of Design & Development.

Baca juga: Lika-liku Mobil Listrik yang Menggelitik

Motor bermesin uap buatan Louis-Guillame Perreaux (kiri) dan Sylvester Howard Roper (Guggenheim Museum/National Motorcycle Museum)

Sayangnya Roper tak lagi berinovasi sejak 1869 karena sudah wafat akibat serangan jantung saat menjajal sepeda motornya. Sedangkan Perreaux terus merevisi dan meng-upgrade karya-karyanya. Salah satunya dengan mendesain sepeda motor bermesin uap versi roda tiga yang kemudian dipamerkan di Pameran Industrial di Paris pada 1884.

Lalu bagaimana dengan sepeda motor listrik?

Yang menarik, sepeda motor hybrid dan sepeda motor listrik juga muncul di masa yang hampir bersamaan dengan sepeda motor buatan Perreaux dan Roper, yakni medio 1967. Ilmuwan kimia Austria yang bekerja di manufaktur Union Carbide, Karl V. Kordesch, mengembangkan sebuah sepeda motor bermesin hybrid dengan sel BBM dan baterai nikel kadmium (NiCd).

Baca juga: Arus Sejarah Baterai Penopang Mobil Listrik

Motor hybrid Puch MS 25 karya Karl V. Kordesch (Technischen Museum)

“Dengan dibantu Carl A. Grulke, Kordesch membuat sepeda motor listrik hibrida berbaterai fuel-cell/nickel-cadmium. Di kemudian hari baterainya diganti dengan sel bahan bahar hidrazina yang mampu menggelindingkan motornya hingga 320 kilometer per galon dan mencapai kecepatan maksimal 40 km/jam. Untuk menunjukkan performanya, Kordesch menunggangi motor homemade itu berkeliling sebuah plaza di Manhattan," tulis Kevin Desmond dalam Electric Motorcycles and Bicycles: A History Including Scooters, Tricycles, Segways, and Monocycles.

Pada 1967 itu pula pabrikan motor Amerika, Indian Motorcycle, ikut dalam persaingan. Mereka mengembangkan sebuah purwarupa sepeda motor berjenis skuter yang sepenuhnya bermesin listrik yang dinamai Papoose.

“Papoose, purwarupa sepeda motor listrik berwarna kuning pada 1967 dibuat mantan pembalap, seorang dealer sepeda motor dan distributor Indian Motorcycle, Floyd Clymer yang berusia 65 tahun. Purwarupanya kemudian dipamerkan di Museum Starklite di Perris, California. Namun sayangnya pasca-wafatnya Floyd pada Januari 1970, Indian tak melanjutkannya (pengembangan dan produksinya),” lanjut Desmond. 

Baca juga: Mengorek Sejarah Ojek

Motor Indian Papoose (cycletownusa.com)
 

TAG

motor otomotif kendaraan asal usul asalusul asal-usul

ARTIKEL TERKAIT

Boom Cengkeh Bikin Suzuki Laris Pemilik Motor Pertama di Indonesia Sukarno Bikin Pelat Nomor Sendiri Sejarah Pelat Nomor Kendaraan di Indonesia Garis Start Valentino Rossi Kekuatan Volvo di Indonesia Butuh Uang, Presiden Lelang Barang Historia Raih LINE Indonesia Awards DNA dan Keragaman Manusia Mencintai Indonesia dalam Suka dan Duka