Masuk Daftar
My Getplus

Satu Partai Dua Watak

Penggabungan dua kelompok sosialis ini awalnya saling menguatkan. Goyah karena perbedaan terlalu mendasar.

Oleh: Hendri F. Isnaeni | 30 Mar 2015
Delegasi Indonesia pada perundingan Linggarjati sedang berembuk di halaman gedung pertemuan. (Ki-ka): J. Leimena, Moh. Roem, Soedarsono, Sutan Sjahrir, Amir Sjarifuddin, AK Gani, Soesanto Tirtoprodjo. Foto: Perpusnas RI.

PARTAI Sosialis terbagi ke dalam beberapa kelompok yang menginduk kepada Amir dan Sjahrir. Kelompok Surabaya terdiri dari kawan-kawan Amir dalam PKI ilegal, Gerindo, Partindo, dan organisasi gerakan bawah tanahnya. Kelompok Yogyakarta berpusat di sekeliling Wijono dan Muhammad Tauchid, yang terlibat dengan Amir mendirikan Parsi.

Kelompok Cirebon berakar pada PNI-Pendidikan dan hubungannya dengan gerakan bawah tanah Sjahrir. Kelompok Jakarta terdiri dari pemuda metropolitan dan sahabat dekat Sjahrir. Terakhir adalah kelompok kecil orang komunis yang baru datang dari Belanda, di sana terlibat dalam gerakan bawah tanah anti-Nazi.

Baca juga: 

Advertising
Advertising

Orang Indonesia yang Jadi Korban Nazi
Pemuda Indonesia Berperang Melawan Nazi

Hubungan Sjahrir dan Amir cukup baik, namun perbedaan dalam gaya dan pandangan cenderung ditonjolkan oleh pengikut masing-masing. Menurut Indonesianis Ben Anderson, para pengikut Sjahrir menganggap kawan-kawan Amir bersifat ndesa, romantis, dan berpikiran “kacau”; sementara dalam kelompok Amir sering timbul perasaan bahwa pengikut Sjahrir bersifat congkak dan enggan mengalami kesulitan dan risiko pekerjaan politik praktis di tengah massa.

Watak dan kepentingan dua sayap Partai Sosialis ini digambarkan dalam pembagian fungsi dalam partai. “Amir yang sesungguhnya memimpin partai karena bakatnya dalam pengorganisasian dan kebosanan Sjahrir terhadap urusan seperti itu,” tulis Anderson. Pengikut Amir juga dipusatkan dalam dewan pimpinan, sekretariat, dan badan komunikasi; sementara kelompok Sjahrir menguasai badan penerangan dan badan pendidikan.

Baca juga: Gaya PKI Memikat Rakyat

Menurut Gie, walaupun pertentangan internal tidak muncul dalam Partai Sosialis, baik grup Amir maupun grup Sjahrir memiliki rencana sendiri untuk mencapai tujuan masing-masing. Persatuan Parsi dan Paras hanya berdasarkan antifasis dan kepentingan bersama menghadapi Tan Malaka dengan Persatuan Perjuangannya. “Setelah bahaya ini hilang, persatuan yang terbentuk akan meretak,” tulis Gie.

 

TAG

sosialis partai sosialis partai politik partai

ARTIKEL TERKAIT

Eks Pemilih PKI Pilih Golkar PPP Partai Islam Impian Orde Baru ABRI Masuk Desa Demi Golkar di Bali Gambar Partai Dilumuri Tahi Aidit dan Natsir Saling Sikat dalam Debat Gonta-ganti Partai, Soebandrio Mentok jadi Menteri Wacana Wapres RI Ada Dua Parkindo Tolak Kutuki PRRI Rumah Tahanan Masyumi Soeharto Capek Jadi Presiden