Masuk Daftar
My Getplus

Ketika Dokter Gila Turut Merumuskan Kamus Oxford

Kisah mantan dokter dalam perang saudara Amerika yang ikut menyusun kamus ternama Oxford dalam keadaan setengah waras.

Oleh: Randy Wirayudha | 14 Des 2020
Aktor Sean Penn yang memerankan tokoh dr. William Chester Minor di film "The Professor and the Madman" yang ditayangkan Mola TV (eaglepictures.com)

MENJELANG hari Natal, dr. William Chester Minor (diperankan Sean Penn) masih hanyut dalam imajinasinya yang ia tuangkan ke atas kertas. Dengan pensil, ia membuat sejumlah lukisan di kamar tahanannya di Rumahsakit Jiwa Broadmoor. Kesibukannya baru terhenti kala seorang sipir RSJ bernama Muncie (Eddie Marsan), datang dan memberikan sebuah buku.

The Life and Opinions of Tristram Shandy, Gentleman judul buku tersebut. Buku itu dihadiahkan Muncie sebagai bentuk terimakasih para kolega Muncie setelah Minor menyelamatkan nyawa salah satu sipir muda di RSJ Broadmoor.

Saat membuka satu per satu halamannya, tetiba sebuah pamflet jatuh dan menarik perhatian Minor. Pamflet itu berisi informasi ajakan partisipasi kepada semua orang yang berbahasa Inggris untuk turut berkontribusi dalam perumusan kamus besar bahasa Inggris Oxford. Sejak saat itu, Minor meminta lebih banyak buku untuk turut mengirimkan kontribusinya.

Advertising
Advertising

Adegan tersebut merupakan satu dari sekian banyak adegan dalam film The Professor and the Madman garapan sineas Farhad Safinia. Selain menguak lika-liku sang editor perumusan kamus, James Murray (Mel Gibson), drama biopik itu juga mengangkat jasa Minor, pasien rumahsakit jiwa yang berkontribusi dengan mengirim 10 ribu lema berikut definisinya dalam kamus sohor itu.

Baca juga: Fakta dan Dramatisasi The Professor and the Madman

Terlepas dari jasanya, kisah Minor di film hanya terfokus pada perannya dalam kontribusi atas kamus. Itu berarti dia sudah mengalami gangguan jiwa. Latar belakang masa lalunya tak mendapat tempat.

Minor lahir di Kolombo, Ceylon (kini Sri Lanka) pada 22 Juni 1834. Orangtuanya, Eastman Strong Minor dan Lucy Bailey, membawanya dari New England, Amerika Serikat ke Sri Lanka sejak dalam kandungan. Perpindahan itu terjadi karena orangtuanya dipindahtugaskan ke Sri Lanka guna menyebarkan Protestan ke sana.

Dalam biografi Minor The Professor and the Madman: A Tale of Murder, Insanity, and the Making of the Oxford English Dictionary, jurnalis Simon Winchester mengungkapkan, setelah ibunya meninggal karena penyakit TBC, pada usia 14 tahun Minor dikirim kembali ke Amerika dan didaftarkan ke sekolah militer New Haven Collegiate and Commercial Institute di Connecticut.

dr. Chester William Minor semasa muda sempat bertugas sebagai dokter di Perang Saudara Amerika. (alchetron.com/Tangkapan layar Mola TV).

Minor kemudian melanjutkan pendidikannya ke jurusan medis Yale Medical School. Ia lulus pada 1863 dengan spesialisasi anatomi tubuh. Namun belum lama bekerja di Knight General Hospital sebagai dokter bedah, ia dipanggil ke Tentara Union dalam Perang Saudara Amerika yang berkecamuk sejak 1861.

“Padahal saat itu Minor sosok pribadi yang sensitif –sopan meminta maaf saat berbuat salah. Alih-alih berminat pada militer, dia akademik sejati dan terlalu halus hingga ingin jauh dari kekerasan. Hobinya hanya membaca, melukis, dan memainkan seruling,” tulis Winchester.

Baca juga: Josef Mengele Dokter Keji Nazi

Semua berubah setelah Minor ditugaskan menjadi dokter bedah di bawah pasukan Jenderal Ulysses S. Grant –dan diberi pangkat tituler kapten– dalam Pertempuran Wilderness, 5-7 Mei 1864. Jiwa Minor terguncang melihat kondisi para korban yang ia tangani. Kondisi jiwanya kian parah setelah dia ditugaskan mengurusi pasukan keturunan Irlandia yang tertangkap pasca-berusaha desersi.

