Panas adalah ancaman, ketidaknyamanan. Terutama bagi orang-orang yang hidup di padang pasir yang kering. Maka, beragam cara dilakukan untuk mengatasinya. Orang Mesir Kuno mengusir udara panas dengan menggantung kain basah di pintu rumah mereka. Orang Romawi Kuno, terutama yang kaya, menyalurkan air ke rumah-rumah melalui pipa untuk menurunkan suhu ruangan.
Lalu, para peneliti mulai bekerja untuk menghasilkan alat yang membuat kehidupan manusia lebih baik. Terciptalah alat penyejuk udara (AC), yang perkembangan teknologinya sejalan dengan kulkas. Kini, rasanya orang tak bisa hidup tanpa AC. Apalagi di tengah ancaman pemanasan global.
Namun, alat ini juga memiliki dampak buruk: kerusakan lapisan ozon. Pada 1987, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan Protokol Montreal yang menetapkan kerja sama multinasional guna menghapus penggunaan zat-zat yang membahayakan ozon di stratosfer, seperti chlorofuorocarbons (CFC) yang digunakan sejumlah besar sistem pendingin udara. Sekarang, produsen AC beralih memakai Freon R32, R410A, dan R290 yang lebih ramah lingkungan.
Nyamankan diri Anda untuk menelusuri jejak AC berikut ini.
1748
William Cullen (1710–1790) dari Universitas Glasglow, Skotlandia, mengembangkan metode refrigerasi atau pendinginan udara oleh penguapan cairan dalam ruang hampa. Namun, Cullen tidak menerapkan penemuannya untuk tujuan praktis.
1758
Benjamin Franklin (1706–1790), seorang ilmuwan-penemu tapi lebih dikenal sebagai “bapak pendiri” Amerika Serikat, bersama John Hadley (1731–1764), profesor kimia Universitas Cambridge, bereksperimen untuk menjelajahi prinsip penguapan sebagai cara mempercepat pendinginan suatu benda.
Mereka menggunakan cairan yang mudah menguap seperti alkohol dan ether. Ujung termometer, yang berbentuk bola dan berisi cairan merkuri, diolesi ether dan ditiup dengan alat embusan udara. Saat ether menguap, merkuri di dalam termometer turun beberapa derajat. Usaha ini diulangi beberapa kali hingga berada di 25 derajat di bawah titik beku. Dengan eksperimen ini, ujar Franklin, seseorang dapat mati kedinginan dalam cuaca panas.
Baca juga: Asal Usul Kondom
1805
Oliver Evans (1755–1819), penemu asal Amerika, menjelaskan konsep mesin pendingin yang bekerja dengan cara kompresi uap. Dia membayangkan sebuah mesin pendingin yang menurunkan suhu dalam ruangan tertutup dengan menghilangkan panas dari ruang itu dan memindahkannya ke tempat lain. Namun, tak ada unit yang diciptakan Evans.
1820
Michael Faraday (1791–1867), penemu Inggris, menemukan bahwa amonia yang dikompres dan dicairkan bisa membantu mendinginkan udara.
1834
Jacob Perkins (1766–1849), penemu-fisikawan Amerika, menyempurnakan temuan Oliver Evans dengan menggunakan amonia cair yang memiliki sifat mendinginkan atau refrigeran. Dia membangun sebuah mesin pendingin yang dianggap sebagai cikal-bakal kulkas modern. Dia mematenkan mesinnya yang disebutnya sebagai “alat untuk memproduksi es dan cairan pendingin”. Mesinnya bisa bekerja dengan baik, kendati tidak berhasil secara komersial.
Baca juga: Segarnya Sejarah Es
1842
John Gorrie (1803–1855), seorang dokter dari Florida, mengemukakan bahwa udara panas mudah membawa penyakit terutama malaria. Dia mengusulkan kepada pemerintah kota untuk membuat alat pendingin buatan. Berdasarkan rancangan Oliver Evans, dia berhasil menciptakan alat yang mampu mendinginkan udara di rumah sakit tempat dia bekerja.
