KETIKA memutar keran air di rumah, bayangkanlah sejenak betapa besar peranan pipa. Anda tak lagi perlu mengangkut air dari sumber-sumber air ke rumah untuk beragam keperluan. Anda juga tak perlu ribet membuang kotoran ke tempat-tempat penampungan.
Pabrik-pabrik tak lagi kesulitan mengalirkan cairan atau gas dari satu lokasi ke lokasi lain. Keberadaan pipa memudahkan pekerjaan manusia; lebih efektif dan efisien.
Sejarah pipa dan sistem pemipaan merentang jauh ke belakang. Berikut lika-likunya.
4000-3000 SM
Para arkeolog menemukan saluran pipa air yang terbuat dari tembaga di reruntuhan istana di Lembah Sungai Indus, India. Sementara di Yunani ditemukan jaringan pipa, terbuat dari tembikar, yang disalurkan ke kamar mandi.
2500 SM
Penguasa Mesir membangun jaringan pipa tembaga yang bisa mengalirkan air ke kamar mandi di dalam piramida. Menurut kepercayaan kuno bangsa Mesir, makam seperti piramida harus dilengkapi kamar mandi sebagai pelengkap kehidupan orang yang meninggal di akhirat. Mesir juga membangun sistem irigasi dan sanitasi untuk kepentingan umum.
1500 SM
Di Pulau Kreta, Yunani, berkembang jaringan pemipaan dari tembikar untuk mengalirkan air dan kotoran (sanitasi). Di lokasi berdirinya istana kuno di Knossos, pusat Pulau Kreta, para arkeolog menemukan sisa-sisa sistem suplai air minum dan sanitasi yang telah ditata dalam jaringan perpipaan.
Baca juga:
Melihat Kehidupan Orang Romawi Lewat Lubang Jamban
500 SM
Imperium Romawi membangun pipa air berbahan timbal untuk mengalirkan air panas dan dingin ke pemandian umum dan rumah-rumah pribadi. Juga dibangun selokan bawah tanah.
400 SM
Orang-orang Tiongkok menggunakan pipa bambu, yang dibungkus lilin, untuk menerangi ibukota mereka, Peking. Tiongkok juga tercatat sebagai yang pertama menggunakan pipa untuk mengangkut hidrokarbon pertama sekira 2.500 tahun lalu. Orang Tiongkok menggunakan pipa bambu untuk mengirimkan gas alam dari sumur-sumur dangkal.
52
Roma memiliki terowongan, saluran air, dan pipa sepanjang sekira 220 mil untuk memasok sumur-sumur publik, bak mandi, dan rumah-rumah. Setelah kejatuhan Kekaisaran Romawi pada 376, orang-orang Eropa kehilangan perhatian pada sanitasi dan kebersihan.
700-1500
Dianggap sebagai “zaman kegelapan dalam pemipaan dan kebersihan”. Timbul wabah penyakit.
1200-AN
Pipa air berbahan kayu, umumnya dari pohon Elm, mulai digunakan di London, Inggris. Beberapa abad kemudian pipa sejenis juga dipasang di kota Hull, Plymouth, hingga Oxford. Pipa kayu Elm ini juga hampir digunakan semua perusahaan penyuplai air di London pada abad ke-16 hingga 18.
Baca juga:
Peradaban dari Jamban ke Jamban
1455
Untuk kali pertama, pipa besi dipasang di Siegerland, Jerman. Para pengrajin Jerman telah belajar bagaimana membuat api cukup panas untuk melelehkan besi dan menuangkannya ke dalam coran untuk membuat pipa berlubang.
1596
Sir John Harington, anak baptis Ratu Elizabeth, mendesain toilet siram pertama yang disebut Ajax.
1664
Di Versailles, Prancis, Raja Louis XIV memerintahkan pembangunan sebuah jaringan pipa besi untuk membawa air sekitar 15 mil dari stasiun pemompaan ke air mancur istana dan daerah sekitarnya.
1755
Alexander Cummings dari Skotlandia menerima paten pertama untuk toilet siram. Pipa perangkap atau tikungan pembuangan mirip leher angsa atau berbentuk “S” mempertahankan air secara permanen dalam mangkuk sehingga mencegah gas dari kotoran masuk. Sistem pemipaan ini bertahan hingga sekarang dengan modifikasi pipa perangkap berbentuk “U” atau “J”.
Baca juga:
Antara Jamban Dulu dan Jamban Modern
1804
Philadelphia, Amerika Serikat, menjadi kota pertama yang beralih sepenuhnya ke pipa besi cor untuk membuat sistem saluran air baru mereka yang rumit.
