Masuk Daftar
My Getplus

Dari Petrus ke Kedung Ombo

Pernah menjadi Dandim Yogyakarta dan bupati Boyolali, perwira tinggi ABRI ini orang penting di balik Petrus dan pembangunan Waduk Kedung Ombo.

Oleh: Petrik Matanasi | 31 Des 2023
Waduk Kedung Ombo di Jawa Tengah. (Kementerian PU/sinbad.sda.pu.go.id).

HINGGA hari ini, istilah “Gali” masih ada di Yogyakarta. Gali adalah singkatan dari gabungan anak liar. Istilah ini sudah populer di awal dekade 1980-an, ketika diadakan operasi berdarah terhadap premanisme di sekitar Yogyakarta. Apapun nama operasi berdarah itu, lebih banyak orang mengingatkanya sebagai Petrus alias Penembakan Misterius.

Kota Yogyakarta adalah wilayah teritorial dari Komando Distrik Militer (Kodim) 0734 yang berada di bawah Komando Resort Militer (Korem) 072—yang membawahi kabupaten-kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) plus Kabupaten Temanggung, Megelang, Wonosobo, Purworejo, dan Kebumen. Ketika para preman itu diburu, komandan Kodim (Dandim) Yogyakarta adalah Letnan Kolonel CZI Mohamad Hasbi (1939-2022). Dialah yang dianggap sebagai pelopor Petrus tersebut.

“Landasan hukum operasi yang ditanganinya adalah Operasi Clurit. Sedang landasan pelaksanaannya adalah tingkat keresahan masyarakat,” terang Hasbi sebagaimana diberitakan Kompas, 15 April 1983.

Advertising
Advertising

Baca juga: Petrus alias Penembakan Misterius Kisah Gelap Orde Baru

Kendati dijalankan secara terukur oleh militer, banyak yang mengkhawatirkan praktik tersebut. Salim Said, pakar politik, termasuk orang yang khawatir dengan Petrus.

“Kalau kurang hati-hati Petrus bisa menjalar dari pembunuhan kriminal menjadi pembunuhan politik,” ujar Salim Said dalam Menyaksikan 30 Tahun Pemerintahan Otoriter Soeharto.

Sekitar tahun 1983, Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) yang dipanglimai Laksamana Sudomo melancarkan Operasi Clurit untuk menghantam para kriminal yang akhirnya dianggap pemerintah meresahkan. Ketika Jenderal Benny Moerdani menjadi panglima Kopkamtib, operasi terhadap para preman bercap kriminal pun semakin dikeraskan.

 

Operasi yang dipelopori Letnan Kolonel Mohamad Hasbi itu, menurut Salim Said, “kemudian diam-diam diambil alih Pangkopkamtib Moerdani dan diberlakukan di seluruh Indonesia.”

Sebelum menjadi Dandim Yogyakarta, Hasbi menjadi Dandim di Kodim 0703 dari tahun 1979-1982. Pria kelahiran Tapaktuan, Aceh, 20 Januari 1939 ini sekitar dua tahun menjadi Dandim di Yogyakarta.

Baca juga: Tanggung Jawab Soeharto dalam Penembakan Misterius

Setelah Petrus menewaskan 532 orang yang dicap preman kriminal dan hampir lima tahun Hasbi menjadi Dandim di Cilacap dan Yogyakarta, jabatan Hasbi dinaikkan.

“Gubernur Jawa Tengah Ismail tanggal 16 Juni (1984) melantik Letkol CZI M. Hasbi sebagai Bupati Boyolali di gedung Pemda Boyolali. Hasbi menggantikan posisi pejabat sebelumnya MC Tohir,” demikian diwartakan Mimbar Kekaryaan ABRI edisi 162, Juni 1984.

Masalah yang dihadapi Hasbi di Boyolali bukan “gali” lagi. Masalah yang dihadapinya, sebuah proyek pembangunan waduk di Kedung Ombo. Sebagai bupati, Hasbi jelas diajak bicara terkait masalah pembebasan tanah. Kala itu, banyak yang menolak ganti rugi untuk pembebasan tanah tersebut. Namun, “tangan besi” rezim Orde Baru meresponnya dengan tindakan tak manusiawi.

“Di Kedung Ombo, petani yang membangkang untuk menyerahkan tanahnya dicap sebagai PKI dengan cara diberi kode ET di KTP mereka,” kata Ikrar Nusa Bhakti dalam Militer dan Politik Kekerasan Orde Baru: Soeharto di Belakang Peristiwa 27 Juli.

Baca juga: Waduk Kedung Ombo: Ketika Ikan Bader Memakan Bunga Kelapa

Pelabelan PKI terhadap siapapun yang melawan kehendak pemerintah merupakan praktik umum yang “sakti” rezim Orde Baru. Dengan pelabelan itu, pemerintah tak perlu buang banyak tenaga karena masyarakat dengan sendirinya akan mengucilkan mereka yang dicap meskipun mereka yang dicap PKI itu sebetulnya tak ada kaitannya dengan masalah 1965. Dengan begitu, cap PKI adalah sesuatu kutukan yang menakutkan banyak orang di zaman Orde Baru. Saking menakutkannya, pernah ada isu bahwa ada petani yang masuk hutan karena takut. Namun lewat Kompas tanggal 20 Juni 1986, Hasbi membantah isu tersebut.

Hasbi menjadi bupati Boyolali selama 10 tahun (1984-1994). Ketika tak jadi bupati lagi, dia masih militer aktif namun hampir memasuki masa pensiun di ABRI. Meski karier militernya kurang cemerlang, sang jebolan Sekolah Calon Perwira ini setidaknya berhasil menjadi perwira tinggi dengan pangkat Brigadir Jenderal.

“Tidak banyak data tentangnya,” terang Donny Alamsyah Syeoputra yang mengkurasi keseluruhan jenderal Angkatan Darat.

Menurut Apa & Siapa Caleg Golkar Jawa Tengah, DPRD I Pemilu 1997, Hasbi kemudian bergabung dengan Golongan Karya (Golkar) dalam Pemilu 1997, pemilu terakhir Orde Baru.  Hingga beberapa tahun setelahya, dia menjadi wakil ketua DPRD Jawa Tengah sebelum tutup usia pada 25 November 2022.*

TAG

orde baru soeharto petrus wiji thukul

ARTIKEL TERKAIT

Daripada Soeharto, Ramadhan Pilih Anak Eks Pemilih PKI Pilih Golkar Ledakan di Selatan Jakarta Supersemar Supersamar Sudharmono Bukan PKI Dianggap PKI, Marsudi Dibui Dulu Rice Estate Kini Food Estate Soeharto Nomor Tiga, Mendagri Murka pada Lembaga Survei Soeharto Nomor Tiga, Lembaga Survei Ditutup Soeharto, Yasser Arafat, dan Dukungan untuk Palestina