“Para desertir yang terbukti bersalah di persidangan militer dihukum dengan cap huruf ‘D’ (Deserter, red.) dari tangan dr. Minor. Cap itu diterakan di pipi kiri para desertiran keturunan Irlandia hingga membuatnya trauma,” ungkap Clyde Partin dalam “William Chester Minor (1834-1920): Murderer and Maestro of Words” yang dihimpun di buku Doctors of Another Calling: Physicians Who Are Known Best in Fields Other than Medicine.

Sejak saat itu, traumanya memburuk hingga menimbulkan banyak gejala delusi.  Pada 1868, Minor dibebastugaskan. Karena delusi dan paranoianya makin parah, Minor dimasukkan ke RSJ St. Elizabeth, Washington DC.

Ke Seberang Atlantik

Selama tiga tahun dirawat di RSJ St. Elizabeth, sedikit demi sedikit kondisi Minor membaik. Pada 1871, ia menyeberangi Samudera Atlantik menuju Inggris dengan harapan bisa membuka halaman baru dalam hidupnya. Namun bukannya membaik, penyakit mental dr. Minor justru kambuh.

Pada 17 Februari 1872, Minor berbuat nekat. Merasa diikuti Declan Reilly sampai ke Lambeth, Inggris, Minor menembak mati pria yang dianggapnya sebagai desertiran pasukan Union keturunan Irlandia itu di sebuah jalan. Padahal, pria yang ditembaknya adalah George Merrett, pekerja kelas menengah dengan satu istri dan enam anak. Akibatnya, Minor dijebloskan ke RSJ Boardmoor untuk waktu yang tak ditentukan.

“Di Broadmoor, Minor ditempatkan di Blok 2, salah satu blok istimewa berkat campur tangan Konsulat Amerika di London. Lagipula delusinya dianggap masih bisa dikendalikan dan tak separah pasien lain walau tetap kambuhan. Di Blok 2 Minor juga bisa lebih bebas berkegiatan dan diizinkan membeli buku-buku dari sebuah toko buku di London dengan uang pensiunnya sebagai purnawirawan kapten Angkatan Darat Amerika,” ungkap Mark Stevens dalam Broadmoor Revealed: Victorian Crime and the Lunatic Asylum.

Baca juga: Winchester dan Teror Arwah di Rumah Bersejarah

Dari kurir toko buku langganannya itulah Minor mendengar kabar kontributor sukarela untuk perumusan kamus besar bahasa Inggris yang tengah disusun Murray. Berbekal pengetahuannya dari segudang buku yang dibacanya selama di RSJ Broadmoor, secara sukarela Minor mulai mengirimkan kontribusinya kepada Murray. Total ada sekira 10 ribu kata kontribusi Minor yang dipakai Murray.

“Kami bisa dengan mudah mengilustrasikan (bahasa) dalam empat abad terakhir hanya dari kutipan-kutipan yang berasal darinya,” ujar Murray dikutip Winchester.

Di masa senja dr. William Chester Minor memberi kontribusi 10 ribu lema untuk kamus bahasa Inggris Oxford. (yale.edu/Tangkapan layar Mola TV).

Murray yang amat terbantu oleh Minor lalu tergerak hatinya untuk menemui Minor. Pada Januari 1891, Murray akhirnya bertemu Minor untuk kali pertama di Broadmoor.

Namun, gangguan jiwa Minor terus memburuk. Selain didiagnosa delusi dan paranoia, Minor juga mengalami skizofrenia. Ia bahkan sampai menyunat habis alat kelaminnya akibat berhalusinasi melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak.

Baca juga: Kisah Kelam Janda Pemilik Pabrik Senjata Winchester

Murray lantas berusaha membebaskan Minor dari RSJ Broadmoor. Meski berhasil, upayanya justru berbuah pendeportasian Minor ke Amerika pada 1910 oleh Mendagri Winston Churchill.

Di Amerika, Minor kembali dimasukkan ke RSJ St. Elizabeth. Dari sana, dia dipindahkan ke fasilitas kejiwaan Retreat for the Elderly Insane di Hartford sampai meninggal dalam kesendirian pada 26 Maret 1920.

TAG

inggris kamus dokter bahasa

ARTIKEL TERKAIT

Sejarah Prajurit Perang Tiga Abad tanpa Pertumpahan Darah Ada Rolls-Royce di Medan Laga Rolls-Royce Punya Cerita Seputar Deklarasi Balfour Pangeran William, Putri Diana, dan Palestina Pasukan Jepang Merebut Kuala Lumpur di Musim Durian Ingar-Bingar Boxing Day Ketika Pangeran Inggris Jadi Korban Pencurian Sinterklas Terjun hingga Tumbang di Stadion