top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Pendidikan Agama di Kadewaguruan

Fungsi kadewaguruan sebagai tempat pendidikan agama tak berubah, dari dulu hingga kini.

9 Mei 2014

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Sebuah gambaran "mandala" Amoghapasa dari Kerajaan Singasari.

Sebuah gambaran "mandala" Amoghapasa dari Kerajaan Singasari.


DI masa lampau, tempat pendidikan berada jauh dari hiruk-pikuk keramaian. Letaknya di lereng gunung dan di tengah hutan, terpisah dari pusat pemerintahan.


“Selain sebagai tempat pendidikan agama, ia juga digunakan sebagai tempat bersemedi,” kata Agus Aris Munanadar, arkeolog Universitas Indonesia, kepada Historia.


Area itu disebut kadewaguruan, dipimpin seorang Dewaguru. Dalam melaksanakan tugasnya, Dewaguru dibantu murid-murid senior (ubwan dan manguyu).


Kadewaguruan merupakan kompleks pertapa yang dirancang khusus. Tempat tinggal Dewaguru berada di tengah, sedangkan para murid mengelilinginya, disusun berjenjang berdasarkan tingkat pengetahuan mereka. Karena tataletak seperti ini, kompleks perumahan pertapa itu disebut mandala (konfigurasi lingkaran).


Dalam Java in the Fourteenth Century, A Study on Cultural History. The Nagarakrtagama by Rakawi Prapanca of Majapahit. Vol. 5, TH Pigeaud, ahli sastra Jawa, menyebut kadewaguruan telah dibicarakan dalam kitab Rajapatigundala di masa Singasari. Raja yang disebut adalah raja Bhatati, yang diperkirakan sebutan bagi Krtanagara.


Di Majapahit, jumlah kadewaguruan meningkat sejak pemerintahan Hayam Wuruk (1350-1389). Dalam Nagarakrtagama, Hayam Wuruk tercatat pernah mendatangi sebuah mandala yang terletak di dalam hutan bernama wanasrama Sagara.


Di kadewaguruan, para murid dapat belajar secara perorangan atau berkelompok. Mereka belajar bertahap dari tata upacara, filsafat, hingga ajaran inti tentang kehampaan yang terdapat dalam kitab Tutur, buku keagamaan yang bersifat Siwa.


“Melihat isi ajarannya, kemungkinan kitab Tutur ini adalah bahan bagi mereka yang sudah mempunyai dasar pengetahuan agama dan bukan untuk pemula,” tulis Haryati Subadio, guru besar FIB UI bidang Sanskerta dan Jawa Kuna, dalam Jnanasiddhanta.


Fungsi lain kadewaguruan dapat ditelisik berdasarkan penemuan sejumlah naskah di wilayah Merapi-Merbabu, yang dikenal sebagai naskah Merpai-Merbabu. Wilayah tersebut, menurut Agus Aris Munanadar, tak hanya menjadi pusat keagamaan tapi juga skriptorium, tempat bagi para Brahmin menuliskan ajaran-ajarannya pada daun lontar.


Kadewaguruan sebagai tempat pendidikan agama pada masa Jawa Kuna masih digunakan setelah masuknya Islam di tanah Jawa,” kata Agus. “Tempat itu kemudian dikenal sebagai pondok pesantren, wadah pendidikan yang khas Nusantara dan masih terselenggara hingga kini.”*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
Dewi Sukarno Setelah G30S

Dewi Sukarno Setelah G30S

Dua pekan pasca-G30S, Dewi Sukarno sempat menjamu istri Jenderal Ahmad Yani. Istri Jepang Sukarno itu kagum pada keteguhan hati janda Pahlawan Revolusi itu.
bottom of page