Masuk Daftar
My Getplus

Revolusi Celana Seksi

Hotpants sudah populer di Indonesia pada 1970-an. Sejumlah peragawati hingga artis memakainya.

Oleh: Fandy Hutari | 05 Apr 2018
Perempuan memakai Hotpants pada 1970-an. Foto: pinterest.com.

PEREMPUAN pakai hotpants alias celana superpendek dan ketat di pusat-pusat perbelanjaan atau tempat umum lainnya sudah jadi pemandangan biasa. Dulu pemakainya terbatas kalangan artis.

Hotpants diperkenalkan perancang busana terkemuka asal Prancis, Yves Henri Donat Mathieu Saint Laurent atau lebih dikenal dengan Yves Saint Laurent, pada 1970. Setahun kemudian ia menjadi busana populer di dunia. Juga di Indonesia.

Perancang busana dan aktris film Baby Karnadi Huwae menyebut bahwa penyanyi, pemain film, dan peragawati Marjolien Tambajong atau lebih dikenal dengan nama Rima Melati sebagai pionir hotpants di Indonesia. Meski begitu, Baby tak melihat hotpants sebagai mode yang baru.

Advertising
Advertising

“Mode itu 25 tahun yang lalu sudah ada. Dahulu disebut orang short,” kata Baby, yang memiliki nama asli Baby Constance Irene Theresia Huwae kepada Varia edisi 19 Mei 1971.

Baby menuturkan, hotpants sebenarnya sebuah bentuk protes terhadap mode mini, maxi, dan midi. Dalam Kamus Mode Indonesia karya Ninuk Irma Hadisurya, mini adalah pakaian perempuan berupa rok atau gaun pendek di atas lutut. Ia populer pada 1960-an sebagai bagian dari revolusi mode. Maxi merupakan pakaian perempuan berupa rok atau gaun sepanjang mata kaki atau lebih dan populer pada 1970-an. Sedangkan midi adalah pakaian perempuan berupa rok atau gaun sepanjang setengah betis.

Bisa dibilang, hotpants merupakan sebuah revolusi pakaian perempuan menuju lebih modern, ketimbang mini, midi, dan mixi.

Pada awal kemunculannya di Indonesia, kuning menjadi warna hotpants paling populer. Bahan yang baik untuk membuat hotpants, kata Baby, harus yang mudah melar dan ketat.

Keberatan Organisasi Perempuan

Rima Melati percaya diri berpose mengenakan hotpants. Dia bilang suka memakai celana pendek sejak kecil.

“Sejak kecil saya sering memakai celana katok. Mode ini di Indonesia masih belum begitu populer. Hanya terbatas di kalangan artis dan remaja,” kata Rima kepada Varia, edisi 12 Mei 1971.

Pada awal kemunculannya di Indonesia, hotpants dikenal pula dengan istilah celana katok alias celana dalam.

Bukan sesuatu yang mengherankan bila Rima terpapar mode baru itu dengan cepat. Ibunya, Non Kawilarang, seorang perancang busana terkemuka pada masa itu. Menurut Kamus Mode Indonesia, Non Kawilarang yang bernama asli Adriana Paula Adeline Kawilarang termasuk pelopor industri mode di Indonesia. Pengetahuan Rima soal hotpants bisa jadi diperoleh dari ibunya.

Apalagi Rima saat itu seorang peragawati. Tak heran kalau ia pun mengikuti perkembangan mode dunia.

“Di negeri yang berhawa panas, seperti Indonesia, hotpants sesuai sekali untuk semua orang,” ujar Rima, peraih Piala Citra dalam Festival Film Indonesia 1973 untuk kategori Pemeran Utama Wanita berkat aktingnya dalam film Intan Berduri.

Rima memprediksi, setelah ia memakai dan memperkenalkannya, mode baru itu bakal tambah populer. Namun hanya terbatas di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Medan, Manado, dan Makassar.

Menurut aktris yang pernah bermain di 97 judul film layar lebar itu, perkembangan hotpants terhambat lantaran keberatan sejumlah organisasi perempuan, baik dari sisi moral maupun keamanan pemakainya.

Suka Tidak Suka

Tak semua publik figur menyukai hotpants. Salah satu istri Bung Karno, Naoko Nemoto alias Ratna Sari Dewi, tak mau ikut-ikutan pakai hotpants, sewaktu ia ada di Paris, Prancis. Padahal saat itu Paris sedang musim panas, dan orang-orang menggunakan hotpants dan rok mini untuk berjalan-jalan di luar rumah.

“Saya tidak anti-hotpants dan tidak antimini. Tapi saya tidak suka memakainya. Saya lebih suka memakai midi atau maxi ataupun kimono Jepang atau kebaya Indonesia,” kata Ratna kepada Varia, 12 Mei 1971.

Karena bentuk tubuhnya yang kecil dan agak pendek, Ratna tak percaya diri memakai hotpants. Menurutnya, hotpants hanya sesuai untuk perempuan langsing dan berkaki panjang.

Tapi, tanpa terelakkan hotpants digandrungi perempuan Indonesia.

“Kini telah banyak wanita-wanita di Jakarta yang muncul di jalan-jalan raya, di toko-toko, dan tempat-tempat ramai dalam pakaian hotpants,” kata Baby, pemilik Baby Boutique, kepada Varia, 12 Mei 1971.

Baby tak ketinggalan memamerkan foto-foto modelnya seperti Poppy, As, dan Rita dalam busana hotpants. Tentu saja ia tak mau melewati peluang menangguk untung dari mode yang baru dikenal di Indonesia.

Celana seksi ini secara tak langsung dipopulerkan melalui media film. Aktris film Eva Arnaz dan Lydia Kandou dalam beberapa film pada 1980-an mengenakan hotpants.

Seiring waktu, hotpants menjadi mode yang biasa dikenakan remaja, hingga kini. Kendati masih ada yang berpandangan negatif.

TAG

ARTIKEL TERKAIT

Jalan Radius Prawiro Sebagai Pengikut Jesus Bohl Tuan Tanah Senayan dan Matraman Tionghoa Nasionalis di Gelanggang Bulutangkis Peran Radius Prawiro dalam Lobi-lobi Internasional Ketika Jepang Tertipu Mata-mata Palsu Radius Prawiro Hapuskan SIAP yang Menghambat Pembangunan Lebih Dekat Mengenal Batik dari Kota Batik (Bagian I) Jejak Radius Prawiro dalam Reformasi Pajak Presiden Korea Selatan Park Chung Hee Ditembak Kepala Intelnya Sendiri Pengungsi Basque yang Memetik Bintang di Negeri Tirai Besi