1815
William Murdock menggunakan saluran pipa besi untuk mengaliri gas batu bara yang digunakan untuk penerangan di kota London.
1829
Tremont Hotel di Boston, Amerika Serikat, adalah hotel pertama di dunia yang memiliki kamar mandi di dalam (indoor plumbing).
1830
Air untuk kebutuhan publik kali pertama dipasang di bawah jalan-jalan New York. Banyaknya kebakaran menunjukkan perlunya pasokan dan ketersediaan air yang cukup bagi pemadam kebakaran.
1824
James Russel menemukan metode membuat pipa seamless dengan cara menyatukan kedua tepi dari plat besi tipis. Pipa besi dikenal memiliki kekuatan, dan mampu bertahan hingga 100 tahun. Dinding pipa yang tebal membuatnya sulit ditembus.
Baca juga:
Awal Mula Barang Plastik di Indonesia
1835
PVC (polyvinyl chloride) ditemukan secara tidak sengaja oleh ahli kimia dan fisikawan Prancis Henri Victor Regnault tahun 1835 dan ahli kimia Jerman Eugen Baumann tahun 1872. Tapi mereka tak melanjutkan penemuan itu karena kesulitan menangani materialnya. PVC baru bisa diproduksi tahun 1926.
1843
Pipa besi mulai digunakan untuk mengurangi bahaya dari pengiriman gas yang mudah terbakar dan meledak.
1851
Toilet publik pertama diperkenalkan di Crystal Palace, Inggris.
1891
Thomas Crapper memperbarui toilet modern dengan mematenkan desain katup otomatisnya.
Baca juga:
Sejak Kapan Toilet Dipisah untuk Laki-laki dan Perempuan?
1895
Perusahaan Jamaica Pond Aquaduct di Boston, Amerika Serikat, membangun jaringan pipa air sepanjang lebih dari 15 mil. Semua pipa terbuat dari kayu Hemlock berdiameter 5 inci. Dalam perkembangan kota, pipa air tidak hanya digunakan untuk menyalurkan air minum ke rumah tangga dan kantor, tetapi juga sarana utama pemadaman kebakaran.
1926
Waldo Semon, inventor Amerika Serikat, dan perusahaan perakitan pesawat terbang Amerika, B.F. Goodrich mengembangkan metode yang menjadikan PVC “benar-benar plastik” sehingga PVC lebih fleksibel dan mudah diproses.
1935
Pipa PVC pertama dibuat di Jerman, dan setahun berikutnya sebagian besar rumah tangga di Jerman menggunakan pipa PVC untuk instalasi air minumnya. Selama Perang Dunia II, PVC menjadi penting sebagai bahan pelindung kabel pada instalasi-instalasi militer. Kini, ia juga digunakan secara luas untuk suplai air dan pembuangan limbah rumah tangga.
1937
Keran bertuas tunggal untuk mengontrol air panas dan dingin diciptakan oleh Alfred M. Moen dari Amerika Serikat.
1950
Produsen plastik di Eropa Barat dan Jepang mulai memproduksi pipa ABS (akrilonitril butadiena stirena). Metode untuk memproduksi PEX (cross-linked polyethylene) juga dikembangkan pada 1950-an. Pipa plastik menjadi semakin umum dan banyak digunakan, dengan berbagai bahan dan perlengkapan yang digunakan.
Baca juga:
Awal Mula Pipa Plastik di Indonesia
Paralon
Pipa plastik diperkenalkan di Indonesia awal 1960-an. Orang yang membawa teknologi itu adalah Pandji Wisaksana.
Dalam biografinya Mata Hati Sang “Pioneer” Indonesia disebutkan, ide membuat pipa plastik muncul saat Pandji pergi ke Jepang. Di sana pipa plastik dinamakan X-plon. “Kuatnya sama seperti besi, tidak karatan dan enteng, menyambungnya gampang, pakai lem,” kata Pandji.
Pandji pun tertarik dan lantas mengirimkan anak buahnya ke Jepang untuk belajar. Dia kemudian mendirikan PT Prakarsa Pralon tahun 1963 yang menghasilkan pipa plastik yang diberi nama paralon –sebutan yang populer untuk menyebut pipa plastik di Indonesia hingga saat ini.
Karena yang pertama menghasilkan pipa plastik, Pandji dijuluki “Bapak Pralon Indonesia”. Dan salah satu yang merasakan kegunaan paralon adalah Masjid Istiqlal di Jakarta. Pandji menyumbangkan ratusan paralon untuk instalasi listrik dan air untuk pembangunan Masjid Istiqlal.
PT Prakarsa kemudian joint venture dengan Jepang dan terbentuklah PT Pralon Corporation.*
Majalah Historia No. 29 Tahun III 2016