Masuk Daftar
My Getplus

Produk Pendidikan yang Berhasil

Menyelaraskan pemikiran dan keterampilan.

Oleh: Risa Herdahita Putri | 06 Jun 2017
Adi Kurdi (1948-2020).

Di dalam dunia seni peran, nama Agustinus Adi Kurdi tentu tidak asing lagi. Ketika melihatnya, orang teringat serial Keluarga Cemara yang populer pada 1997. Aktor kelahiran Pekalongan, 22 September 1948 itu dikenal berkat perannya sebagai "Abah".

Bengkel Teater, yang dipimpin W.S Rendra, menjadi tempat pertama bagi Adi Kurdi mengawali karier. Dari panggung teater, dia menjajal layar lebar. Kepiawaiannya berakting dalam film Gadis Penakluk (1980) membuatnya masuk nominasi pemeran utama pria terbaik pada Festival Film Indonesia (FFI) tahun 1981. Setelah itu, dia membintangi sejumlah judul film dan serial drama televisi, termasuk Kapan Kawin? dan serial Masalembo yang tayang 2015.

Baca juga: Romantisme Keluarga Cemara

Advertising
Advertising

Abah Kurdi, yang juga mengajar, menaruh perhatian terhadap dunia pendidikan di Indonesia. Di balik popularitasnya sebagai aktor, dia begitu mengidolakan sosok Sukarno, sang proklamator dan presiden pertama Republik Indonesia. Dengan logat Jawanya, Kurdi menyebut Sukarno sebagai salah produk pendidikan yang berhasil.

Mengapa Sukarno?

Sebenarnya saya mengagumi banyak sekali tokoh di masa lalu, yang menyumbangkan diri, mendermakan pikiran, sepanjang hidup tanpa kenal menyerah bagi bangsa Indonesia. Tapi yang utama Sukarno.

Sejak kapan Abah mengidolakan Sukarno?

Sejak SMP saya sudah mengikuti sepakterjangnya. Awalnya karena sosoknya yang tampan dan gagah, lalu saya ikuti semua buku-bukunya.

Apa yang Abah tangkap dari sosok Sukarno?

Hebat dia. Dia belajar dengan tekun untuk mendapatkan pengetahuan lalu mempraktikkannya dalam kehidupan. Mungkin emosinya dominan karena dia selalu terlibat dalam masalah percintaan, tapi dia tak pernah takut.

Baca juga: Keluarga Cemara Menebar Inspirasi

Anda bayangkan, ketika sakit di Wisma Yaso, dia tidak dirawat dokter spesialis, tidak didampingi keluarganya, dia tak mengeluh. Dia rela hidup untuk bangsa dan negaranya. Dia tak pernah menyerah.

Apa yang paling diingat dari Sukarno?

Sejak memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, dia konsekuen dan bertanggungjawab. Dia berani melawan Amerika Serikat, negara adidaya yang bisa membuat Indonesia pada posisi sulit, dan menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika 1955 di Bandung yang melahirkan Gerakan Non Blok.

Apakah Sukarno menginspirasi Abah dalam berkarya?

Oh iya. Awalnya saya dikenalkan agar menjadi lebih peka terhadap keindahan oleh kakek saya. Saya dilatih tidak kompromi. Seniman sebaiknya tidak kompromi. Idealisme tidak bisa ditukar dengan uang. Sebagai seniman saya ingin mewujudkan kebenaran dalam pikiran menjadi karya. Sukarno juga tak mau kompromi.

Abah menyebut Sukarno sebagai produk pendidikan yang berhasil. Bisa jelaskan?

Sukarno itu sosok yang lengkap. Dia mampu merumuskan pikiran, iman, perasaannya, menjadi sebuah karya. Tidak hanya kecerdasan berpikir, tapi trampil, sehingga bisa mewujudkannya menjadi karya. Apa yang dia lakukan tidak hanya ikut-ikutan orang. Sukarno wujud pendidikan yang berhasil karena mampu mengamalkan kebenaran yang dia terima dalam proses belajar.

Bagaimana produk pendidikan sekarang?

Sekarang pendidikan belum mengarahkan pada terampil. Pendidikan kita masih suka mendikte. Hasilnya apa? Contoh, partai politik tidak lagi berorientasi politik tapi hanya soal menang-kalah yang sebenarnya sangat simpel. Ini bukti pendidikan tidak berjalan dengan baik.

Seharusnya proses memahami kebenaran itu dilakukan murid sendiri. Setelah berhasil memahami kebenaran itu akhirnya muridlah yang memutuskan apakah pengetahuan itu penting dan berguna dalam kehidupannya. Jadi, ada proses kreatif untuk mencapai suatu kebenaran.

Abah Adi Kurdi meninggal dunia pada 8 Mei 2020.

TAG

film sukarno adi kurdi keluarga cemara

ARTIKEL TERKAIT

Problematika Hak Veto PBB dan Kritik Bung Karno Ibu dan Kakek Jenifer Jill Guyonan ala Bung Karno dan Menteri Achmadi Pejuang Tanah Karo Hendak Bebaskan Bung Karno Rencana Menghabisi Sukarno di Berastagi Pyonsa dan Perlawanan Rakyat Korea Terhadap Penjajahan Jepang Benshi, Suara di Balik Film Bisu Jepang Supersemar Supersamar Warrior, Prahara di Pecinan Rasa Bruce Lee Exhuma dan Sisi Lain Pendudukan Jepang di Korea