Di era serba digital, game online menjadi permainan yang populer, tak hanya di kalangan anak-anak maupun remaja tetapi juga dewasa. Anak-anak muda yang berkumpul di depan rumah atau tempat makan tengah sibuk memainkan permainan di ponsel telah menjadi pemandangan biasa.
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia membuat game online kian dilirik orang-orang untuk mengusir kebosanan saat pembatasan aktivitas diberlakukan. Popularitasnya yang kian menanjak bahkan membuat kompetisi game online ramai diselenggarakan dan mendorong lahirnya esports (electronic sports).
Kehadiran game online menjadi salah satu fragmen dalam perkembangan permainan dari masa ke masa yang tak dapat dilepaskan dari kemajuan teknologi. Sebelum game online hadir, masyarakat telah lebih dahulu mengenal video game, permainan modern yang melibatkan interaksi antara pemain dengan gambar bergerak melalui sebuah layar monitor.
Baca juga: Tat-Tit-Tut, Ding-Dong…
Menurut Iswara N. Aditya dalam 200 Tokoh Super Jenius Penemu dan Perintis Dunia, Ralph H. Baer merupakan sosok di balik kemunculan video game. Pria kelahiran Rodalben, Jerman, 8 Maret 1922 itu mulai menciptakan video game pada 1966. Ia mengembangkan penemuannya itu hingga menjadi prototipe video game. “Baer menamakan video game dengan label Brown Box dan resmi dipatenkan pada 1968. Alhasil, Brown Box dinyatakan sebagai video game pertama di dunia,” sebut Iswara.
Namun, menurut The SAGE Encyclopedia of Communication Research Methods, salah satu prototipe yang kerap dianggap sebagai video game pertama adalah Tennis for Two, permainan simulasi tenis yang dibuat dengan menggunakan layar osiloskop dan peralatan komputer yang digunakan untuk pelacakan rudal oleh fisikawan Amerika Serikat William Higinbotham pada 1958. Permainan itu diciptakan untuk menghibur pengunjung acara pameran tahunan di Laboratorium Nasional Brookhaven, tempat William bekerja.
Permainan komputer awal lainnya, yang dapat dikatakan pertama kali diinstal dan dimainkan di komputer di berbagai lokasi adalah Spacewar!, yang dikembangkan oleh sekelompok mahasiswa di Massachusetts Institute of Technology pada 1962. Permainan tersebut disalin dan dibagikan hingga dapat dimainkan di banyak komputer di lokasi berbeda. Seperti halnya video game komersial pertama, permainan ini dapat dimainkan oleh banyak orang bukan karena terhubung ke jaringan online, melainkan melibatkan transportasi fisik, salah satunya berupa disket, yang berisi permainan komputer.
Baca juga: Fatwa MUI untuk Gim
Sementara Spacewar! tidak didistribusikan secara komersial, game komersial pertama adalah permainan adaptasi Spacewar yang dimainkan dengan koin di mesin arcade yang ditempatkan di kampus Stanford University pada 1970-an. Permainan lain yang juga dioperasikan dengan koin, yakni Computer Space, turut diproduksi dan dirilis secara massal di seluruh Amerika Serikat.
“Tak satupun dari game ini yang sesukses terobosan komersial Pong, sebuah game yang dioperasikan dengan koin yang dirilis pada 1972 oleh Atari Inc., atau Odyssey, konsol video rumahan yang dirancang oleh Ralph Baer dan dirilis oleh Magnavox pada 1972,” sebagaimana dikutip dari The SAGE Encyclopedia of Communication Research Methods. Meski pada saat itu versi paling awal dari ARPANET (Advance Research Projects Agency Network) sudah ada, tetapi hanya menghubungkan beberapa komputer penelitian dan belum dapat diakses secara luas oleh publik.
Sementara itu, video game online pertama terbentuk dalam prototipe lain yang dibuat di lingkungan penelitian oleh mahasiswa. Mengutip Encyclopedia of Video Games: The Culture, Technology, and Art of Gaming, 2nd Edition [3 Volumes], Rob Trubshaw menulis MUD (Multi-User Dungeon) pertama pada komputer mainframe DEC PDP-10 tahun 1978.
Trubshaw kemudian menyerahkan program tersebut kepada sesama mahasiswa, yakni Richard Bartle, yang terus mengembangkannya, dan pada 1980 MUD tersebut menjadi game role-playing (RPG) online pertama ketika Universitas Essex terhubung ke ARPANET. Setelahnya, MUD lain menyusul selama tahun 1980-an, termasuk AberMUD (1987), TinyMUD (1988), LPMud (1989), dan DikuMUD (1990).
MUD memungkinkan banyak pemain dari lokasi yang jauh untuk bermain bersama dengan terhubung ARPANET yang dikenal sebagai leluhur internet. Saat MUD semakin populer, beberapa di antaranya dibuat sebagai game online komersial. Misalnya, pada 1983 ketika Alan E. Klietz mem-porting game-nya Milieu ke IBM XT dan menamainya Scepter of Goth dan menjadikannya MUD komersial pertama di Amerika Serikat.
Baca juga: Bersahabat dan Bertualang dengan Landak Super
“Permainan ini menggabungkan game petualangan teks pemain tunggal dengan game tabletop Dungeons & Dragon (1974), menghasilkan dunia petualangan teks bertema fantasi yang dapat dimainkan bersama hingga enam belas pengguna secara bersamaan,” tulis Encyclopedia of Video Games. Sekitar pertengahan 1980-an, muncul beberapa MUD yang menggunakan grafik seperti Island of Kesmai (1985), yang muncul di CompuServe, dan Lucas-film’s Habitat (1986).
Dengan munculnya komputer rumahan dan meningkatnya jumlah pemain online, permintaan akan game online pun tumbuh, dan setelah munculnya game role-playing online berbasis grafis skala besar (dimulai dengan Meridian 59 [1995]) yang dapat menangani ribuan pemain, mayoritas pemain RPG online pun pindah ke dunia yang semakin besar yang ditawarkan oleh MMORPG.
Seiring dengan bertambahnya jumlah pengguna game online, game konsol juga memanfaatkan potensi internet untuk mendorong permainan kolaboratif dan kompetitif jarak jauh dengan semakin sering menyediakan opsi multipemain. Kini besarnya minat masyarakat terhadap game online juga mendorong lahirnya kompetisi game online, yakni esports. Bahkan, esports menjadi salah satu cabang olahraga modern yang dilombakan di sejumlah ajang multiolahraga, salah satunya Asean Games 2022.*