Masuk Daftar
My Getplus

Bekas KNIL Masuk APRIS di Sumatra Selatan

Bekas KNIL masuk APRIS membuat bekas pejuang kemerdekaan kecewa. Di antaranya dipimpin oleh Beck dan Legiman.

Oleh: Petrik Matanasi | 08 Des 2022
Upacara serah terima KNIL ke APRIS di Muara Enim, Sabtu, 1 April 1950. (Arsip Nasional Belanda).

Setelah tahun 1949, tentara Koninklijke Landmacht (Tentara Kerajaan Belanda) akan dipulangkan ke Negeri Belanda. Sementara itu, Koninklijke Nederlandsche Indische Leger (KNIL, Tentara Kerajaan Hindia Belanda) akan dibubarkan. Para personel KNIL di seluruh Indonesia, termasuk di Sumatra Selatan, diberi pilihan: pensiun, ikut ke Belanda, atau masuk Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS).

Sub Komando Sumatra Selatan (Subkoss) yang sebelumnya memiliki empat brigade diciutkan menjadi satu brigade. Brigade Sumatra Selatan ini dipimpin oleh Letnan Kolonel Bambang Utojo. Isu masuknya bekas KNIL ke APRIS di Sumatra Selatan membuat bekas pejuang kemerdekaan kecewa.

“Jumlahnya saya kira 60 persen dari seluruh TNI yang bergerilya melawan musuh dalam Perang Kemerdekaan II (maksudnya Agresi Militer Belanda II 1948, red.),” kata Alamsjah Ratu Perwiranegara dalam Perjalanan Hidup Seorang Anak Yatim.

Advertising
Advertising

 

Menurut Alamsjah, dalam Brigade Sumatra Selatan terdapat 7.500 mantan TNI yang ikut revolusi dari 10.000 anggota APRIS di Sumatra Selatan. Sisanya ditambah bekas KNIL yang masuk di Sumatra Selatan.

Baca juga: Bekas KNIL di Jawa Timur Dikirim Perang

Alamsjah mengingat salah satu anggota KNIL bernama Beck. Waktu di KNIL, Beck hanya Sersan Mayor dalam sebuah Brigade KNIL di Sumatra Selatan. Ia masuk APRIS bersama sebuah kompi bekas KNIL. “Pangkatnya dinaikkan oleh pemerintah Belanda menjadi Letnan Satu ketika bergabung ke APRIS,” kata Alamsjah.

Selain Letnan J.H.A. Beck, mantan KNIL lain yang bergabung ke APRIS dan cukup menonjol adalah Legiman. Menurut pemberitaan Het Nieuwsblad voor Sumatra, 5 April 1950, Legiman adalah bekas Sersan Mayor KNIL. Ketika bargabung ke APRIS pangkatnya juga naik menjadi Letnan Satu.

Beck dan Legiman masing-masing memimpin sebuah kompi ketika pemindahan dari KNIL ke APRIS. Upacara serah terima pasukan Beck dan Legiman dilaksanakan pada Sabtu, 1 April 1950 di Muara Enim. Kedua pasukan itu diserahkan oleh Komandan Teritorial Sumatra Selatan Letnan Kolonel J. H. Brendgen kepada Letnan Kolonel Bambang Utojo selaku komandan militer Indonesia di Sumatra Selatan.

 

Awalnya, pasukan bekas KNIL disusun sebagai kompi tersendiri dalam Brigade Sumatra Selatan. Buku Untuk Diingat dan Dikenang: Menyambut HUT KODAM IV Sriwijaya ke XXVII menyebutkan, dalam Brigade Sumatra Selatan terdapat Kompi 26 di Muara Enim dipimpin Letnan Satu Beck, Kompi 27 di Lahat dipimpin Letnan Satu Legiman, Kompi 28 di Jambi dipimpin Letnan Satu Kerkhon, dan Kompi 29 di Prabumulih dipimpin Letnan Satu Soepangat. Keempat kompi ini adalah kompi bekas KNIL.

Baca juga: Bekas KNIL Masuk APRIS di Jawa Barat

Kompi-kompi itu berada di daerah pertambangan minyak dan batu bara di Sumatra Selatan. Selain itu, satu batalyon bekas KNIL dari Jawa Barat kemudian masuk ke Sumatra Selatan. Batalyon yang dipimpin Kapten Latuparissa ini ditempatkan di Muara Enim dan disebut Batalyon 207.

Batalyon 207 belakangan dikerahkan untuk menumpas angkatan perang Republik Maluku Selatan (RMS). Batalyon ini berangkat menuju Ambon pada 30 November 1950. Di sana, Batalyon 207 diperkuat pasukan Kompi 3 dari Batalyon 25. Kemudian batalyon ini bergerak ke Haruku.

Bekas KNIL biasanya akan segera dipindahkan ke daerah lain. Seumpama ia bergabung di Jawa Barat, tak lama kemudian bisa dipindahkan ke Sumatra Selatan. Seperti pasukan Latuparisa.

Biasanya bekas KNIL di dalam APRIS (kemudian berubah jadi TNI) perlahan-lahan dicampur dengan pasukan dari berbagai latar belakang. Sehingga jejak mantan KNIL tak dominan lagi di dalam kompi apalagi batalyon.

 

Hingga 1960-an masih banyak mantan KNIL yang berdinas di batalyon-batalyon Angkatan Darat, termasuk di Sumatra Selatan.

Baca juga: Bekas KNIL Masuk APRIS di Jawa Tengah

Ketika baru jadi Letnan Dua, Zain Ashar Maulani ditempatkan di Sumatra Selatan, yang pada 1963 sudah menjadi wilayah KODAM Sriwijaya. Maulani ditempatkan di Batalyon Infanteri 145 di Baturaja. Di batalyon ini dulu terdapat mantan KNIL Ambon, yakni Letnan Satu Gerrits Kakisina.

“Letnan Kakisina tidak begitu disukai oleh perwira-perwira batalyon, meski ia seorang perwira profesional terbaik yang saya lihat di satuan itu,” kata Zain Ashar Maulani dalam memoar Melaksanakan Kewajiban kepada Tuhan dan Tanah Air.

Letnan Kakisina yang pendiam pernah belajar di sekolah kader Gombong dan menjadi anggota intel Belanda, Netherlands Forces Intelligence Service (NEFIS). Ia pensiun dari TNI dengan pangkat Kapten.

Batalyon tempat Maulani dan Kakisina bertugas di awal 1960-an kini bukan lagi Yonif 145, melainkan sudah menjadi Yonif Raider 200/Bhakti Negara Kodam II/Sriwijaya. Batalyon ini andalan KODAM Sriwijaya.*

TAG

knil apris sumatra selatan

ARTIKEL TERKAIT

Siapa Penembak Sisingamangaraja XII? Thomas Nussy versus Anak Cik Di Tiro Hukuman Penculik Anak Gadis Dulu Para Sersan Berserikat Pengawal Raja Charles Dilumpuhkan Orang Bali Pengawal Raja Charles Masuk KNIL Setelah Gerard van Daatselaar Ditawan Kombatan Minahasa dalam Serangan Umum Persahabatan Sersan KNIL Boenjamin dan dr. Soemarno Sejumput Kisah Sersan Baidin