KATIE Bouman membuat gebrakan. Berkat algoritma yang disusunnya, foto lubang hitam bisa terwujud pertamakali dalam sejarah. “Saya sangat senang akhirnya kami dapat membagikan apa yang telah kami kerjakan selama beberapa tahun terakhir. Gambar yang ditampilkan hari ini adalah kombinasi dari gambar yang dihasilkan oleh berbagai metode,” tulis Katie dalam akun Facebook-nya.
Gambar yang dirilis NASA menunjukkan bayangan lubang hitam supermasif di pusat galaksi Messier 87 (M87), sebuah galaksi elips berjarak sekitar 55 juta tahun cahaya dari Bumi. Lubang hitam M87 punya masa 6,5 miliar lebih berat dari Matahari. Pengambilan foto lubang hitam tersebut menggunakan delapan teleskop radio (Event Horizon Telescope, EHT). Kedelapan teleskop tersebar itu berada di Hawaii, Meksiko, Arizona, Sierra Nevada Spanyol, Gurun Atacama Chili, dan Antartika. Semuanya beroperasi secara bersamaan untuk menagkap foto lubang hitam.
Katherine Louise Bouman lahir di Indiana, 9 May 1989. Ahli komputer itu menyelesaikan studi doktoralnya di Massachusetts Institute of Technology (MIT). The Guardian menyebut, Katie bergabung dengan tim proyek penyusunan algoritma enam tahun lalu, ketika usianya masih 23 tahun. Ia duduk sebagai peneliti muda, mengembangkan alogaritma untuk menyusun data dari teleskop menjadi satu gambar yang koheren.
Baca juga: Gempa Bumi Terbesar di Indonesia
Setelah tiga tahun membangun kode pencitraan, Katie bekerja dengan puluhan peneliti EHT selama dua tahun untuk mengumpulkan pencitraan lubang hitam. Pada Juni 2018 semua data teleskop akhirnya terkumpul. Katie bersama peneliti lain lalu menguji alogaritma yang sudah mereka susun di Harvard, sampai akhirnya foto lubang hitam itu rilis Rabu, 10 April 2019.
Dalam sejarah penelitian antariksa, Katie tak sendiri. Ada juga Margaret Hamilton, perempuan yang berjasa dalam pendaratan tim Neil Amstrong di bulan pada 1969. Margaret lahir di Indiana, 17 Agustus 1936. Lulusan jurusan matematika Universitas Michigan tahun 1955 itu kala berusia 24 tahun bergabung sebagai programmer di MIT.
Dari MIT ia bergabung dengan proyek Apollo 11 –yang dicetuskan Presiden John F Kennedy pada 1961– sebagai peneliti. Keikutsertaannya terjadi lantaran program pendaratan manusia di bulan merupakan kolaborasi pemerintah dengan MIT.
Baca juga: Musik Gamelan di Luar Angkasa
Margaret bekerjasama dengan 400.000 peneliti lain. Ia duduk sebagai kepala Divisi Rekayasa Perangkat Lunak dari Laboratorium Instrumentasi MIT. Margaret bertugas mengembangkan sistem bimbingan dan navigasi untuk Apollo 11. Sebagai ahli komputer, ia memimpin tim yang mengembangkan perangkat lunak dengan pengujian ketat. “Tidak ada kesempatan kedua. Kami semua tahu itu,” kata Margaret seperti dimuat dalam situs NASA.
Progam yang disusun Margaret berhasil. Amstrong yang menjajal software bikinan Margaret berhasil mendarat di bulan pada 20 Juli 1969 bersama dua rekannya, Michael Collins dan Edwin “Buzz” Aldrin. Perangkat lunak panduan Apollo 11 bikinan Margaret sangat mutahir dan tidak terjadi kesalahan atau kemacetan sistem. Kesuksesan program itu kemudian dipakai pula untuk roket Skylab, Space Shuttle, dan sistem fly-by-wire digital di pesawat (sistem yang membantu pilot mengoreksi kendali terbang pesawat).
Atas temuan pentingnya ini, NASA memberikan penghargaan khusus untuk Margaret pada 2003. “Penghargaan tersebut termasuk penghargaan finansial terbesar yang pernah diberikan NASA kepada individu mana pun hingga saat itu.” Ia kembali mendapat penghargaan pada 22 November 2016 ketika Presiden Barack Obama memberi Presidential Medal of Freedom untuk kontribusinya atas pendaratan sukses Apollo 11.
Baca juga: Planetarium Ambisi Sukarno Menguak Rahasia Angkasa