1856
James Harrison (1816–1893), seorang wartawan Inggris yang beremigrasi ke Australia, mendapatkan paten atas kompresi uap sistem pendingin menggunakan eter, alkohol, atau amonia. Dia kemudian membangun sebuah mesin mekanik pembuat es serta memperkenalkan pendingin kompresi uap komersial untuk pabrik dan pabrik pengepakan daging.
1859
Sistem pendingin menggunakan amonia gas yang larut dalam air (disebut aqua ammonia) dikembangkan Ferdinand Carré (1824–1900) dari Prancis. Dia mematenkannya tahun 1860. Mesin temuan Carré menggunakan air sebagai absorber dan amonia sebagai refrigeran.
Baca juga: Asal-Usul Pemakaman
1876
Carl von Linde (1842–1934), seorang profesor teknik di Universitas Teknologi Munich, Jerman, mematenkan metode gas cair yang ditingkatkan. Metode ini memungkinkan menggunakan gas seperti amonia, sulfur dioksida (SO2), dan metil klorida (CH3Cl) sebagai refrigeran dan digunakan luas untuk tujuan itu sampai akhir 1920-an ketika terjadi sejumlah kecelakaan akibat penggunaannya.
1902
Willis Havilland Carrier (1876–1950), lulusan teknik mesin Universitas Cornell, merancang alat pengatur kelembapan udara sekira tahun 1902 dalam sebuah pabrik percetakan Sackett-Wilhelms Lithography. Kunci dari alatnya adalah kontrol kelembapan. Ketika mesin ini diterapkan ternyata kelembapan udara dalam pabrik percetakan stabil dan berdampak pada kualitas cetakan.
Carrier kemudian mendirikan perusahaan yang memproduksi unit-unit AC. Sejak itu, penyejuk ruangan buatan Willis menghiasi berbagai fasilitas publik seperti gedung opera dan perkantoran. Karyanya dianggap sebagai AC modern pertama dan Carrier dikenal sebagai “bapak penyejuk udara modern”.
Baca juga: Asal-Usul Waktu
1906
Stuart W. Cramer (1868–1940) dari Charlotte, North Carolina, mencari cara untuk menambah kelembapan udara di pabrik tekstilnya. Cramer menciptakan istilah air conditioner (AC) dan menggunakannya dalam klaim paten yang dia ajukan tahun itu.
1928
Thomas Midgley Jr. (1889–1944), ahli kimia asal Amerika, menemukan freon, zat pendingin yang lebih stabil dan aman dibandingkan amonia, sulfur dioksida, dan metil klorida yang mudah terbakar.
1931
H.H. Schultz dan J.Q. Sherman menciptakan penyejuk ruangan yang dapat dipasang di dekat jendela rumah dan apartemen sekira tahun 1931. Hanya golongan orang kaya tertentu saja yang bisa memilikinya, sebab harganya sangat mahal. Resesi ekonomi tahun 1930 membuat produk ini tak berjalan ditambah distribusi listrik saat itu yang tersendat.
Baca juga: Asal-Usul Topi
1939
Packard, salah satu pabrikan mobil dari Amerika Serikat, adalah pionir penerapan pendingin udara di dalam mobil. Alat tersebut, yang dikembangkan sekira tahun 1939, disediakan pabrik sebagai perangkat opsional bagi pembeli mobil Packard. Pembeli harus merogoh kocek dalam-dalam untuk dapat melengkapi mobilnya dengan piranti penyejuk udara.
Saat Perang dunia II, penggunaan AC mobil dihentikan sejenak. Baru kemudian, Chrysler meluncurkan sistem Airtemp. Sistem ini memiliki multifungsi, seperti menyejukkan; mengurangi kelembapan dan debu; serta bau asap tembakau.
1945
Robert Sherman dari Lynn, Massachusetts, menciptakan unit AC portabel yang diletakkan di dekat jendela yang bisa mendinginkan, memanaskan, melembapkan, serta mengeringkan dan menyaring udara.