Masuk Daftar
My Getplus

Tipuan Asmara Romeo Merah

Tak hanya senjata dan muslihat, jaring asmara pun ditebar untuk mendapatkan rahasia negara.

Oleh: Aryono | 17 Feb 2014
Heinz Suetterlin (kiri)sang Romeo Merah. Leonore Heinz dan empat sekretaris di Kementerian Luar Negeri Jerman Barat menjadi korban agen KGB.

SELAMA Perang Dingin, banyak agen rahasia Uni Soviet (KGB) dikirim ke beberapa negara Sekutu. Para agen tersebut, terutama laki-laki, disebar untuk mencuri dokumen dengan cara merayu perempuan-perempuan yang bekerja di beberapa departemen strategis milik Sekutu. Operasi ini dinamai Operasi Hati Sunyi (Operation Lonely Hearts).

Menurut Harry August Rositzke dalam The KGB: The Eyes of Russia, salah satu korban yang terjerat rayuan adalah Leonore Heinz, seorang sekretaris di Kementerian Luar Negeri Jerman Barat. Dia berumur 35 tahun dan belum menikah ketika operasi itu dimulai pada musim panas 1960. Leonore kesepian.

Suatu malam, bel pintu rumahnya berbunyi. Seorang pria berusia 40-an berdiri di muka pintu sambil menggenggam rangkaian bunga mawar. “Di manakah flat tempat tinggal Nyonya Schmitz?” tanya pria itu dengan logat asing.

Advertising
Advertising

Leonore tak dapat menunjukkan lokasi yang ditanyakan pria itu.

“Wah, saya mendapat alamat yang keliru. Sungguh sayang jika bunga ini terbuang. Nah, biarlah saya mempersembahkannya untuk Anda saja,” ujar pria tersebut, yang memperkenalkan diri bernama Heinz Suetterlin.

Perkenalan itu berlanjut dengan makan malam, kencan, dan berakhir di pelaminan.

Setelah menikah, Leonore tetap bekerja sebagai sekretaris di Kementerian Luar Negeri Jerman Barat. Sebagai sekretaris, tugasnya berat. Dia harus mengelola data pribadi dan catatan para diplomat Jerman Barat. Ketika tak selesai dikerjakan di kantor, Leonore membawa berkas-berkas, dengan tingkat kerahasiaan tinggi, ke rumah –satu hal yang seharusnya terlarang.

Di rumah, Leonore rajin memasak untuk suaminya. Saat Leonore sibuk di dapur, Suetterlin sibuk memotret berkas-berkas rahasia yang dibawa Leonore. Hal tersebut berlangsung selama lima tahun. Dan hasilnya, seperti dikutip majalah Flambojan, 16 Oktober 1972, Suetterlin berhasil memotret empat ribu berkas berkode top secret dan mengirimkannya ke Moskow.

Dinas Kontra Intelejen Jerman Barat mengendus ketidakberesan ini. Mereka pun menangkap Leonore dengan tuduhan membawa berkas rahasia ke rumah. Dia digelandang ke tahanan di kota Cologne, Jerman.

Dari hasil penyelidikan, aksi Suetterlin terkuak. Begitu pula identitasnya sebagai agen KGB. Suettterlin dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara.

Dari sini, kemudian terungkap sasaran Operasi Hati Sunyi yang dilancarkan agen KGB di beberapa lembaga strategis milik Sekutu. Di antaranya, kantor pemerintah di Bonn (ibukota Jerman Barat), Brussels (ibukota Belgia), lalu di markas NATO. Sasarannya jelas: sekretaris perempuan yang kesepian.

Sejak itu, sekretaris-sekretaris perempuan, terutama di markas NATO, mendapat instruksi untuk menjauhi rayuan dari para “Romeo Merah”, sebutan bagi agen KGB seperti Suetterlin.

Ketika Leonore dikonfirmasi mengenai identitas suaminya yang ternyata agen KGB, dia depresi dan mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Sementara Suetterlin, yang mendekam di penjara, mengajukan banding. Dia mendapatkan seorang pengacara perempuan yang juga dipacarinya. Bandingnya diterima. Tak genap tujuh tahun mendekam di penjara, Suetterlin bebas, lalu menghilang dari Jerman Barat.

TAG

ARTIKEL TERKAIT

AS Kembalikan Benda Bersejarah Peninggalan Majapahit ke Indonesia Mata Hari di Jawa Menjegal Multatuli Nobar Film Terlarang di Rangkasbitung Problematika Hak Veto PBB dan Kritik Bung Karno Ibu dan Kakek Jenifer Jill Tur di Kawasan Menteng Daripada Soeharto, Ramadhan Pilih Anak Roket Rusia-Amerika Menembus Bintang-Bintang Guyonan ala Bung Karno dan Menteri Achmadi